CHAPTER 23

140 2 0
                                    

•••

Rooftop sekolah menjadi tempat Kimberly singgahi bersama Samuel untuk menghabiskan sisa waktu jam istirahat mereka.

Mereka hanya berdua karena teman-teman mereka yang lain memilih untuk makan di kantin.

Kimberly mengayunkan kakinya yang menggantung di udara sembari melihat buku yang penuh dengan lukisan Samuel

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kimberly mengayunkan kakinya yang menggantung di udara sembari melihat buku yang penuh dengan lukisan Samuel. Setiap lembarnya ia selalu merasa takjub.

Ternyata Samuel memiliki bakat melukis yang mengagumkan. Dan saat ia melihat lukisan wajahnya, tangannya mengusap lembar kertas itu dan tercipta senyuman kecil di wajahnya.

"Lukisan lo cantik," puji Kimberly.

Samuel menoleh sejenak dan menggelengkan kepalanya, tidak setuju dengan pujian Kimberly barusan.

"Kamu - nya yang cantik. Lebih cantik dari apapun, sangat-sangat cantik."

Samuel mengatakan itu secara lugas membuat pipi Kimberly merona. Gadis itu terkekeh pelan untuk menghilangkan rasa kikuknya.

"Berlebihan banget lo ah!"

"Hm?" Laki-laki itu menaikkan satu alisnya. "Itu nggak berlebihan, itu pantas untuk kamu. Kamu itu bagai bulan yang bersinar di antara milyaran bintang-bintang."

"LO!" Dia melototi Samuel. "Belajar gombal dari mana sih?!"

"Aku nggak gombal tuh, itu fakta."

"SAM!"

Samuel terkekeh pelan melihat Kimberly yang kesal. Sungguh, dia tidak membual tentang itu.

"Btw." Kimberly menggantungkan kalimatnya sejenak dan kembali melihat-lihat lukisan Samuel. "Lo pernah ikut lomba melukis gitu?"

Laki-laki itu menggeleng pelan. "Nggak, yang ada kalah duluan aku."

"Ih, apasih merendah banget lo. Bagus gini lukisan lo," kata Kimberly sedikit kesal.

"Kalo gue minta lo jadi pelukis, mau nggak?"

"Pelukis?"

Sebelumnya tak pernah tersebut di pikiran Samuel untuk menjadi pelukis. Karena yang ia pikirkan hanyalah belajar selama bersekolah dan ketika dia sudah tamat nanti, dia ingin mencari pekerjaan alih-alih berkuliah.

Jika ia mendapatkan beasiswa di kuliah, Samuel akan merasa bersyukur. Tapi jika tidak, dia akan lebih fokus untuk mencari pekerjaan. Demi kelangsungan hidupnya sendiri.

SOULMATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang