CHAPTER 16

157 2 0
                                    

•••

Samuel menyapa karyawan cafe begitu masuk dan sudah ada banyak pelanggan di dalamnya. Dia segera berganti pakaian dan membantu karyawan yang sudah bekerja sedari tadi.

"Sam, tolong bantu Andi dong di belakang. Dia dari tadi cuci piring gak kelar-kelar," kata seorang gadis yang bernama Maria.

Samuel menganggukkan kepalanya dan segera ke dapur untuk membantu Andi. Ia melihat banyak sekali piring dan gelas kotor yang menumpuk.

"Eh, Sam!" Andi terkejut saat Samuel berada di sampingnya.

"Hari ini rame, ya?"

"Iya, rame banget."

Maria meregangkan ototnya yang terasa pegal, akhirnya pekerjaan mereka selesai.

"Kalian pulang duluan aja, sisanya biar aku yang beresin," kata Samuel.

"Seriusan?" tanya Andi.

Samuel menganggukkan kepalanya. "Tadi aku 'kan agak telat, jadi gapapa."

Maria menepuk pundak Samuel, ia tahu bahwa laki - laki itu masih sekolah. "Semangat ya, Sam! Gue sebenernya mau bantuin, tapi hari ini gue bener - bener capek banget. Mana gue lagi dapet."

Andi memandang Maria. "Pantes kerjaannya ngomel mulu daritadi."

Gadis berambut pendek dan keriting itu melempar tatapan sinis pada Andi.

Seno menepuk pundak Samuel sebelum ia keluar dan menyusul yang lain. "Duluan ya, Sam."

"Iya, bang."

Setelah teman-teman kerja Samuel akhirnya pulang, laki-laki itu melanjutkan untuk bersih-bersih sebelum ia pulang dan menutup cafe.

Saat perjalanan pulang, Samuel mampir ke minimarket yang masih buka dan membeli minuman kaleng karena merasa haus.

"Terimakasih," ucap kasir setelah menerima uang bayaran dari Samuel.

Dia merasakan handphonenya bergetar di saku, Samuel pun mengambilnya dan melihat nama Kimberly yang tertera di layar handphone miliknya.

"Halo?" sapa Samuel terlebih dahulu.

"..."

Samuel menjauhkan handphonenya untuk memastikan telepon mereka masih tersambung.

"Halo, Kimberly?"

"H - Hai!"

Dia mengerutkan keningnya saat mendengar suara Kimberly yang gugup.

"Kamu belum tidur?" tanya Samuel seraya membuang kaleng bekas minumannya ke tong sampah.

"Belum. Lo lagi dimana? Kok berisik banget."

"Ah, iya." Samuel menatap jalan raya, dia sedang berada di halte menunggu bus untuk pulang ke rumah. "Aku barusan pulang kerja, ini lagi nunggu bus."

SOULMATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang