CHAPTER 42

96 6 2
                                    

•••

Nama Samuel kembali menjadi perbincangan saat laki-laki itu memenangkan juara 1 lomba melukis. Mereka terkejut karena Samuel bisa juara 1 disaat laki-laki itu tak masuk kelas melukis bahkan guru pun juga terkejut karena lukisan Samuel sangat bagus.

"Selamat ya, kak."

Seorang adik kelas mengucapkan selamat pada Samuel ketika dia ingin kembali ke kelas.

"Terimakasih."

Sampai di kelas, dia dapat melihat teman-temannya yang sudah menunggunya untuk pulang bersama.

"Lama banget?" tanya Kimberly.

"Iya, tadi ngobrol sebentar sama Bu Jema." Ia mengambil tasnya yang terletak di atas meja Kimberly dan memakainya.

Mereka berempat berjalan keluar kelas bersamaan, diam-diam Nando melirik sertifikat yang di pegang Samuel.

"Itu sertifikat menangnya?" Usai bertanya Nando memegang mulutnya, meringis karena giginya terasa ngilu.

Samuel memberikannya pada Edgar saat laki-laki itu ingin melihat.

"Iya."

"Dapat uang juga 'kan?" Jessica terlihat begitu senang.

"Iya," balas Samuel.

"Congrats ya Sam!" ucap Jessica diikuti yang lain. Mereka ikut senang dengan kemenangan Samuel.

"Makasih." Dia tersenyum tipis dan tak sengaja bertatapan dengan Kimberly.

Kimberly mendekatkan wajahnya ke telinga Samuel, "Pulang bareng gue naik mobil."

•••

Samuel menutup pintu mobil begitu ia sudah masuk dan menatap Kimberly.

"Inget 'kan gue bilang apa kemarin?"

Kening laki-laki itu berkerut samar, menatap langit-langit mobil dengan ekspresi seolah sedang mengingat sesuatu.

"Em ... hadiah?"

"Yup." Kimberly menghadapkan diri sepenuhnya pada Samuel. "Tutup mata lo."

"Huh?"

"Mau hadiahnya 'kan?"

Dengan kaku Samuel menganggukkan kepalanya pelan. Dia penasaran dengan apa yang akan diberikan Kimberly.

"Kalo mau, tutup dulu mata lo."

"O - Oke ..." Ia pun menuruti perkataan Kimberly dan menutup matanya.

Gadis itu mulai tersenyum melihat Samuel yang sudah menutup matanya. Perlahan ia mendekatkan wajah hingga jarak di antara mereka hanya beberapa centi.

Benda kenyal itu akhirnya saling menyentuh, Kimberly mencium bibir Samuel sampai laki-laki itu membuka matanya karena terkejut.

Saat Kimberly ingin menyudahinya, tangan Samuel sigap menahan kepala gadis itu. Awalnya Kimberly hanya menempelkan bibir mereka saja dan tak menyangka jika Samuel akan melumatnya.

SOULMATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang