*66* Bersatu

36 8 0
                                    

"Woi cak, tadi kau bilang ke gunung mana?" - tanya Petra saat mereka sedang dalam perjalanan.

"Gunung Mahendra."

"Nggak jauh dari sini."

"Berhenti! Semua berhenti! Di depan ada sesuatu!" - dan di tengah-tengah perjalanan, Gecko yang duduk di atas mobil tiba-tiba menyuruh semua mobil untuk berhenti. Mereka pun berhenti dan Petra keluar dari mobil di saat Nirmala memakai mayanya untuk terbang dan melihat situasi.

"Mobil sebanyak ini ditinggal di sini? Ke mana orang-orangnya? Jangan-jangan mereka diserang...." - Petra bertanya saat melihat banyak mobil diparkir di sekitar tempat mereka berhenti.

"Tidak. Kuncinya dibawa, barangnya gak ada yang ditinggal dan tak ada tanda-tanda kerusakan sama sekali." - Gecko menjawab seraya melihat ke dalam mobil dari jendela.

"Kayaknya mereka jalan kaki sampe ke puncak, soalnya jalannya nggak bisa buat pake mobil lagi." - Akhlis muncul dari kabutnya.

"Bisa jadi."

"Gecko, Petra, Akhlis! Di puncak sebelah sana ada seseorang!" - sahut Nirmala dari atas langit.

"Siapa yang ada di puncak? Lord of Wanderers atau yang lain....?" - tanya Petra.

"Hanya ada 1 cara untuk memastikan....." - jawab Gecko.

"Nak Petra! Apa semua baik-baik saja?" - ibu Nirmala bertanya seraya keluar dari mobil.

"Aman, tante! Cuma liat-liat aja kok. Tante dan yang lain tunggu di dalam mobil ya!"

"Oke, untuk berjaga-jaga kita tinggal dulu semua orang di sini bersama dengan Nirmala dan lemon. Lalu aku, kamu, dan Jayden...."

"Tidak. Aku sendiri yang akan naik. Kalian semua tunggu di bawah. Jangan ke mana-mana sebelum ada sinyal dariku." - Gecko memotong ucapan Petra.

".... Baiklah kalau itu maumu." - dan Petra langsung menyetujuinya.

"Oiya Jane, udah cek kan?" - setelah Gecko pergi, Petra bertanya pada Janeva.

"Udah. Kita nggak diikuti, nggak ada yang mencurigakan di sekitar. Aman seharusnya."

Beberapa menit setelahnya, Gecko kembali dan membawa mereka semua ke suatu tempat lewat portalnya setelah memastikan dan meyakinkan bahwa semuanya aman, karena yang ditemuinya adalah ayahnya. Dan mereka semua dibawa ke tempat para warga yang mengikuti ayah dari Gecko.

"Mereka adalah..... Orang-orang yang kehilangan kampung halaman akibat impact."

"Bapak dan ibu dari Desa Beringin. Kami hanyalah pengembara yang berpindah tempat dari satu tempat ke tempat lain. Mencari daerah yang belum terkena impact. Yang kami miliki tidak banyak dan perjalanan kami dipenuhi bahaya dan ketidakpastian. Meskipun demikian, aku akan berusaha semaksimal mungkin untuk menjaga dan memenuhi kebutuhan kalian. Bila kalian berkenan, kalian bisa bergabung dengan kami. Para pengembara. Tidak perlu minum darah ataupun ritual aneh-aneh." - Anggara menjelaskan.

"Syukurlah ya bu." - Nirmala berbisik pada ibunya.

"Te.....Te..... Terima kasih banyak, Lord of Wanderers!" - mereka semua berterimakasih pada Anggara.

"Emm... Panggil aku Anggara saja."

"Terima kasih, Lord Anggara. Semoga Lord sehat selalu. Dulu menjelang Pemilu saya niatnya memilih pak Setiabudi sebagai presiden. Tapi sekarang.... kalau pemilu jadi dilaksanakan saya pasti akan mencoblos Lord." - ibu dari Nirmala berkata.

"Lord Anggara presiden 202X!" - disambung oleh suaminya.

"Hohoho, gimana nih Lord? Gak mau nyaleg lagi? Pendukungmu udah makin banyak tuh. Mungkin kali ini Lord bisa menang." - Gecko mulai meledek ayahnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: a day ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

"Queen" (BFD fanfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang