Perlahan matanya terbuka, Janeva mendapati dirinya berada di sebuah tempat yang gelap.
"Di mana aku?" - gumamnya. Beberapa detik, dia sadar bahwa dia bicara dengan jelas.
'?!' - dia mencoba mengeluarkan beberapa kata, dia benar-benar mengatakannya dengan lancar dan jelas.
Inikah rasanya bisa bicara dengan lancar?
Dia bisa melihat banyaknya rekaman hidupnya ketika dia masih hidup. Dan hampir 95% nya dipenuhi dengan berlatih dan berlatih.
Bela diri, pedang. Dua hal itu adalah hidupnya.
'Sekarang betapa aku menyadarinya kalau hidupku sangat membosankan. Tidak ada tujuan hidup yang jelas, tanpa alasan hidup, dan hidupku dirantai bersama pedang dan bela diri, hanya menjadi boneka pria tua itu.' - Janeva mengingat soal kakeknya.
"Kau berada di antara hidup dan mati, bukan begitu?" - dia mendengar suara lain, mendapati ada orang lain ada di sana. Wanita? Wajahnya ditutupi kain dan dia memakai gaun serba hitam.
'Wanjir ada setan.'
"Kau tampak belum menemukan arti hidupmu sebenarnya, dan tidak bisa mati secara tenang."
'Ini kematian ya? Ngomongnya nyebelin banget.' - Janeva terus menerus mengumpat dalam hati. Gimana nemuin arti hidup wong 13 taon udah mokad.
'Apa yang terjadi? Ah..... Iya. Aku jatuh dari tebing ya. Aku jadi penasaran apa lagi yang akan dikatakan kakek selain "bocah kelainan".'
Janeva bisa menebak sendiri, bahwa kini Jason Law tidak menganggapnya lebih dari aib keluarga Law. Karena selain lahir dengan kelainan, dia justru mati terlalu cepat. Dia belum mendapat latihan lebih banyak layaknya keluarga Law, dan bisa saja kini menjadi yang terlemah di keluarganya karena tidak latihan sampai akhir.
'Masa bodo. Aku mati, aku bebas dari kakek.'
.
.
.
Janeva membuka matanya lagi. Dia melihat keatas, sebuah ruangan. Ruangan yang tidak dikenal. Mirip sebuah rumah sakit.
'Huh...? Apa yang baru saja terjadi?' - pikir Janeva bingung sendiri. Dia melihat ke tubuhnya, tubuhnya tidak hancur sama sekali.
"Rohnya sudah kembali!"
"Cepat cek gelombang otak dan detak jantung!"
'Apa yang terjadi? Kalau aku sudah mati berarti ... Aku menjadi undead?'
"Bagaimana keadaanmu?" - tanya seorang jinn wanita bertanduk. Janeva melihat kearahnya. Kalau saja dia tidak berpikir kalau dia adalah undead sekarang, dia sudah syok kejang-kejang melihat wanita ini.
"Siapa kau ... Dan dimana ini?" - tanya Janeva sambil langsung duduk. Tapi kepalanya sakit, akhirnya dia kembali tiduran.
"Jangan terbangun dulu. Kau masih baru, jadi belum 100% sembuh. Dan namaku Dwi, dokter disini. Kau ada di alam sarpa, karena kematianmu setelah terjatuh dari ketinggian, kau dikirim kesini sebagai undead." - jawab Dwi.
KAMU SEDANG MEMBACA
"Queen" (BFD fanfiction)
FanfictionDia hanyalah orang yang hidup sebagai 'bayang-bayang' orang lain, tapi akhirnya malah satu tim sama orang-orang yang otaknya sedeng?! (Born From Death webtoon fanfiction) Alur cerita dan karakter bukan milik saya, yang saya miliki hanyalah OC A/N :...