*62* Bukan Akhir

236 30 0
                                    

"Yah, untung deh kalian akur." - gumam Janeva yang merasa lebih lelah dengan pertengkaran Jayden dan Jaimerson dibandingkan pertarungannya sendiri.

"Kau lelah?'

"EEEEKKKHHH!" - Janeva terkejut saat mendengar suara Akhlis dari belakang.

"Dari mana aja kau?! Aku gak lihat kamu dari tadi!"

"Itu...." - Akhlis menunjuk ke arah mayat-mayat Lilim yang entah kenapa tersusun dengan sangat rapi di atas aspal. Mayat-mayat itu disusun dengan dibuat barisan yang rapi.

".... Harus banget ya disusun......"

"Sudahlah, bersiap! Masih ada banyak di sini!" - sahut Janeva seraya melihat sekelilingnya. Lilith benar-benar memfokuskan bunga-bunga kecilnya untuk membunuh Janeva.

"Kenapa kau pakai paramaya lagi? Kau pakai dua kali-"

"Diam. Aku harus melakukan ini kecuali mau semua mokad." - Janeva melesat ke arah bunga-bunga kecil itu dan membunuhnya. Kristalnya tumbuh dimana-mana hingga membunuh semua bunga itu. Namun pijakannya terganggu karena Lilith menggerakkan sulur-sulur di kakinya untuk menghancurkan gedung-gedung di sekitarnya.

"J*lang itu berniat menghancurkan semua gedung supaya kita kehilangan tempat untuk berpijak!" - sahut Jaimerson.

"Hmph, bunga itu tak sebodoh yang kukira." - Ina menyeringai.

"KYAAA! Oh, tidak! Rambutku kehilangan pegangan!" - dan ada sulur yang menghantam paramaya Kayla hingga kehilangan keseimbangan karena serangannya. Rambutnya segera menggenggam gedung-gedung yang tersisa.

"Fyuh, aman, aman! Aku masih bisa bertahan!" - Kayla menghela napas lega. Lilith mengeluarkan tunasnya semakin banyak, dan Gecko menghentikannya dengan mayanya.

"Nice, kak Gecko!' - sahut Kayla. Namun tiba-tiba beberapa dari tunas itu bisa keluar dari maya Gecko dan lolos, membuat Kayla terkejut.

"Lho lho lho kak Gecko! Itu makin banyak yang lepas! Fokus, kak!"

"Ma....af. Kamu memang.... masih bisa bertahan.... Kay...." - gumam Gecko yang tangannya mulai bergetar.

"Kak....?"

"Tapi aku... Aku yang tak bisa...." - tubuh Gecko sudah terluka parah, darah hitamnya mengalir keluar dari sekujur tubuhnya. Akhirnya, bola paramayanya pun pecah dan semua tunas yang tadinya ditahan olehnya beterbangan.

"KAK GECKO!" - Kayla pun segera mengejar Gecko yang terjatuh.

"Shit!" - Janeva merutuk, dia membuat sebuah bongkahan kristal besar dan menyerang tubuh Lilith, bersamaan dengan tembakan Ina. Serangan mereka berdua pun menghancurkan tubuh Lilith, dan tubuhnya mulai gagal beregenerasi.

'Huh, di situasi seperti ini, aku jadi iri pada angsa betina yang memiliki sayap itu.' - Ina berbicara dalam hatinya, merasa kesal karena dia harus berlarian di sulur-sulur Lilith. Lilim yang mengejarnya pun mati dalam satu serangan.

'Oh? Lilith berhenti beregenerasi dan mulai berhenti memproduksi Lilim, tunasnya juga udah gak ada. Petra dan Nirmala berhasil ya?' - Janeva sedikit lega dengan itu. Namun dia tidak bisa lega sepenuhnya juga karena dirinya sekaligus teman-temannya semua sudah mulai kelelahan.

"!!" - namun masih ada Lilim yang berhasil mengejar Ina dan langsung menggenggam tubuhnya.

"Tak semudah itu, sayang!" - Ina membuat senapan dari sepatunya dan langsung mengarahkan telapak kakinya ke atas untuk menembak Lilim.

"Cih!" - namun masih ada Lilim lain yang mendekatinya dan langsung menggenggam tangannya.

"B*deb*h!" - dan semakin banyak yang menggenggamnya hingga dia tidak bisa bergerak. Ada pula sulur yang mengikat tubuhnya, benar-benar menghalangi pergerakannya.

"Queen" (BFD fanfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang