14. Jangan Khawatir

313 53 67
                                    

Askara: Nay, gue minta tolong foto-foto itu jangan sampai tersebar kemana-mana.

Nayla beranjak dari sofa yang berada di ruang tamu rumahnya, ia sentak kaget ketika mendapatkan sebuah pesan dari Aska.

"Kenapa sih Nay?" tanya Shelvia, mereka sedang berkumpul di ruang tamu itu untuk menunggu kabar dari Arul, Azzof, dan Naufal.

"Nay, ada yang ngetok pintu, kayaknya itu mereka," ucap Ratu, lalu Nayla dengan sigap berlari untuk membuka pintu.

"ASKA??"

"Kenapa sih? Panik banget mukanya." goda Aska, sempat-sempatnya ia mengacaukan rambut Nayla, hingga sedikit berantakan.

Wajah Nayla memerah, diikuti dengan jantungnya yang berdetak lebih kencang dari biasanya, bukannya marah, Nayla malah tersenyum tipis saat tangan Aska mencapai puncak rambutnya.

"Apaan sih lo, gue cuma takut lo melabrak orang yang gak salah!" cetus Nayla, ia menyadari ada yang aneh pada dirinya. Perkataannya sungguh bertolak belakang. Yang sebenarnya adalah ia takut Aska terluka jika menyerang Jeff sendirian.

"Gue tau, walaupun Jeff udah jadi mantan lo, dia gak mungkin tega, buat muka cantik lo jadi bengkak kayak gini," jelas Aska, ia mencoba untuk membuat Nayla tenang, agar semuanya terlihat baik-baik saja.

"Foto-foto itu ..."

Kalimat Nayla terpotong ketika jari telunjuk Aska berhasil menutup kedua bibirnya. Mata gadis itu membulat, ia kembali merasa aneh pada dirinya.

"Jangan khawatir, semua akan baik-baik aja," bisik Aska, mulutnya sangat dekat dengan daun telinga Nayla, dengan jarinya yang masih menempel pada bibir tipis milik gadis itu.

Nayla masih mematung, bahkan matanya tidak berkedip sedikitpun, padahal suhu udara sedang rendah. Namun, ia merasa panas di sekujur tubuhnya.

"Ayo masuk, di luar dingin," ajak Aska, senyumnya merekah ketika melihat Nayla mematung karena ulahnya, semua tingkah Nayla kini terlihat lucu dimatanya.

Belum sempat Aska dan Nayla mendorong pintu untuk masuk ke dalam, tiba-tiba ada suara motor yang tak asing di telinga mereka. Aska menoleh ke sumber suara, ternyata mereka adalah tiga anggota inti Gafarone.

"Anjirr kita nungguin di depan markas Alfragon, ternyata dia udah di sini," sesal Naufal, mereka turun dari motor dan menghampiri Aska yang sedang bersama Nayla di depan pintu rumah milik Nayla.

"Gimana bos? Jeff udah lo habisin?" tanya Arul, membuat Nayla menatapnya tajam.

Aska hanya merespon dengan isyarat wajah, berharap agar ketiga temannya itu tidak melanjutkan ucapan mereka.

"Pantesan markas mereka adem-adem waee, ternyata misinya gak jadi?" lanjut Naufal.

"Lo bisa diam gak!" cerca Aska, ia mengusap wajahnya seperti orang yang sedang depresi.

"Misi apa yang kalian omongin?" Nayla penasaran dengan perbincangan mereka, bukankah Aska bilang semua akan baik-baik aja.

"Cuma misi biasa Nay, supaya Jeff gak gangguin lo lagi." ucap Aska, lalu mulutnya kembali mendekati telingan Nayla "Soalnya kalau Jeff masih gangguin lo, nanti gue gak ada kesempatan untuk maju buat mendekati lo."

Aska mengangkat kedua alisnya, ia berusaha untuk meyakinkan Nayla, sementara Arul, Naufal, dan Azzof hanya saling beradu mata, melihat tingkah ketuanya yang seperti buaya darat.

"Kemarin-kemarin gak berani deketin Nayla, abis kena tembakan malah jadi brutal," sindir Naufal, merasa merinding pada area tengkuknya.

Nayla membuka pintu dengan lebar, terpampang tiga orang yang duduk anteng di ruang tamu, mereka memasuki rumah itu dan berkumpul bersama di ruangan besar yang terdapat sofa-sofa empuk, serta hiasan bunga yang menjalar di seluruh ruangan.

ASKARALA: OF COURSE NAYLA [SEGERA TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang