Bagian 18

233 14 0
                                    

🌷 happy reading 🌷

Rakha menaruh tubuh Nayara ke kasur dengan sangat hati-hati.

Belum juga Rakha menegakkan tubuhnya dan tangan Nayara belum lepas dari leher Rakha, tiba-tiba saja petir menyambar dan menimbulkan bunyi yang cukup keras.

Sontak Nayara menarik leher Rakha dan hembusan nafas Nayara sangat terasa di leher Rakha.

Rakha meneguk saliva nya susah payah.

Sampai...

Beberapa menit kemudian keimanan Rakha mulai goyah.

"Nayara, saya juga laki-laki normal dan mempunyai hawa nafsu" ucap Rakha.

Nayara segera melepaskan tangannya dari leher Rakha "maaf gue tadi kaget, makanya gue tarik Lo" ucapnya.

Rakha menganggukkan kepalanya "Ayo sholat tahajjud dulu" ucapnya.

Nayara segera menuju kamar mandi untuk wudhu. Setelah itu, ia menyiapkan alat sholat yang akan di pakai oleh dirinya dan Rakha.

Sedangkan Rakha, ia sedang mengambil wudhu. Setelah nya ia sholat tahajjud berjamaah bersama Nayara.

Setelah selesai melaksanakan sholat tahajjud, hujan pun turun disertai petir yang terus menyambar dan diikuti hawa dingin menusuk tubuh.

"Dinginn bangett" ucap Nayara yang masih menggunakan mukenah nya.

Nayara menuju kasur, ia berlindung di balik selimut dari kedinginan.

"Lo gak dingin ?" Tanya Nayara pada Rakha.

"Enggak biasa saja" ucap Rakha lalu ia membereskan sajadah yang di pakai Nayara dan dirinya.

Setelah itu ia menuju kasur samping Nayara dan berlindung juga dari kedinginan di balik selimut.

"Katanya biasa aja, tapi kok ikut pake selimut juga" ucap Nayara.

"Memangnya tidak boleh ?" Ucap Rakha yang sudah duduk di samping Nayara.

"Boleh sih"

Nayara menyalakan tv.

Beberapa detik kemudian, petir menyambar di sertai suara yang keras dan mati lampu.

"Huaa" teriak Nayara.

Tanpa Nayara sadari, ternyata ia telah memeluk tangan Rakha yang berada tepat di sampingnya.

"Kamu takut sama petir ?" Ucap Rakha.

Mendengar pertanyaan itu, Nayara langsung membuka matanya dan segera melepas pelukannya pada tangan Rakha. "Maaf gue gak sengaja peluk tangan Lo" ucapnya.

"Tidak papa, jadi kamu takut sama petir ?" Tanya Rakha kembali.

"Enggak, cuma suka kaget kalo suara petirnya keras" ucap Nayara. "Ini kenapa gelap semua ?" Ucapnya kembali.

"Mati lampu" ucap Rakha.

"Mati lampu ? Kapan ?" Ucap Nayara.

"Tadi berbarengan sama petir"

Tidak lama dari itu, Nayara merasa seperti ada yang datang yaitu tamu bulanan.

Nayara beranjak turun dari kasur dan mengambil handphone.

"Mau kemana ?" Ucap Rakha.

"Mau ke kamar mandi" ucap Nayara lalu segera pergi ke kamar mandi.

Benar dugaan Nayara sebelumnya.

NayaRakha Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang