08. Messed Up - 1

429 69 8
                                    

Dua hari sebelumnya, jam 9 malam.

Ken POV

"Demi Tuhan, Jin, berhentilah minum, kau bahkan tidak bisa berdiri sendiri sekarang. Cukup, ayo pergi."

Aku berkata pada Jin dengan memelas. Tapi anak bandel itu tidak mendengarku malah mengerutkan keningnya padaku.

"Kennie... Kenapa kau begitu... kasar padaku? Kau tahu... Ini... adalah... hari terakhir...kebebasanku. Iblis itu... Tae akan segera kembali... Jadi aku akan... minum... sepanjang malam... dan menikmati hari ini." Dia meneguk minuman lagi.

Jika ayahnya atau Taehyung melihatnya dalam kondisi seperti ini, aku akan terbunuh dalam sekejap. Aku pikir bahkan Joon hyung juga akan memarahiku karena ini. Setidaknya yang lain sedang tidak ada di Korea saat ini. Itu adalah berkah.

Dia terus minum sampai entah berapa gelas. Aku hanya bisa menghela nafas.

"Jin, tetaplah disini. Jangan pergi kemana-mana. Aku akan segera kembali. Aku ingin pergi ke toilet sebentar, Oke? Jangan pergi dari sini" Dia mengangguk dan tersenyum padaku. Aku rasa dia bahkan tak bisa berdiri dari kursinya. Dia sangat mabuk.

Kemudian aku pun pergi ke toilet.
.
.
Sampai di toilet, ponselku berdering.

Siapa yang meneleponku? Aku bahkan tak bisa buang air kecil... Sial. Sial... Tuan Taehyung. Kenapa dia menelepon sekarang. Oh Tuhan. Haruskah aku menerima ini? Bagaimana jika dia bertanya tentang Jin. Oh tidak.

Aku menjambak rambutku dengan frustrasi. Panggilan terputus. Aku menghela napas lega dan bersandar di dinding. Namun beberapa saat ponselku berdering kembali.

Aku tersentak mendengar suara itu. Meskipun aku sedang berada di toilet, aku bisa mendengar suara keras dari area klub. Tapi deringan ponsel itu membuatku merinding. Tuan Taehyung bukanlah orang yang sabar.

Aku berdoa pada Tuhan dan akhirnya memutuskan untuk menjawab panggilan tersebut.

"Halo, Tuan.." Aku bisa merasakan tanganku berkeringat.

"Dimana Jin?" Bagus, matilah aku.

"K-kami berada di rumah seorang teman. Kami—"

"Berikan teleponnya pada Jin" perintahnya dengan suara yang dalam.

Tidak mungkin. Jin sedang mabuk. Bagaimana jika dia mengacaukannya.

"T-tapi..."

"Ken, aku memintamu untuk memberikan teleponnya pada Jin." Ya Tuhan.

"Y-ya, baik Tuan." Aku keluar dari kamar mandi dan menghampiri Jin. Tapi pemandangan di depanku membuat darahku mendidih. Seorang pria mencengkeram Jin meskipun Jin sudah menolaknya. Jika Jin dalam konsisi baik, dia akan melawan orang itu. Dia pandai membela diri. Tapi sekarang tidak demikian.

Aku menutup panggilan dan mematikan telepon. Mari kita bahas ini nanti. Tuan Taehyung baru akan pulang besok. Jadi mari berbohong nanti. Sekarang keselamatan Jin adalah yang utama. Jika sesuatu terjadi padanya, aku yakin aku akan dikubur hidup-hidup.

Aku mendatangi Jin dan memeluknya. Lalu membuatnya berdiri di belakangku dengan aman setelah mendorong pria itu ke samping yang menyebabkan dia jatuh.

"APA YANG KAU LAKUKAN. BERANINYA KAU MENYENTUHNYA?"

Aku meraung pada pria itu. Tapi kemudian aku tahu bahwa dia tidak sendirian. Mereka hampir lima orang termasuk yang terjatuh tadi. Ini akan menjadi malam yang panjang. Aku menoleh ke arah Jin yang melihat sekeliling dengan sempoyongan. Aku menyuruhnya duduk di kursi terdekat.

"Ke...nnie..." Aku menghela nafas.

"Ayo kita selesaikan ini dengan cepat dan pulang. Tunggulah disini." Aku menoleh ke arah pria yang lain.

Laws of Love | KookjinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang