29. My Heart Says So

331 58 8
                                    

Jungkook POV

"Bagaimana keadaannya? Apa dia sudah sadar?" Jimin bertanya begitu Yoongi tiba di rumah kami. Dia tampak sangat tertekan. Tentu saja itu sudah bisa diduga, dia baru saja kembali ke Seoul dari sebuah misi besar.

Dia memasuki ruang tamu lalu duduk di sofa. Dia menghela nafas dan bersandar ke sofa.

"Dokter mengatakan butuh waktu lama baginya untuk sadar. Bajingan itu telah memberinya banyak narkoba dan karena efek sampingnya dia dalam keadaan koma. Jadi kita harus menunggu." Yoongi berkata dengan mata terpejam.

Jimin bergerak ke arah sofa dan duduk di sampingnya.

"Kita sudah menemukannya, bukan? Jadi mari kita tunggu... Dia akan kembali ke dirinya yang sebenarnya. Semua akan baik-baik saja. Umm... Apa kau tidak melanjutkan penangkapan Kim?" Yoongi menggelengkan kepalanya dengan negatif dan mencondongkan tubuhnya ke depan.

"Kita harus menunggu. Seperti yang diharapkan, mereka telah menempatkan orang lain untuk mengambil tuduhan terkait transaksi senjata ilegal. Hanya saja mereka kehilangan sejumlah uang. Tak ada yang bisa kita lakukan secara hukum terhadapnya. Kim Namjoon itu rubah. Dia tidak meninggalkan celah untuk kita. Satu-satunya yang bisa membantu kita adalah ketua kita. Saat dia bangun dari koma, kita bisa menggunakannya untuk menangkap Kim. Sampai saat itu kita harus menunggu. Umm... Selain itu informasi yang kalian kirimkan padaku juga tidak valid karena Han sendiri yang menyerahkan diri pada polisi. Dan menurut pernyataannya, seseorang di Perancis adalah pihak lain yang telah mendaftar untuk bertransaksi—"

"Tapi perusahaan Prancis itu berada di bawah Kim, kita bisa membuktikannya. Kita punya beberapa dokumen mengenai hal itu" ucapku memotong pembicaraannya.

"Tak ada gunanya. Kim Namjoom mungkin sudah menyiapkan beberapa dokumen palsu untuk menunjukkan bahwa mereka sudah memutuskan hubungan dengan perusahaan itu. Sama seperti hari ini. Bahkan atasan kita sudah memberitahu untuk menghentikan investigasi ini karena para tersangka palsu sudah menyerahkan diri. Aku tahu mereka adalah anjing suruhan Kim. Itu sebabnya aku tidak menginformasikan apapun yang berhubungan dengan ketua. Ini adalah risiko yang lebih besar bagi ketua kami karena Kim tahu bahwa dia bisa bersaksi melawan mereka." Yoongi berkata dan meletakkan telapak tangannya di wajahnya.

Aku juga duduk di sofa di sebrangnya. Aku sudah pernah menangani banyak kasus yang menantang sebelumnya, tapi yang satu ini tampak begitu sulit. Meskipun aku mengumpulkan banyak informasi yang menguntungkan bagi kami, tapi tidak ada gunanya. Mereka akan melewati setiap jebakan kita dengan sangat mudah. Aku rasa aku tidak bisa pergi kesana lagi untuk mengumpulkan lebih banyak informasi karena aku tahu Jin sudah mengenaliku. Aku tidak menceritakan hal ini pada siapa pun. Aku belum mendapatkan waktu yang tepat karena kami semua sibuk dengan misi kami.

Aku juga tidak tahu kenapa aku tidak takut pada Jin. Jika dia akan mengeksposku, maka dia akan melakukannya saat ini juga. Dan bukan dia yang akan datang menemuiku, melainkan Taehyung. Aku tahu aku harus berpikir logis disini lebih dari secara emosional... Tapi...

"Tidak apa-apa JK. Kau benar-benar melakukan pekerjaan dengan baik. Ini semua karenamu, kita bisa mendapatkan ketua kita kembali. Jadi jangan sedih. Kim akan hancur. Aku akan memastikan itu akan terjadi." Yoongi berkata padaku.

Aku mengangguk padanya.

"Kau harus pergi ke kantor mereka sampai kita mendapatkan kabar terbaru dari dokter yang menangani ketua. Dia berada di tempat rahasia sekarang. Tak ada yang boleh tahu tentang tempat itu. Pastikan juga untuk mencari tahu rencana mereka selanjutnya. Mengenal Taehyung, aku yakin dia akan merencanakan sesuatu untuk mengejarku. Kali ini dia akan menjadi orang yang jatuh ke dalam perangkapku. Kau juga harus memastikan bahwa kau tidak akan tertangkap. Taehyung adalah iblis. Dia tidak akan mengampunimu jika dia tahu tentangmu. Jadi, agar dia tidak meragukanmu, kau harus pergi ke kantor seperti karyawan biasa... Kau mengerti?" Aku menggigit bibirku dan mengangguk.

Aku pikir aku tidak perlu pergi ke kantor karena kami sudah menemukan pimpinan kami. Dan Jin juga sudah tahu tentang aku. Tidak tahu siapa lagi yang tahu selain dia... Tapi aku tak punya pilihan lain. Aku yakin Jin tidak akan mencelakakanku. Aku tidak yakin tentang itu tapi hatiku berkata begitu.

Ponselku berdering tiba-tiba yang membuatku tersadar dari lamunan. Aku mengambilnya dari saku dan memeriksa nomornya. Nomor yang tidak dikenal dan juga ini adalah nomor ini adalah nomor yang aku gunakan untuk urusan di kantor.

Siapa ini? Aku menerima panggilannya.

"Halo.."

"JK?" Sebuah suara kecil berbicara dari sisi lain. Aku tidak tahu siapa itu. Aku tidak merasa bahwa itu adalah salah satu rekan kerjaku, karena suara ini tidak asing.

"Ya... Siapa ini?"

Aku bisa mendengar seseorang mendesah diseberang sana...

"Aku tidak berpikir bahwa Jeon Jungkook akan bisa melupakanku secepat ini."

Mataku membelalak begitu aku mengetahui siapa orang itu. Itu dia. Jin.

Yoongi dan Jimin menatapku dengan bingung, mungkin karena perubahan ekspresiku. Dengan canggung aku tersenyum padanya dan mengatakan bahwa semuanya baik-baik saja. Aku pindah ke kamarku dan mengunci pintu.

"J-jin?"

"Oh, kau mengingatku. Bagus sekali." Aku tidak menanggapi hal ini karena aku tidak tahu bagaimana cara menanggapinya.

"Apa kau masih disana? Oh tunggu... Apa ada orang bersamamu sekarang? Kalau begitu jangan bicara. Dengarkan saja aku." Aku mengangguk meskipun dia tidak melihatnya.

"Kau tahu semuanya berantakan disini karena pekerjaan mata-matamu. Dan jangan khawatir iblis sedang mencarimu."

Dia berkata padaku dengan suara berbisik.

"Jangan khawatir. Tae tidak tahu tentang hal itu sekarang. Tapi akan segera tahu. Umm... Aku tidak mengatakan hal ini pada siapa pun jadi jangan berhenti datang ke kantor. Karena itu akan membuat Tae curiga padamu. Kau harus datang ke kantor seperti biasa dan melakukan pekerjaanmu, oke?"

"Mm..."

"Baiklah... Dan carilah cara untuk dipecat dari pekerjaanmu tanpa menimbulkan kecurigaan."

"Mm... Tapi kenapa kau membantuku?"

Hening... Dia tidak menanggapinya. Aku memeriksa kembali layar ponsel untuk memeriksa apa dia sudah menutup telepon.

"Jin..."

"Mm..."

"Kau bisa menceritakan tentangku pada hyungmu. Lalu kenapa kau tidak melakukannya?"

"Kau juga bisa menggunakanku untuk mendapatkan informasi tentang perusahaanku. Kau bisa menggunakanku sebagai target untuk mendapatkan para hyungku. Kau punya banyak kesempatan untuk itu. Tapi kau tidak melakukan itu. Kenapa?"

Aku yang menjadi tidak bisa berkata-kata sekarang.

Aku tahu jawabannya. Tapi aku tidak bisa mengatakannya.

"Aku tidak tahu... Mungkin... aku tidak ingin menyakitimu" jawabku.

Hening

"Aku juga... Aku juga tidak tahu kenapa aku melakukan ini. Hanya hatiku yang mengatakan padaku untuk melakukan ini. Rasanya benar meskipun aku mengkhianati keluargaku sendiri dengan memihakmu. Seperti yang kau katakan, aku juga tidak ingin melihatmu terluka. Itu membuatku terluka juga. Tapi aku takut... Jadi jaga dirimu baik-baik... Oke?"

Aku menggigit bibirku. Aku merasa senang saat mendengar bahwa dia peduli padaku. Namun, aku merasa sedih saat mengetahui dengan jelas bahwa aku tidak bisa bersamanya dalam hidup ini. Dia harus memilih antara keluarganya dan aku. Itu akan menjadi keputusan yang sulit baginya. Meskipun dia memilih untuk bersamaku, aku yakin mereka tidak akan mengizinkannya. Bagaimana aku berharap... Akan lebih baik jika kau bukan bagian dari mereka.

"Mm... Jaga dirimu juga..." kataku padanya.

"Hmm..."

"Aku harus pergi... Sampai jumpa..."

"Sampai jumpa..." dia menutup teleponnya.

Aku menatap ponselku dan mencium ponselku sementara pikiranku penuh dengannya.

Aku mencintaimu Jin...

Tapi aku tidak bisa...

Laws of Love | KookjinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang