12. Psycho

438 64 7
                                    

Jin POV

DOR... DOR...

Sial. Aku meleset lagi.

Aku sekarang berada di lapangan tembak kami. Karena Tae, aku jarang kesini. Tapi hari ini aku tertarik. Lagipula Tae juga sedang tidak ada disini.

Meskipun aku tidak suka terlibat dalam hal mafia, tapi aku suka menembak, keren bukan. Memegang pistol dan menembak target. Tapi itu tidak mudah seperti yang kita lihat di film-film. Bintang film akan dapat menembakkan peluru ke sasarannya tanpa melihat. Tapi itu tidak terjadi padaku. Aku akan sangat senang jika peluru itu setidaknya mengenai target, atau bahkan sedikit di dekatnya. Tapi tidak... Sepertinya ini hanya ditujukan untuk Tae. Tae pandai menggunakan senjata. Tidak ada hal yang tidak dia kuasai kecuali tingkah lakunya. Tae adalah juara tinju, dia ahli dalam bertarung dan juga ahli dalam menggunakan senjata. Oh dia memang seorang pewaris mafia sejati.

Aku melepas penutup telingaku dan melihat ke samping.

"Apa ponselmu baik-baik saja?" Aku bertanya pada Joon sambil tersenyum mengejek dan dia melotot ke arahku. Dia sangat kesulitan untuk memperbaikinya.

Ketika aku menceritakan padanya tentang apa yang terjadi pada malam yang mengerikan itu, dia tertawa seperti orang gila. Dia tertawa sampai-sampai dia benar-benar melempar ponselnya. Tuhan menghukumnya dengan tepat karena telah mengolok-olokku.

Ini bulan Juni kan? Jadi ini adalah ponsel ke-3 dalam 6 bulan ini. Sepertinya kita harus segera mulai membuka showroom ponsel.

Jika hal ini terus berlanjut, semua uang kita akan habis untuk memperbaiki benda-benda yang rusak.

"Yah... Itu adalah hadiah ulang tahun dari Jackson. Aaargh sial. Dia akan marah padaku karena ini" Joon merajuk.

"Hadiah ulang tahun. Tapi kau sudah mengganti ponselmu dua bulan sebelumnya, kan? Aku yang memilihnya." Dia tersenyum canggung sambil mengusap-usap bagian belakang lehernya.

"Jatuh di kolam renang bulan lalu. Yang aku gunakan adalah model yang sama dengan yang sebelumnya. Itu sebabnya kau tak menyadarinya."

Aku menatapnya tak percaya.

Jadi ini adalah ponsel ke-4 dalam 6 bulan. Hebat. Dia adalah orang yang paling ceroboh di seluruh dunia, tapi dia juga orang yang paling cerdas. Kombinasi yang mematikan.

Aku berjalan kembali ke tempat penembakan.

Meskipun Joon terlihat tenang dan lucu, ada rubah yang licik di dalam dirinya.

Jika Tae pandai berkelahi, Joon pandai menangani hal-hal tanpa perlu ada pertumpahan darah. Dia berurusan dengan emosi. Aku dengar bahwa rasa sakit secara emosional lebih menyakitkan daripada rasa sakit secara fisik. Jadi aku harus mengatakan bahwa dia juga bisa menakutkan. Tapi dia hyung yang lucu bagiku, tidak seperti si brengsek Tae.

"Apa Tae mengatakan kapan dia akan kembali?"

Aku menggelengkan kepala dan memasang kembali penutup telingaku.

"Si brengsek itu tak pernah menjawabku. Kau tahu betul betapa menyebalkannya dia. Ken sudah menceritakan semuanya. Dia pikir dia bisa mengendalikan hidupku? Dia adalah seorang psikopat. Aku pikir lebih baik untuk menempatkan dia di rumah sakit jiwa. Hari ini pun entah sudah berapa banyak jiwa yang pergi ke surga karena si breng—"

Sebelum aku bisa menyelesaikan ucapanku, aku merasa ada tangan yang memegang pinggangku dari belakang untuk menjaga posisiku tetap stabil. Aku tahu siapa dia, melihat dari cara Joon tersenyum padaku.

Habislah aku.

Kapan dia datang? Kenapa aku tidak tahu. Apa dia mendengar semuanya yang kukatakan? Tentu saja. Dia tidak akan melewatkan sepatah kata pun dari ocehanku.

Laws of Love | KookjinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang