Chapter XIX*

16.3K 950 22
                                    

🦋 HAPPY READING 🦋
••••••••••••••••••••••••••••



Revandra merebahkan tubuh Via perlahan di atas ranjang tanpa melepaskan sedikit pun ciumannya.

Merasa bahwa gadis dibawah Kungkungan nya mulai kehabisan nafas, Revandra melepaskan ciumannya sejenak.

Melihat ada kesempatan untuk melarikan diri, Via mencoba bangkit dengan cepat, tapi tangan Revandra dengan cepat menarik kaki nya. "Jangan coba-coba untuk melarikan diri, Via"

Terpojok, Via tak lagi dapat bergerak. Ia mencoba mendorong Revandra, namun lagi-lagi lelaki itu menangkap kedua tangan gadis itu.

"Kenapa kamu suka sekali melarikan diri hmm?"

Revandra menumpukan kedua tangan Via diatas kepala gadis itu. Mengikat nya dengan sebuah dasi yang tergeletak di sisi ranjang. Seperti nya lelaki itu sudah mempersiapkan malam pertama nya dengan matang.

"Menjauh dari atas tubuh gue" sentak Via memalingkan wajahnya ketika Revandra semakin merapatkan tubuhnya. Akibat tidak mengunakan baju sama sekali, Via dapat melihat dengan jelas otot-otot perut lelaki itu.

Dalam hati Via menjerit kesenangan, kapan lagi ia bisa melihat pemandangan menakjubkan secara langsung. namun,  ketika menyadari bahwa yang ada di hadapannya adalah Revandra bayangan kebahagiaan itu seketika musnah.

"Kamu menyukainya kan?" Revandra bertanya seraya membawa jari-jari Via ke arah perutnya. Lelaki itu dapat melihat jelas binar netra Via yang sedari tadi menatap kagum kearah bagian tubuh atasnya.

Via menelan ludah nya susah payah, "enggak, siapa bilang?"

"Pembohong. Jelas-jelas kamu selalu menatap kearah sana. Atau kamu justru menyukai sesuatu yang ada di bawah sini?--" pandangan Revandra tertuju pada bagian privasi nya. Dan sialnya, Via malah mengikuti arah pandang lelaki itu.

Via melotot kan matanya, dengan gugup ia segera memalingkan wajahnya yang memerah. Menatap kearah lain dengan jantung bergemuruh.

"cantik..." Revandra berbisik rendah, "kamu harus bertanggungjawab."

Revandra memejamkan mata. Berusaha menahan diri agar tidak menerkam Via saat itu juga. Reaksi tubuhnya selalu bekerja berlebihan jika berdekatan dengan Via. Apalagi tubuh kedua nya yang berdekatan tanpa jarak telah membangkitkan sesuatu yang selama ini sudah Revandra tahan mati-matian.

"Ta-tanggung jawab apa? Gue gak ngelakuin kesalahan apapun"

Bantah Via semakin bergerak gelisah. Kedua tangannya yang terikat membuat Via susah bergerak.

"Oh shit!! Jangan terlalu banyak bergerak cantik. Kamu semakin membuatnya bangun"  ucap Revandra malah menjatuhkan kepalanya di atas tulang selangka Via.

"Vandra" was-was Via memanggil lelaki itu.

"Hmm?"

Tubuhnya seketika merinding ketika merasa hembusan napas hangat Revandra di lehernya.

”Vandra Lo jangan macam-macam" ancam Via saat merasakan tangan Revandra mulai mengelus bagian tubuh nya dengan lembut.

"Hanya satu macam"

Belum sempat Via berbicara, Revandra telah menyerang bibirnya. Lelaki itu mencium gadis itu dengan kasar. Revandra seolah tidak bisa berhenti untuk merasakan bibir Via,  bibir gadis itu sangat manis dan membuat candu. Tangan Revandra menangkup kedua sisi wajah Via agar tidak memberontak.

Otak Via seketika mendadak kosong. Ini bukan kali pertamanya Revandra mencium nya, tapi entah mengapa Via merasa bahwa hari ini akan berakhir beda.

"eughh.."

Via mendesah tertahan. Dan entah sejah kapan, Via bahkan tak menyadari  kalau Revandra telah melepaskan seluruh kancing piyamanya.

"Eughh, ja-gan"

Disela ciumannya, Via memberontak. Ia Berusaha menahan Revandra yang bergerak cepat melepaskan satu-satunya penghalang yang menutupi tubuh gadis itu. Kini tubuh keduanya benar-benar tidak tertutup oleh satu benang apapun.

"Akh..." suara ringisan Revandra terdengar ketika bibirnya bawah nya terluka akibat gigitan dari Via.

Dengan napas ngos-ngosan, Via mencoba meringsut mundur menjauhi Revandra dengan wajah ketakutan.

Tubuh Revandra mengungkung Via dengan erat, tidak memberikan jarak apapun yang bisa membuat gadis itu melarikan diri lagi.

Revandra tertawa kecil, "Takut?" Tanya nya rendah. Ia mengelus sisi kepala Via penuh sayang, "kamu tidak perlu takut cantik. Aku akan melakukan dengan perlahan dan lembut".

Menggeleng cepat, Via mulai terisak lirih, "gue belum siap...tolong jangan lakukan itu"

"Berhenti menangis. Jadilah gadis penurut. Jika kamu tidak mau aku berbuat kasar"

Revandra semakin merendahkan tubuhnya. Menempatkan miliknya diantara celah milik Via.

"Jangan. Vandra gue mohon jangan"  Via memohon, berharap Revandra akan mengasihani nya. Tapi lelaki itu hanya mengusap ujung mata Via yang berair dan mengecup lembut keningnya.

"Maaf cantik, tapi aku tidak bisa berhenti"
Bagaimana Revandra bisa berhenti setelah mereka saling menempel tanpa jarak seperti sekarang ini.

"Ini akan sedikit sakit kamu bisa menggigit atau mencakar ku untuk melampiaskan nya." Revandra semakin merendahkan pinggulnya.

"VANDRA SAKIT!"

Via berteriak kesakitan saat sesuatu itu benar-benar masuk dan merobek selaput dara gadis itu. Revandra berbohong, lelaki itu bilang sakit nya hanya sedikit, tetapi Via malah merasakan tubuhnya seperti terbelah dua. 

Berbanding terbalik dengan Via. Revandra malah mendesah nikmat. Rasanya luar biasa, ia dapat merasakan bahwa miliknya seperti diremas di bawah sana.

"Ahhh. Kamu milik ku, akhirnya kamu menjadi milik ku seutuhnya. Aku tidak akan akan pernah melepaskan mu, selamanya"

Disela kegiatan panas mereka, Revandra bergumam senang. Penantian panjang nya terbayarkan, Via benar-benar sudah menjadi milik dari  Revandra Bagaskara.








_TBC_

udah ya chapter ini sedikit aja, jangan banyak2
Takutnya ada dedek2 gemes yang ikutan baca juga...

Sampai jumpa di chapter selanjutnya

Bye!bye!

The Male Lead's ObsessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang