🦋HAPPY READING🦋
•••••••••••••••••••••••••Bau amis darah menyerbak memenuhi ruangan yang hanya mengandalkan penerangan dari satu lampu. Meski dalam keremangang siapa pun bisa melihat bagaimana noda-noda darah yang sudah mengering bercipratan hampir di setiap sudut ruangan penjara bawah tanah itu.
Alat-alat penyiksaan yang berjejer rapi di atas meja dan setiap sel-sel yang semuanya berpenghuni, dan jangan lupakan juga seorang pria yang tengah duduk tepat di tengah ruangan yang menjadi pusat perhatian.
Revandra, bersandar malas pada sandaran kursi. Memandang rendah pada orang-orang yang ada di dalam sel. Beberapa menatap Revandra dengan sorot mata ketakutan dan ada juga yang menatap penuh kebencian.
"Kematian seperti apa yang cocok untuk penghianat seperti mu?" Revandra menunduk, memandang remeh seorang pria yang tersungkur lemah dan menjadi pijakan kaki nya sejak tadi.
Tidak ada rasa belas kasihan sama sekali di mata Revandra, bahkan pada pria tua yang kini menjadi objek siksaan nya itu.
Bagi Revandra, seorang penghianat harus lah dihukum dengan cara memberikan kematian yang paling tragis.
Apalagi pria tua yang bernama Brata tersebut adalah salah satu penghianat yang menyebabkan kematian kedua orang tua Revandra dan Sivia.
Ahh, mengingat Via. Revandra sangat merindukan gadis nya itu, hampir 10 hari gadis itu pingsan dan tak sadarkan diri. Dan sejak saat itu juga kehidupan Revandra kembali menjadi kosong dan hampa.
Jika bukan karena hama menjijikan yang ada di bawah nya ini, Revandra tidak akan rela meninggalkan Via barang sedetik pun.
Revandra terkekeh menyeramkan, "Bukan kah akan menyenangkan jika aku memberikan kepala mu sebagai hadiah kepada Via. Gadis ku pasti akan bahagia melihat salah satu pembunuh orang tua nya telah mati" ucap Revandra membuat sekujur tubuh Brata bergetar ketakutan.
"a-ampun tuan. Tolong jangan bunuh saya" Brata memohon ampun dengan wajah menahan kesakitan. Semalaman pria tua itu sudah disiksa habis-habisan dan tinggal menunggu Revandra berucap kembali maka kehidupan Brata akan benar-benar berakhir.
Revandra tersenyum lembut, "aku hanya menyelesaikan apa yang telah kamu mulai—"
"bukan kah menyenangkan hidup dengan kekayaan setelah kamu membunuh orang yang tidak bersalah" suara datar penuh kebencian milik Revandra membuat suasana yang sejak tadi sudah mencekam jadi terasa lebih mencekik bagi semua yang ada di sana.
Revandra menyingkirkan kaki nya dari tubuh Brata. Dia memberi isyarat kepada seorang bawahan nya.
"bunuh dengan perlahan, buat bajingan ini memohon kematian nya sendiri" setelah mengucapan itu, Revandra melangkah pergi.
Orang-orang di sel yang mendengar perkataan Revandra menyumpahi dalam hati mereka. Di mata mereka. Revandra adalah seorang Iblis. Dia kejam dan mengerikan.
"aku merindukan gadis ku"
Di ujung lorong Revandra menghentikan langkah nya dan menoleh ke belakang, ia dapat melihat bagaimana bawahan nya menyiksa tubuh tua Brata.
"MANUSIA IBLIS! TERKUTUK. AKU BERSUMPAH KAMU TIDAK AKAN PERNAH HIDUP BAHAGIA!, KAMU AKAN HIDUP DALAM KESENGSARAAN!" Brata menyumpah serapahi Revandra tanpa takut. Untuk ukuran orang yang akan menemui ajal nya, Brata salah satu orang yang paling berani kepada Revandra.
Revandra tersenyum miring, "Bungkam mulut busuk nya dengan besi panas. Jangan biarkan ia mati dengan cepat" perintah revandra yang segera dibalas anggukan oleh bawahan nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Male Lead's Obsession
Fantasy"Jadilah gadis penurut atau mau aku patahkan kaki mu agar kamu tidak bisa kabur lagi hm?" *** Sivia Anastasya, gadis hiperaktif dan asal ceplas ceplos di SMA BINTANG. Mendadak berpindah jiwa menjadi Sivia Kaliandra, si gadis Introverts sekaligus tok...