Part 4 | Dasar Om Bawel

76 9 0
                                    

"Jangan coba melarikan diri."

Deg.

Frea mematung di tempat, ia melirik ke arah perutnya yang dihadang lengan Ghazam. Frea tertegun.

"Gue belum siap bikin anak."

Krik. 

Krik.

Ghazam menarik tangannya dari perut Frea dan bangun dari posisi tidurnya.

'Lo ngomong apa sih Frea.' Perempuan itu menepuk kepalanya, entah apa respon laki-laki itu padanya. Emang bego.

"Bikin anak?" tanya Ghazam.

Frea melipat bibir tanpa menoleh menatap laki-laki itu. Sangat malu.

Ghazam menyandar ke punggung ranjang. "Maksud Saya. Saya tahu kamu mau lari dari asrama 'kan?"

"Lari?" Barulah Frea berbalik.

"Nggak usah sok kaget." Ghazam sendiri yang melihatnya tadi dilayar handphone perempuan itu. Frea mensearchnya di google.

"Tidurlah." Ghazam membaringkan tubuh tanpa peduli ekspresi Frea yang ingin membatah.

"Gue mau tidur di luar, atau nggak di ba–"

Ghazam langsung memegang dua pundak Frea dan menekannya, membuat tubuh perempuan itu terbaring kembali ke bantal.

"Tidak perlu takut, saya nggak akan menyentuhmu sebelum kamu memberi izin."

"Izin?" Frea melirik Ghazam dengan mata membulat, laki-laki itu sudah membaringkan tubuhnya diranjang. "Seumur hidup nggak akan gue kasih izin disentuh, emang siapa juga yang mau," gumam Frea menggeser sedikit tubuh menjauh dari Ghazam.

"Saya bisa mendengarmu. Tidurlah."

Frea melirik Ghazam laki-laki itu sudah mengubah posisi menjadi menyamping membelakangi dirinya.

"Dikira melarikan diri emang siapa juga yang ma ...." Ia baru ingat memang tadi dirinya sempat mencari cara melarikan diri di google. Okei sekarang Frea tahu jika laki-laki itu menguntit handphone-nya.

Tapi 'kan ia cuman mencari saja, tidak ada niatan untuk melarikan diri. Yah, jaga-jaga siapa tahu laki-laki itu berbuat jahat, atau melakukan kekerasan pada Frea.

Tanpa sengaja Ghazam mengubah posisi tidur menyamping menghadap ke arahnya dan itu membuat Frea sedikit kaget. Tanpa sadar ia menangkap pemandangan wajah Ghazam di bawa penerangan lampu remang.

'Tapi kalau dari dekat emang ganteng sih, tapi kalau bicara kenapa suka pelit yah? Apa dia emang sepelit itu kalau ngomong? Atau mungkin karena kita baru kenal?'  tangan Frea bergerak menyentuh kulit pipi Ghazam, tapi tertahan di atas angin saat dua mata laki-laki itu bergerak. Spontan Frea menarik tangannya dan menutup mata. Pura-pura tidur.

Dua mata Ghazam terbuka, wajah Frea terpampan dekat dengan wajahnya, ia bisa melihat dua mata perempuan itu bergerak sedikit.

Ghazam tahu perempuan itu belum tidur. Laki-laki itu mengangkat kepala membuat tangannya yang menopang. Ditatap wajah Frea, tanpa sengaja perempuan itu juga membuka mata.

Deg.

"A–apaan sih liat-liat." Frea langsung mengubah posisi tidur menjadi menyamping membelakangi Ghazam.

'Hampir aja jantung gue copot. Tidur Frea, tidur. Jangan mancing-mancing.'  Ia kemudian memejamkan mata.

Ghazam masih menatap Frea, menatap punggung perempuan itu.

'Hari ini mungkin kamu masih bebas, tapi besok tidak lagi.'

'Karena perubahanmu dimulai besok.'

Sky & LandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang