24 | Susu Strawberry

41 5 1
                                    

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ.

Sebelum baca yu' mari bersholawat pada Nabi Muhammad SAW ☺

~

Part 24. Susu Strawberry


"Sekarang udah dingin?"

Frea menoleh, terlihat Ghazam membungkuk di sampingnya dengan satu tangan memegang sekotak susu strawberry yang ia tempel di pipi kiri Frea.

Frea terdiam beberapa saat menatap dua mata Ghazam hingga laki-laki itu menarik susu kotak dari pipi Frea. Kedatangan Ghazam membuat empat laki-laki di samping Frea tidak tertawa dan banyak bicara lagi, seperti biasa akan berakhir senyap.

Ghazam melirik empat anggotanya itu di samping tanpa menoleh, "Ekhm!" kode Ghazam.

"E–eh, Ibu Komandan. Saya, Jehan, Desta sama Rey mau kembaliin sound system ke tetangga dulu, lupa soalnya."

"Buru-buru amat," sewot Frea.

"Yah soalnya kami ada kegiatan lain, jadi nggak bisa lama-lama he he."

"Sini aja dulu nong–"

"Kalau gitu kami pamit Bapak Komandan, Ibu Komandan. Wassalamu'alaikum Warohmatulohi Wabarokatuh." Grey membungkuk, begitupun tiga temannya. Mereka berempat berjalan cepat meninggalkan aura mematikan di bawah pohon palm itu, saat sudah berada sedikit jauh keempatnya berlari sampai mereka benar-benar begitu jauh dan tak terlihat. Entahlah seperti ada bayangan hitam saja yang mengikuti mereka.

Frea menghela, ia tahu kenapa anak-anaknya itu pergi, tak ada alasan lain, selain laki-laki di sampingnya. Ghazam, laki-laki itu sudah duduk di samping Frea mengulurkan susu kotak rasa strawberry ke Frea.

"Minumlah," ucap Ghazam dan Frea menerimanya tanpa berucap apapun. Tenggorokannya memang kering.

Frea melepas plastik pipet dan menusuknya ke dalam susuk kotak, disedot begitu nikmat susu dengan pandangan fokus ke depan.

"Suka susunya?"

Frea mengangguk sambil menyedot, sensasi manis dan dingin tidak memberi kesempatan Frea untuk bicara. Ia begitu menikmati setiap susu yang mengalir melewati sela-sela lidahnya.

Tiba-tiba tangan Ghazam menyentuh kepala Frea, "Jangan lepas hijabnya." Ia mengelusnya lembut dengan ibu jari.

Frea melepas sedotan dari mulutnya saat susu kotak sudah tandas digenggamannya, perempuan itu tidak sengaja bersendawa.

"Kenapa emang kalau gue pakai hijab."

Ghazam menatap bergantian dua mata Frea.
"Ant jamilan."
Kamu cantik

Frea memutar mata malas, "Ribet amat sih, lo tinggal di Indonesia, yah pakainya Indonesia aja. Nggak ngerti gue kalau lo ngomong Arab apalah itu."

"Artinya, kamu baik."

Frea berdecak sambil tertawa, "Itu doang? Walaupun gue nggak pakai jilbab, gue tetap jadi orang baik."

'Memang sepatutnya kamu tak tahu artinya, Frea.'

"Saya boleh izin tanya sesuatu?"

Frea melirik sinis Ghazam, "Nggak boleh."

Frea berdecak lagi. "Ribet ya emang hidup lo. Tinggal tanya aja apa susahnya sih, harus izin-izin dulu."

Sky & LandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang