Part 16 | Cinta Segi Lima

72 7 1
                                    

Hauzah membuka mata. Karena penasaran Frea mendekat ke arah gazebo dengan berjalan jijit agar langkahnya tidak terdengar, perempuan itu bersembunyi dibalik pohon mangga seperti kuntilanak menguntit.

"Masha Allah ini apa, Bang?" tanya Hauzah, menatap kotak putih di depannya lalu menatap Gerry lagi.

"Coba buka," pintah Gerry.

Hauzah membuka kotak itu, dua tangannya langsung menutup mulut.

"Selamat bertambah usia, Hauzah Amani."

Frea tertawa kecil sambil manggut-manggut, dibalik tampilan Gerry yang selalu rapi dan taat. Laki-laki itu juga memiliki sisi romantis. Sekarang Frea tahu, jika Gerry suka Hauzah, tapi laki- laki itu hanya gengsi mengakuinya.

"Wah, makasih Bang Gerry, indah sekali." Hauzah tersenyum menatap kotak putih di depannya, kue berlapis yang diolesi whip cream dan taburan keju lalu tulisan 'Happy B'day Hau' campur glitter tercetak di sana.

"Ouhiya aku lupa pasang lilin." Gerry memasang dua lilin di atas kue dan membakar ujung sumbunya.

"Sekarang buat wish," ujar Gerry.

Hauzah tersenyum mulai menutup mata, menyatukan dua tangan di bawah dagu.

'Wishku untukmu Hau, Tuhan memberiku kesempatan melihatmu setiap hari, setiap aku bangun pagi, wajahmu ada di depanku, setiap aku lelah, kamu ada di sampingku.'  Gerry mengamati wajah Hauzah yang diterangi lilin. Hingga perempuan itu membuka mata ia meniup lilin dan api-api itu padam seketika.

Gerry tersenyum, "Apapun wishmu, do'aku menyertai."

Hauzah ikut tersenyum, "Makasih yah Bang," ucapnya dengan lembut.

Gerry mengeluarkan sebuah kotak hitam dari saku celana lorengnya. "Hadiah untukmu."

Hauzah menerima kotak hitam yang diberikan Gerry. Laki-laki itu menyuruh Hauzah membukanya. Saat kotak hitam dibuka, dua mata Hauzah berbinar. Sebuah gelang emas berbentuk setengah bulan nampak berkilau dalam kotak merah berlapis merah.

"Ini  .... indah sekali, Bang."

Gerry tersenyum, "Lebih indah kalau kamu memakainya." Laki-laki itu kemudian berdiri dari duduknya. Ia menatap jam di pergelangan tangannya.

"Saya nggak bisa lama-lama Hau, maaf yah. Saya harus pergi ada urusan soalnya."

Hauzah menghela disertai senyum. "Nggak papa, sekali lagi makasih yah, Bang."

Gerry berdehem, laki-laki itu memakai sendal jepitnya, lalu pergi meninggalkan Hauzah sendiri yang kini mengamati gelang pemberian Gerry.

Frea yang sedari tadi bersembunyi di bawah pohon mangga, menyadari Gerry akan pergi. Perempuan itu bergegas cepat ingin mengejar Gerry, ingin memanggil laki-laki itu, tapi langkahnya terhenti, mulutnya ikut tertutup, mendapati keberadaan Desta yang menghampiri Hauzah tak lama setelah kepergian Gerry.

"Assalamu'alaikum."

Hauzah mengalihkan pandangannya dari laptop lagi, melepas earphone dan menggantungnya di leher.

"Wa'alaikumsalam warohmatulohi wabarakatuh, eh Bang Desta."

Desta memperbaiki posisi rambutnya, laki-laki itu berdehem. "Gue nggak ganggu 'kan?"

Frea tertawa kecil dibalik pohon mangga. Sepertinya ia tidak boleh meninggalkan tontonan kedua ini, tontonan cinta segitiga sulit untuk di skip. Entah feelingnya salah atau memang benar, Frea merasa Desta saudara kembar buaya darat yang hilang. Lebih berpengalaman ke banding Gerry yang sedikit formal dan membosankan menurut Frea.

Sky & LandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang