Sky & Land

Part 17 | Konsisten Pertama

Minggu ketujuh Frea jogging pagi. Sepertinya Frea berhasil memecahkan benteng kemalasan yang ia tumpuk selama ini, menjadi istri Ghazam seperti menjadi tahanan laki-laki itu, Kadang-kadang, ia berpikir apa dirinya bodoh dan terlalu polos untuk mengikuti perintah Ghazam? Perempuan bodoh mana yang harus mengorbankan bangun pagi setiap hari demi jogging. Setiap hari tanpa jeda harus konsisten jogging.

Satu lagi sholat fardhu, semenjak penandatanganan surat perjanjian itu ia seperti orang naif bermuka dua yang sekadar melaksanakan sholat untuk memberi bukti foto pada Ghazam saat laki-laki itu menagihnya, rasanya seperti sebuah keterpaksaan. Hanya saja ia tidak suka keterpaksaan.

Tetapi demi Darel, enam benua, lima samudera, tujuh langit, tujuh pelangi, sampai alam kegelapan sekalipun akan ia lalui. Buktinya setiap permintaan Ghazam ia lakukan demi Darel. Entahlah Frea sudah lelah dengan semua cara yang ia lakukan untuk mendapatkan hati seorang Darel, mulai dari mendengarkan saran Ghani dan Desi, mengikuti tutorial di youtube bahkan cara menjadi pelakorpun ia pelajari, tapi itu terlalu menjijikkan bagi Frea untuk melanjutkannya.

Sejak saat itu, Frea memilih untuk berhenti mengejar Darel, hanya berhenti mengejar tidak berhenti mencintai, Frea hanya ingin mengistirahatkan hati sejenak. Tahun-tahun berlalu tidak pernah bertemu bahkan berbicara dengan Darel lagi, hingga datang hari di mana Ghazam menawarkan sebuah penawaran yang kembali membangkitkan gairah semangat Frea, surat perjanjian tertulis yang harus ia penuhi dengan hadiah Ghazam akan membantunya jadian dengan Darel. Menolak? Tentu saja tidak, jika memang Ghazam adalah cara terakhir baginya bisa jadian dengan Darel, maka Frea akan melakukannya. Walau sedikit berat dan menyakitkan batinnya.

Frea mematikan alarm handphone–nya, dua puluh menit jogging pagi selesai, selanjutnya ia akan mengirimkan bukti ke Ghazam, foto dirinya yang berkeringat dan bukti screenshot timer jogging paginya. Seperti setiap hari yang ia lakukan.

Sebenarnya bisa saja Frea berbuat curang, tidak perlu jogging, cukup basahi tubuhnya dengan botol air, lalu membuat alarm palsu alih-alih ia sedang jogging. Tapi tidak bisa, setiap kali jogging junior-junior Tentara selalu menatapnya diam-diam. Sebagai perempuan tentulah Frea peka dengan tatapan itu. Frea tahu, diam-diam Ghazam menyuruh anggotanya untuk memantau dirinya, jadi yah Frea nurut saja. Untung kelasnya selalu diadakan siang atau tidak sore, sehingga waktu pagi ia masih bisa jogging.

Usai melakukan peregangan pendinginan, Frea melihat pedagang kaki lima di luar Batalyon menawarkan minuman dingin pada beberapa orang yang juga melakukan jogging pagi.

Frea berjalan ke arah pedagang itu. Saat tiba, ia memesan satu minum dingin dan duduk di bawah pohon mangga tepat di samping pedangang itu sendiri.

Sambil mendengarkan lagu Tulus berjudul interaksi, tiba-tiba Gerry lewat tidak jauh di depannya. Frea mengernyit, kebetulan ia butuh teman curhat sekarang.

"Ger–" baru ingin memanggil anak itu, di depan sana sudah berdiri Hauzah, seperti biasa perempuan itu mengenakan jaket jogging dan celana baggy pants hitam, tak lupa earphone pinknya.

Frea menghela berat saat Gerry memberi Hauzah bunga mawar merah lalu pergi, tak lama setelah itu datang lagi Desta, laki-laki itu membawa sebotol minum dingin ia menyodorkannya pada Hauzah,perempuan itu tertawa sebab Desta bertingkah konyol. Frea menepuk jidat, orang memang kalau sudah jatuh cinta bisa bego yah.

Tak lama kepergian Desta, datang Jehan lagi membawa gantungan kunci beruang. Frea membuang napas cukup menikmati momen romansa di sana. Tak lama setelah itu datang Rey lagi membawa buku.

Frea tertawa, ini yang paling mengesankan. Di antara semua pendekatan keempat anak-anaknya, hanya laki-laki berkepribadian irit bicara itu yang membawa pemberian unik, sebuah buku. Entah apa isinya tapi Frea bisa melihat Hauzah tersenyum di sana. Jika Frea di sana, perempuan itu pasti sudah menolaknya sebab ia tidak suka buku.