Part 14 | Dasar Tidak Jelas!

53 8 2
                                    

Selepas sholat ashar di mesjid yang tidak jauh dengan cafe yang mereka tempat tadi. Frea baru selesai sholat, perempuan itu duduk di atas undakan tangga mesjid, ia tidak memakai jilbab yang diikat di leher lagi. Frea duduk menggoyangkan kaki sambil bersiul. Ia merasa aneh dengan ibu-ibu yang baru ke luar mesjid menatapnya, padahal ia tidak mencuri.

Tanpa sengaja dua mata Frea menangkap keberadaan Darel berjalan berdampingan sambil berpengangan tangan dengan Melly di depan Mesjid. Bersamaan dengan itu Ghazam tiba dan menepuk pundak Frea.

Frea berbalik tapi hanya sebentar, ia langsung berdiri, matanya mengikuti arah Darel yang sudah berjalan melewati mesjid.

"Ayo ikut gue." Frea menarik tangan Ghazam mengekor ke belakangnya dengan langkah cepat.

Ghazam hanya mampu mengikut dan pasrah dengan tarikan Frea, hingga tanpa sadar keduanya masuk lorong BTN, dari jauh sana Darel dan Melly masih berjalan ke depan, tangan mereka masih saling berpegangan dan keduanya tertawa.

Frea mendengus, "Kenapa harus berpegangan tangan sih."

Ghazam melepas genggaman Frea, tali sepatu laki-laki itu lepas, Frea yang menyadari itu ikut menghentikan langkah. Matanya memantau Darel dari jauh yang di mana laki-laki itu semakin jauh darinya.

"Buruan, Om! Kita udah ketinggalan nih!"

Ghazam tak merespon, laki-laki itu hanya fokus mengikat tali sepatunya. Frea terus memantau Darel yang berjalan di sana, hingga ia berbelok kanan pada lorong BTN, Frea meremas rambutnya. Darel sudah berjalan lebih jauh.

"Buruan!" Frea berbalik lagi.

Ghazam sudah selesai dengan tali sepatunya laki- laki itu berdiri, Frea langsung menarik tangan Ghazam lagi. Namun saat berbelok di lorong sama yang dilalui Darel, Frea kehilangan jejak. Ia menghentakkan kaki ke tanah menatap Ghazam.

"Kan gue bilang, lo sih. Pakai perbaiki tali sepatu segala, sekarang kita kehilangan Darel. Bagaimana sekarang!"

Guk. Guk.

Frea terdiam. Ia menyapu pandangan ke sekitar, kalau mengenai suara gonggongan ia sangat sensitif alias trauma. Sebab kata Neneknya, digigit anjing itu bisa pendek umur, yah Frea tidak percaya sih sebenarnya mungkin itu tahayyul, umurkan di tangan Tuhan, yang tidak digigit anjing pun bisa mati duluan jika sudah ajalnya.

Guk. Guk.

Frea menatap Ghazam yang tidak bereaksi apapun di posisinya sekarang.

"Lo dengar suara gonggongan anjing nggak?"

"Suara anjing?" tanya ulang Ghazam mengernyit.

Memang suaranya sedikit samar-samar, tapi Frea bisa mendengar suara itu.

"DI SANA, LARI!"

GUK! GUK!

Frea menarik tangan Ghazam sambil berlari, sedang Ghazam tidak memberi reaksi kaget apapun, sebenarnya ia bisa saja tidak lari sebab sudah tugasnya melindungi dan mengamankan hewan seperti itu. Tapi karena Frea yang langsung menariknya mau tidak mau ia harus ikut.

"AAAAAA! MAMY! DADDY! "

GUK! GUK!

Untuk pertama kali Frea lari maraton seperti balin-balin bambu berputar, saat tangannya melepas tangan Ghazam laki-laki itu memelankan lari dan itu membuat Frea menarik Ghazam lagi.

"Lo kenapa jadi bego! Mau mati! Lari!!!"

Ekspresi Frea tidak bisa digambarkan lagi, seandainya bisa pipis di jalan sudah Frea lakukan dari tadi, tapi perempuan itu juga punya harga diri.

Sky & LandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang