Part 13 | Mata-Mata

71 9 0
                                    

Frea berdiri dari duduknya sambil meregangkan dua tangan ke atas, menggoyang pinggang ke kanan dan kiri, begitupun leher. Rasanya seluruh tulang-tulangnya hampir retak. Bagaimana tidak? Tiga setengah jam Frea duduk menatap laptop tanpa off camera dengan posisi tegap lurus.

Perempuan itu baru menyelesaikan kuliah siangnya, untung online sebab matahari di luar sedang menyengat siang ini, dan rasanya Frea malas ke luar jika panas begini. Jika biasanya Frea mematikan kamera setiap kali perkuliahan online maka tidak saat Pak Anwar yang masuk, Dosen killer super killer yang pernah Frea temui di semester lima ini. Untung saja tadi Pak Anwar lupa menagih tugas tambahannya kemarin, jadi Frea selamat, jantung Frea tadi hampir berhenti berdetak setiap kali Pak Anwar diam, do'anya semoga pria paruh baya itu tidak mengingat tugasnya dan Tuhan benar mendengar do 'anya.

Frea membuang tubuh ke sofa, merasakan kelembutan sofa, ia membuat tangannya menyapu-nyapu kulit sofa.

Ting.

Frea berdecak, pesan dari siapa lagi itu sampai menganggu ketenangannya.

Manusia Ribet
Udah sholat dzuhur?

Frea memutar mata melempar handphone ke atas sofa dan tidur kembali. Laki-laki itu tidak tahu apa jika saat ini tubuh Frea sedang sakit semua, ia butuh isterahat lima menit dulu.

Tanpa terasa jam dinding berputar, sudah menunjukkan pukul dua belas lewat tiga puluh menit.

Ghazam yang tidak mendapat respon dari Frea memutuskan pulang ke rumah, memastikan perempuan itu sudah sholat atau belum. Sesampai laki-laki itu di rumah.

Groook.

Groook.

Ghazam geleng-geleng, ia duduk di samping Frea, memukul-mukul pipi perempuan  itu. "Frea bangun."

Terus memanggil namanya, menggoyangkan tubuh Frea tapi tidak membuahkan hasil, Frea sudah terlelap dalam mimpinya dan itu membuat Ghazam memutar otak.

Ghazam membawa gayung merah lalu duduk kembali di samping Frea. Ia memasukkan tangan ke gayung lalu memercik-mercik wajah Frea seperti mengusir roh jahat.

Percikan Ghazam berhasil membuat mata Frea mulai bergerak-gerak begitupun mulutnya. Hingga   ....

"EH, CUMI ASING, TELUR DADAR, TELUR GULUNG, TELUR CINCANG, PAHA AYAM, DADA AYAM, SAYAP AYAM, KANGKUNG TUMIS, KANGKUNG GORENG, RENDANG AYAM, RENDAH TAHU, CABE HIJAU, CABE MERAH, CABE-CABE 'AN!" Frea langsung menutup mulutnya dengan napas naik turun, dan perlahan-lahan normal saat melihat Ghazam ada di sampingnya.

Pruuuut.

Frea tak sengaja kentut membuat Ghazam langsung berdiri dari duduknya.

Frea melipat bibir menahan tawa, ia menggaruk punggung lehernya bagaimana bisa ia seceroboh itu, mulut ceplos ditambah kentut sembarangan. Ia melirik sedikit wajah Ghazam, ingin tahu reaksi laki-laki itu.

'Sepertinya dia emang nggak normal.' Wajah Frea seketika jadi datar. Satu suara kentut tidak cukup membuat Ghazam tertawa?

"Sudah sholat?" tanya Ghazam memecah keheningan.

Frea menggeleng, "Gue tidur sedikit tadi soalnya habis zoom."

Grooowl

Frea langsung memegangi perutnya. Sepertinya ini penyebab mengapa ia menyebut banyak nama makanan tadi. Ia juga tidak tahu tapi semua nama makanan itu ke luar sendiri di mulutnya.

"Sholatlah, saya akan masak cumi tumis untukmu."

Seketika tercetak senyum mekar di wajah Frea perempuan itu langsung berdiri dari duduknya dengan semangat 45.

Sky & LandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang