Jennie, seorang wanita sukses yang menjalankan bisnis konstruksi keluarganya, menghadapi tantangan besar dalam kehidupan pribadinya. Pernikahannya dengan Lisa, seorang bintang terkenal, mulai goyah meskipun mereka telah bersama selama lima tahun dan...
Lisa dan Jennie duduk bersebelahan di tepi Sungai Han, angin malam yang sejuk membelai wajah mereka.
Mereka memilih tempat ini untuk berbicara dengan lebih tenang, jauh dari keramaian dan hiruk pikuk kehidupan sehari-hari. Suara air yang mengalir memberikan latar belakang yang menenangkan.
Lisa memulai pembicaraan dengan nada lembut, mengenang masa lalu mereka. "Aku masih ingat saat pertama kali tahu kita akan dinikahkan. Rasanya seperti mimpi yang menjadi kenyataan. Aku sangat bahagia, Jennie."
Jennie tersenyum kecil, matanya melirik ke arah Lisa. "Banyak hal yang berubah sejak saat itu."
Lisa mengangguk, melanjutkan ceritanya.
"Pernikahan kita adalah hari yang luar biasa. Aku tak pernah merasa sebahagia itu sebelumnya. Dan ketika Gaston lahir... perasaanku tak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Melihatnya untuk pertama kali, aku merasa dunia ini sempurna."
Jennie mendengarkan dengan seksama, mencoba menahan emosinya. "Gaston memang anugerah terbesar bagi kita. Aku melihat betapa kau mencintai dia, betapa kau mencintai kita."
Lisa menarik napas dalam, menatap langit malam yang penuh bintang. "Tapi aku juga tahu, Jennie. Aku tahu bahwa pernikahan kita tak selalu mudah untukmu. Kau mencoba mencintaiku seperti aku mencintaimu, tapi itu bukan hal yang bisa dipaksakan."
Jennie merasa hatinya tersentuh mendengar pengakuan Lisa. "Aku sangat menghargai pengertianmu, Lisa. Aku berusaha, sungguh. Tapi ada hal-hal yang tak bisa aku paksakan, meskipun aku ingin."
Lisa meraih tangan Jennie, memegangnya dengan lembut. "Aku tahu, dan aku tak menyalahkanmu. Aku hanya ingin kau tahu, aku sangat menghargai setiap usaha dan cinta yang kau berikan. Dan aku akan selalu menyayangi Gaston, serta mengenang semua momen indah yang kita lalui bersama."
Jennie menatap mata Lisa, melihat cinta dan ketulusan yang masih terpancar. "Aku juga akan selalu menyayangi Gaston, dan menghargai semua kenangan indah kita. Terima kasih, Lisa, untuk semuanya."
Mereka duduk dalam keheningan sejenak, menikmati kebersamaan terakhir mereka sebagai pasangan.
Air Sungai Han mengalir tenang, seolah membawa pergi semua kesedihan dan beban yang mereka rasakan. Meskipun jalan mereka kini berbeda, mereka tahu bahwa mereka akan selalu terhubung oleh cinta dan kenangan yang pernah mereka bagi.
Setelah beberapa saat, Lisa berkata pelan, "Mari kita buat masa depan Gaston seindah mungkin, meskipun kita tak lagi bersama."
Jennie mengangguk setuju. "Ya, kita akan lakukan itu. Demi Gaston, kita akan tetap menjadi orang tua yang terbaik."
Saat mereka berdiri di tepi Sungai Han, Lisa menarik Jennie ke dalam pelukan erat.
Dengan suara lembut dan penuh emosi, dia berbicara dalam bahasa Prancis, bahasa yang selama ini mereka pelajari bersama.
"Au revoir, Jennie. J'espère que dans un autre univers, nous finissons heureuses ensemble,(Selamat tinggal, Jennie. aku berharap di alam semesta lain kita berakhir bahagia bersama)" bisik Lisa, suaranya bergetar.
Jennie merasakan kehangatan pelukan Lisa, dan air mata mulai mengalir di pipinya.
Dia tahu betapa dalam cinta Lisa untuknya, dan betapa sulitnya keputusan ini bagi mereka berdua.
Jennie membalas pelukan itu dengan erat, mencoba menyerap setiap momen terakhir mereka bersama.
"Moi aussi, Lisa. Peut-être que dans un autre univers, nous serons heureuses,(Aku juga, Lisa. Mungkin di alam semesta lain kita akan bahagia)" jawab Jennie, suaranya nyaris tak terdengar di tengah keheningan malam.
Mereka berdiri di sana untuk beberapa saat, membiarkan waktu seolah berhenti sejenak.
Pelukan itu bukan hanya tanda perpisahan, tetapi juga penghormatan terhadap cinta yang pernah mereka bagi, meskipun kini mereka harus berpisah jalan.
Setelah beberapa saat, mereka perlahan melepaskan pelukan mereka.
Mata Lisa bertemu dengan mata Jennie, penuh dengan air mata tetapi juga dengan pemahaman dan pengertian yang mendalam.
Tanpa kata-kata lagi, mereka berdua tahu bahwa ini adalah akhir dari perjalanan mereka sebagai pasangan, tetapi bukan akhir dari cinta dan penghargaan mereka satu sama lain.
Meskipun jalan mereka kini terpisah, hati mereka akan selalu terhubung oleh cinta yang pernah ada, dan oleh harapan bahwa di suatu tempat, di suatu waktu, mereka mungkin akan menemukan kebahagiaan bersama.
Saat mereka berpisah, Jennie berdiri di sana sejenak, menyaksikan Lisa berjalan pergi. Di dalam hatinya, dia tahu bahwa meski mereka tidak lagi bersama, cinta dan kenangan yang pernah ada akan selalu menjadi bagian dari hidupnya.
Tidak semua kisah cinta berakhir dengan kebahagiaan abadi. Terkadang, perpisahan adalah langkah terbaik untuk menemukan kedamaian dan kebahagiaan yang baru.
Jennie dan Lisa mungkin tidak lagi bersama sebagai pasangan, tetapi mereka akan selalu terhubung oleh cinta mereka untuk Gaston dan kenangan indah yang pernah mereka bagi.
Dengan hati yang berat namun penuh harapan, Jennie melangkah pulang, siap untuk menghadapi hari esok yang baru.
Di rumah, Gaston tertidur dengan damai, tak tahu bahwa dunia di sekelilingnya telah berubah. Jennie tersenyum, menyadari bahwa selama dia dan Lisa tetap ada untuk Gaston, semuanya akan baik-baik saja.
Dan di sinilah kisah mereka berakhir, bukan dengan kebahagiaan abadi, tetapi dengan penerimaan dan harapan untuk masa depan yang lebih baik.
"Tidak semua cerita berakhir dengan kebahagiaan abadi, namun setiap akhir adalah awal dari perjalanan baru yang penuh harapan." - X
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.