Chapter 1 - Kelahiran Kembali Xie Zi Chen

96 15 0
                                    

Setelah awal musim gugur, hujan terus mengguyur. Air hujan membersihkan darah di Jalan Kekaisaran, membasahi sepatu hitam sosok yang datang.

"Oh, Tuan Xie," terdengarlah suara licik seorang kasim. Sembari memegangi payung dan dengan gelisah melirik ke sepatunya yang basah, ia berkata, "Sepatu Anda basah semua! Seseorang, kemari dan cepat bawakan sepasang sepatu dan kaos kaki baru untuk Tuan Xie! Kalian ini pengelihatannya seperti apa?!"

Si kasim buru-buru melayaninya, sementara seorang kasim muda di sampingnya bergegas pergi, tubuh gemetarnya menginjak-injak kubangan air, mencipratkan air kemana-mana.

Para pengawal berdiri jadi dua baris; matanya terpaku ke depan. Kadang-kadang mereka melirik ke si kasim dengan rasa jijik di matanya, seolah-olah mereka sedang melihat orang mati.

Kasim Agung Wang Guo Liang, pernah menjadi satu tokoh yang sangat berpengaruh, sampai-sampai ia secara pribadi, disebut-sebut sebagai "Sembilan Ribu Tahun". Dengan jabatannya yang tinggi, ia punya sifat yang buruk. Ia pernah merancang kejatuhan banyak sekali pejabat yang setia, termasuk pria yang berdiri di hadapannya, yang sudah berkali-kali disinggungnya.

Putra haram dari keluarga Xie ini merangkak naik selangkah demi selangkah dari bawah kebangsawanan. Pernah diduga bahwa menjadi Perdana Menteri merupakan tujuan akhirnya, tetapi siapa yang menyangka, bahwa ia akan memberontak?

Oh, tidak, siapa yang berani bilang ia memberontak? Jelas-jelas para pangeran-lah yang merencanakan pengkhianatan, dan ia hanya memimpin pasukan untuk membersihkan mahkamah kekaisaran.

Dalam satu gerakan, ia sudah menyingkirkan tiga pangeran, hanya menyisakan seorang bocah berusia delapan tahun dan ibunya yang gemetaran di harem, menantikan penghakiman raja neraka ini. Semua orang tahu bahwa angin sudah berganti di Da Chu, dan mulai sekarang, pria ini akan menutupi langit dengan tangannya. Bahkan, Wang Guo Liang hanya bisa menyemir sepatunya dengan pinggang yang membungkuk.

(T/N: sangat amat berkuasa.)

Hujan mulai turun lebih deras. Pria itu menaiki anak tangga terakhir, dan berujar acuh tak acuh kepada Wang Guo Liang, "Minggir."

Tidak bisa melihat ekspresinya, Wang Guo Liang tidak mendapatkan informasi apa pun mengenai nasibnya dari wajah pria ini. Ia hanya bisa mencoba terlihat menurut, menunduk selagi ia berkata, "Baik, baik," dan sembari membungkuk, mengantarkan pria itu ke pintu, menutup pintu di belakangnya. "Tuan Xie, jika Anda butuh sesuatu, berikan saja perintah Anda."

Pria itu tidak mengatakan apa-apa, mata indahnya melemparkan lirikan ke arah Wang Guo Liang.

Ia sangat tampan, dengan fitur wajah yang halus, yang dari jauh kelihatan bagaikan sebuah gunung, namun dari dekat, bagaikan air, membawakan pesona yang tak dapat digambarkan, mirip sekali dengan lukisan tinta—halus namun luar biasa abadi dan menawan.

Dua puluh tahun yang lalu, ia sudah menjadi tokoh yang tersohor dan bergengsi di ibu kota, dan kini, dua puluh tahun kemudian, dari putra keempat keluarga Xie yang dipandang remeh, menjadi seorang menteri yang hebat. Namun, penampilannya hanya jadi semakin menarik perhatian, tidak menunjukkan tanda-tanda penuaan.

Wang Guo Liang tertegun sejenak melihat tatapannya, namun matanya tidak berlama-lama, menginjakkan kaki ke dalam aula utama.

Aula itu sudah kosong dan suara langkah kaki si pria menggema keras sekali di aula itu. Ia mengerutkan dahi, menyibakkan tirai manik-manik dan melihat wanita yang tengah berpura-pura tampak tenang di baliknya.

Ia mengenakan jubah emas yang menakjubkan, mahkota emas di kepalanya, dan pelindung jari dari emas, tampak sangat mewah. Ia jelas-jelas sudah berpakaian dengan teliti sebelum duduk di sini.

The Trick to Teasing a Noble Family's Son [Terjemahan Indonesia]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang