Melihat Xie Zi Chen berlalu, Wei Lan menarik kembali tatapannya dan mengalihkan perhatiannya pada Xie Jie.
Ia masih mengingat tugas yang harus dilakukannya untuk Xie Zi Chen.
Xie Jie diam-diam mengamati Wei Lan sekian lama. Melihat Wei Lan menunjukkan rasa sukanya secara terbuka kepada Xie Zi Chen, mau tak mau, ia pun agak waspada. Melihat ke pria tampan di depannya, ia tertawa pelan, "Bagaimana menurut Shizi tentang rupa kakakku?"
"Tak tertandingi," Wei Lan mengangkat matanya dan melirik Xie Jie di depannya. Meskipun ia juga tampan, tetapi dibandingkan Xie Zi Chen, auranya jauh lebih tidak murni, yang membuat orang kurang begitu menyukainya. Wei Lan selalu memiliki toleransi yang tinggi untuk para pria, tetapi ada perbedaan dalam selera. Untuk seseorang seperti Xie Jie, menjaga sikap dan etiket dasar merupakan batasannya.
Jika ada orang lain yang bertanya, Wei Lan mungkin tidak akan memuji Xie Zi Chen dengan berlebihan, tetapi berbeda dengan Xie Jie, prestasi Xie Zi Chen pasti dilebih-lebihkan.
Mendengar ucapan Wei Lan, Xie Jie pun tersenyum mengerti. Selagi ia main catur dengan Wei Lan, ia bertanya, "Wei Shizi, apa kau mengenal kakak keempatku?"
"Terakhir kali adik lelakiku berkelahi dengan Tuan Muda Xie Bing, Tuan Muda Keempat Xie-lah yang datang mengunjungi adik lelakiku." Wei Lan tak banyak bicara, malah bertanya, "Tampaknya, Tuan Muda Keenam Xie sangat penasaran tentang hubunganku dengan kakak keempatmu?"
"Kakak Keempatku dan aku sangat dekat. Kakak Keempat tidak punya banyak teman. Melihat Wei Shizi begitu antusias, aku menduga kau adalah teman baik Kakak Keempat, jadi mau tak mau, aku pun jadi penasaran," Xie Jie tersenyum dan bidak catur hitam mendarat di papan catur.
Wei Lan tahu bahwa ia sedang menguji pijakannya; ia menundukkan matanya dan tersenyum, "Tuan Muda Keempat Xie adalah si rupawan yang langka di dunia ini, dan aku sangat menyukai orang-orang yang rupawan."
"Kalau begitu, aku ingin tahu, apakah Shizi yang menyukai orang-orang rupawan, ingin memiliki si cantik ini, atau membantu si cantik ini?"
Ia tidak pernah mengira bahwa pihak lainnya akan mengajukan pertanyaan seterang-terangan itu. Wei Lan agak terkejut namun dengan cepat membalas, "Jika Tuan Muda Keenam Xie menyukai seorang wanita, apakah kau ingin menyembunyikannya demi memenuhi hasratmu, atau membantunya melesat hingga ke atas awan dan menjadi seseorang yang tak bisa lagi kau raih?"
Xie Jie tersenyum, menaruh satu bidak catur lagi di papan catur, menghalangi wilayah bidak catur Wei Lan yang besar. Xie Jie memandangi papannya dan berkata, "Apabila Shizi tidak keberatan, bolehkah kutangkap bidak-bidakmu?"
"Silakan," Wei Lan berujar kalem, "Tuan Muda Xie, adalah putra sah dari cabang ketiga keluarga Xie, dan masa depannya tak terbatas. Aku merasa terhormat untuk kalah darimu hari ini. Haruskah kita minum-minum?"
"Kalau Saudara Wei ingin minum-minum, mana mungkin aku menolaknya?" Xie Jie tertawa terbahak-bahak dan memanggil pelayan agar membawakan arak. Ia dan Wei Lan duduk bersama, menjadi saudara baik dengan janji untuk tidak pulang ke rumah sebelum mereka mabuk.
Keduanya minum-minum sejenak, dan Wang Xi mengorganisir permainan lempar-melempar dan berpuisi, membagi semua orang jadi dua tim. Xie Jie menarik Wei Lan ke timnya, bertingkah seolah mereka adalah saudara yang akrab.
Wang Xi pun mau tak mau merasa agak cemburu dan berkata pada Xie Jie, "Xie Keenam, kau tidak adil. Akulah yang mengundang Wei Shizi, dan sekarang kau sudah bersaudara baik dengannya."
"Wang Ketujuh, jangan terlalu bersedih," Xie Jie, yang agak mabuk, menepuk-nepuk dada Wang Xi, berkata, "Semua orang yang ada di sini adalah saudara baikmu! Serahkan saja Wei Shizi padaku!"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Trick to Teasing a Noble Family's Son [Terjemahan Indonesia]
De Todo[Novel Terjemahan] Judul : The Trick to Teasing a Noble Family's Son / 论撩世家子的技巧 Genres : Drama, Gender Bender, Historical, Martial Arts, Rebirth, Romance, Transmigration Chapter : 132 + 1 extra Tahun : 2017 Pengarang : Mo Shu Bai / 墨书白 Sinopsis : P...