Chapter 14

21 7 0
                                    

Chapter 14 – Wanita yang Tidak Datang Menjemput Pria Mereka Semuanya adalah Sampah

*

*

*

Xie Zi Chen memanjat tembok untuk masuk ke dalam.

Ketika ia memanjati tembok, Wei Lan sedang duduk di ruang tunggu untuk menunggunya di dalam. Ruangannya bersih tanpa noda, mengharuskan orang berjalan dengan bertelanjang kaki. Xie Zi Chen melepaskan bakiaknya dan berjalan di lantai dingin tanpa alas kaki, menghampiri orang yang sedang duduk bersila dan membaca buku.

Malam ini, Wei Lan tampak agak aneh. Ia tidak berinisiatif menyapanya seperti biasa ketika ia melihatnya datang, malahan, ia terus membaca dokumen dengan serius, bersikap seolah-olah ia tidak ada.

Xie Zi Chen berhenti di depannya, menghadang cahaya. Wei Lan mengernyit, kemudian mendongak dan merilekskan ekspresinya, lalu tersenyum, "Jadi, ini Tuan Muda Keempat Xie."

Senyumannya sempurna namun menjauh, betul-betul berbeda dari pembawaan flamboyannya yang biasa. Xie Zi Chen mengerutkan dahi, bertanya-tanya, apa yang hendak dilakukan Wei Lan?

Semakin tenang Wei Lan, semakin gelisah perasaan Xie Zi Chen.

Wei Lan menunjuk ke bantal di depannya dan menggesturkan agar ia duduk. "Tuan, silakan duduk."

Xie Zi Chen berlutut dalam diam di depan Wei Lan, pikirannya terus waspada. Ia tahu pria di depannya tidak pernah bermain sesuai aturan.

"Kali ini, aku mengundangmu kemari, karena Xie Jie telah menyiapkan sebuah rencana untuk mencelakai Tuan Muda Keempat Xie selama perburuan musim semi mendatang. Aku ingin mendiskusikan hal ini denganmu."

Mengatakan ini, ia menuangkan teh untuk Xie Zi Chen. Suara teh yang dituang dan suara Wei Lan bergabung, membuat orang merasakan ketenangan yang tak bisa dijelaskan. Orang di depannya tampak mahakuasa, mengendalikan segalanya, membuat orang secara naluriah memercayainya.

"Lusa selama perburuan musim semi, Xie Jie berencana untuk meletakkan jarum beracun di tapal kuda Tuan Muda Keempat Xie. Begitu Tuan Muda Keempat Xie berkuda ke dalam hutan, kudamu akan panik, melemparkanmu, dan rencananya akan tercapai."

"Mm." Xie Zi Chen tidak terkejut; itu taktik tidak kreatif yang sama seperti di kehidupan lalunya.

Wei Lan menurunkan teko tehnya, mendorong satu cangkir teh ke arah Xie Zi Chen, dan melanjutkan, "Jika rencana ini gagal, Xie Jie punya rencana lain. Ia akan berbohong padamu bahwa Nona Wang Wan Qing telah dilecehkan, memancingmu keluar dari hutan, kemudian menyuruh bandit menculikmu."

"Bandit? Orang-orangmu?" Xie Zi Chen mendongak ke arah Wei Lan.

Ia tersenyum dan meneruskan, "Itulah yang hendak kubahas denganmu. Para bandit itu bukan orangku. Aku memberi Xie Jie saran untuk menulis surat secara anonim kepada bandit Benteng Angin Hitam, menginformasikan mereka tentang nilaimu dan keberadaanmu, supaya mereka akan menculikmu. Kami akan mencegat surat penebusan mereka di tengah perjalanan menuju kediaman Xie. Saat para bandit tidak mendapatkan tebusan setelah sekian lama, entah mereka akan melepaskanmu, atau membunuhmu karena kehabisan kesabaran. Apabila mereka melepaskanmu, kami sendiri yang akan membunuhmu, merancang seolah-olah itu perbuatan para bandit. Jika mereka membunuhmu, itu lebih baik."

Xie Zi Chen tetap diam, mengusap cangkir tehnya, diam-diam menunggu ucapan berikutnya Wei Lan. Harus diakuinya, rencana Wei Lan jauh lebih baik daripada rencana Xie Jie. Jika ia benar-benar mati dengan cara ini, hampir mustahil untuk melacaknya ke Xie Jie. Namun, Wei Lan berani memberitahunya, yang berarti ia siap agar dirinya tahu dan mengharuskan dirinya tahu.

The Trick to Teasing a Noble Family's Son [Terjemahan Indonesia]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang