Siapa Dia

279 8 0
                                    

Sinar matahari menyeruak masuk ke ruangan tempat dimana gadis itu tidur. Suara burung yang saling bersahutan harmoni memaksa gadis itu untuk bangun dari tidur nyenyaknya. 

Perlahan gadis itu membuka matanya. Masih dengan kesadaran yang setengah, matanya menelusuri seisi ruangan. Ruangan yang nampak asing baginya.

Dimana aku? Apakah ini rumah nenek?

Matanya tidak berhenti menelusuri ruangan tersebut, kesadarannya dipaksa untuk mengingat detail rumah neneknya. Rumah tradisional korea yang sangat berbeda dengan apartemen tempat dia tinggal di Seoul. Tapi nihil, tidak ada kesamaan antara ruangan ini dengan ruang kamar di rumah neneknya. 

Saat itu juga, gadis tersebut tersadar sudah lama sejak terakhir kali dia mengunjungi rumah nenek. Sudah sekitar 1 tahun semenjak dia diterima sebagai siswa pelatihan idola atau mereka menyebutnya trainee. 

Apakah ini pertanda aku harus mengunjungi rumah nenek?... Baiklah, aku akan kesana akhir pekan ini.

Hidupnya sebagai trainee sedang berada di masa sulit. Satu persatu teman pelatihannya memutuskan untuk mengundurkan diri karena beratnya pelatihan. Gadis itu berpikir betapa beruntungnya dia masih memiliki tekad yang lebih keras dari kerasnya pelatihan. Tetapi, dia merasa kesepian akhir - akhir ini. 

Sibuk bergelut dengan pikirannya dia hampir lupa akan permasalahan utamanya.

Oke, sekarang aku dimana? Ini tidak terlihat seperti rumah nenek.

Dia menyadari langit - langit ruangan itu sedikit lebih tinggi dari biasanya. Di dekat jendela, tergantung rapi seragam sekolah dengan desain dan warna yang nampak asing baginya. Pikirannya mulai dipenuhi dengan skenario - skenario menyeramkan yang mungkin terjadi.

Tunggu apakah aku diculik?! 

Dia mengamati sekitarnya. Pintu geser yang terbuat dari kayu. Pintu sedikit terbuka, menampakkan halaman yang nampak hijau penuh tanaman dan bunga serta terdapat kolam ikan di tengahnya.

Tidak, tempat ini terlalu terbuka untuk menaruh sandera. Apa aku mabuk?! Lalu seseorang membawaku dan… Tamat sudah, mereka akan mengeluarkanku dari pelatihan.

Gadis itu memijat keningnya. Kepalanya terasa pusing memikirkan apa yang harus dia lakukan selanjutnya. Sampai dia membuka matanya dan menyadari sesuatu. 

Dia melihat telapak tangannya yang sedikit lebih besar. Kulitnya juga sedikit lebih terang. Kaki, tangan, dan rambutnya terlihat berbeda dari biasanya. Tubuhnya terlihat lebih kecil.

Huh? Tunggu apa yang terjadi pada tubuhku? Ini terlihat berbeda… apakah aku masih bermimpi? Tapi ini terlihat sangat nyata

Gadis itu berdiri dengan terburu - buru. Matanya mencari letak di mana cermin berada. Dia melihat di sudut ruangan, lemari pakaian dengan cermin panjang. Dia berjalan menuju cermin itu. Dia merasakan tubuhnya menjadi lebih ringan. Ketika dia telah sampai di cermin itu dan berdiri di depannya…

“A-apa yang… Siapa… dia..” Dia melihat bayangan yang sama sekali berbeda. 

Terlihat di cermin bayangan gadis berpostur kecil memakai setelan baju tidur. Matahari pagi menyinari kulit putihnya yang terekspos, membuatnya terlihat bersinar. Rambut hitam kecoklatan bergelombang dan panjang. Dan yang paling menarik, matanya. Seperti sihir, mata itu membuatnya merasa seperti terhipnotis pada bayangannya sendiri di cermin. 

“Cantik sekali… Aku pasti bermimpi.” 

Your Name (Jiminjeong / Winrina AU)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang