"Selamat pagi." Sapa seorang gadis yang terlihat rapi dengan seragamnya pada penghuni ruang tengah.
"Selamat pagi, Minjeong-ah." Jawab seorang wanita yang sudah memasuki usia lanjut.
"Nenek, kenapa tidak menyuruhku saja. Nenek tidak perlu repot - repot melakukannya." Oceh Minjeong setelah melihat neneknya menyiapkan makanan untuk sarapan.
Neneknya hanya menanggapi ucapannya dengan senyuman dan anggukan singkat.
"Hari ini sepertinya kau terlihat normal." Komentar neneknya.
"Padahal kemarin heboh sekali." Saut adiknya, Kim Minju, sambil terkekeh. Gadis kecil berusia 10 tahun itu tidak akan melewatkan kesempatan menggoda kakaknya.
"Eh? Apa maksudnya?" Tanya Minjeong yang benar - benar tidak mengerti maksud perkataan mereka.
[Selamat pagi, warga sekalian-]
Belum sempat pertanyaan Minjeong mendapat jawaban, speaker pengumuman berbunyi. Speaker yang terpasang di tiap - tiap rumah warga ini berfungsi untuk menyampaikan pesan dari kantor pemerintah setempat.
[Ini adalah pemberitahuan dari Kantor Walikota Gyeongsangnam, Yangsan. Sehubungan dengan pemilihan Walikota Gyeongsangnam yang akan diselenggarakan pada tanggal 23 bulan dep-]
Siaran terputus karena dengan sigap nenek mencabut kabel radio penyiar. Sedangkan Minjeong segera menyalakan televisi untuk menetralkan rasa kesalnya pasca mendengar siaran tadi.
Klik
[Sebuah komet yang mengorbit 1.200 tahun sekali, akan melintas pada bulan depan. Komet ini dapat dilihat dengan mata telanjang selama beberapa hari]
Suara penyiar berita di televisi akhirnya menjadi pengisi keheningan selagi mereka menyantap sarapan.
“Sudahlah, baikan saja.” Ucap adiknya tiba - tiba.
“Bukan urusan anak kecil.” Saut Minjeong
Selepas sarapan Minjeong menuju ke kamar untuk bersiap - siap. Mengambil gelang anyaman panjang di laci meja, mengepang dan mengikat rambutnya dengan itu, Minjeong menatap cermin puas karena rambutnya yang kini sudah rapi.
“Kami berangkat.” Ucap kakak beradik tersebut ke neneknya.
Mereka menempuh perjalanan ke sekolah dengan berjalan kaki. Tempat tinggal mereka masih sangat kental dengan nuansa pedesaan. Tidak ada gedung pencakar langit. Hamparan sawah dengan berbagai macam tanaman mudah dijumpai di sepanjang jalan menuju sekolah. Suara burung yang saling bersahutan menemani perjalanan mereka ke sekolah.
“Dadahh”
“Dahh, belajar yang benar!”
“Ya! Aku tahu!”
Minjeong terkekeh mendengar jawaban dari adiknya. Mereka kini berpisah untuk menuju ke sekolahnya masing - masing. Awalnya Minjeong menyusuri jalanan desa itu sendirian. Namun tidak lama setelah berpisah dengan adiknya, suara yang familiar memanggilnya.
“Minjeong! Kim Minjeong!”
Minjeong menoleh kebelakang, sumber dari suara itu. Terlihat sahabatnya, NingNing dan Yedam, sedang berboncengan dengan sepeda.
“Pagi Ning, Yedam” Sambut Minjeong.
“Selamat pagi!” Ucap NingNing riang.
“Buruan turun.” Protes Yedam ke NingNing.
“Dih, pelit amat jadi orang.”
“Berat tau”
“Kurang ajar!”
KAMU SEDANG MEMBACA
Your Name (Jiminjeong / Winrina AU)
Fiksi PenggemarKisah ini mengambil 80% jalan cerita dari film dengan judul yang sama, "Your Name" atau "Kimi No Na Wa".