Beruntung tempat pertemuan kencan mereka dekat. Jimin memeriksa ponselnya sambil mencoba mengatur napas. Dengan berlari cepat, ia berhasil sampai di sana sepuluh menit sebelum waktu yang ditentukan. Kak Koeun mungkin belum datang. Meskipun saat itu pagi hari di akhir pekan, ramai orang berlalu lalang di sekitar tempat ini.
Jimin menyeka keringat di wajahnya, memperbaiki tampilannya, dan menggumamkan ‘Kim Minjeong bodoh’ tiga kali sebelum mulai mencari Kak Koeun, mengantisipasi kalau - kalau dia sudah ada di sini.
Kencan dengan Kak Koeun? Terlebih lagi, ini adalah kencan pertama Jimin. Melakukan kencan pertamanya dengan Kak Koeun yang mirip idol.
“Bukankah ini terlalu berlebihan? Tolong bisakah kita bertukar tubuh sekarang, Kim Minjeong bodoh!”
Tetapi Jimin hanya bisa berteriak dalam hatinya.
“Jiminie!”
"Ah!" Jimin menjerit kecil mendengar suara tiba-tiba dari belakang.
“Maaf, apakah kamu menunggu lama?”
"Tidak! Ah, tunggu… ya! Tunggu, tidak…”
“Pertanyaan apa ini!?”
Jimin berpikir jika dia bilang menunggu maka Kak Koeun mungkin akan merasa tidak enak, tapi jika dia bilang dia tidak menunggu maka itu akan terdengar seperti dia terlambat
“Arghhh aku harus menjawab apa!?”
“Umm…” Jimin mulai panik, entah bagaimana dia berhasil melihat ke arah Kak Koeun.
Di depannya berdiri seniornya yang tersenyum. Mata Jimin terbuka lebar. Rambut hitam, rok putih, dan atasan off-shoulder hitam. Pakaian berwarna monoton membuat bahu dan kakinya terlihat mempesona. Beberapa aksesoris juga ditempatkan untuk menonjolkan pesona kulitnya. Topi putih kecilnya diikatkan pita moka. Tidak ada kata lain untuk menggambarkannya: sangat bergaya dan cantik.
“Aku baru saja sampai…”
"Oh bagus!" Kak Koeun terkekeh.
“Haruskah kita berangkat?”
Ujar Kak Koeun riang sambil meraih lengan Jimin
.
.
.
“Aku tidak bisa melakukan percakapan sama sekali…”
Berdiri di kamar mandi, Jimin ingin membenturkan kepalanya ke cermin, dia menundukkan kepala sangat, sangat dalam.
Tiga jam telah berlalu sejak awal kencan, dan Jimin sudah merasa ini kegiatan paling lelah sepanjang hidupnya, lebih lelah daripada saat latihan. Jimin tidak pernah menyangka bahwa kemampuannya berinteraksi dengan gadis separah ini. Tunggu tidak, itu salah. Jimin ingin meyakinkan dirinya bahwa itu salah.
Ini semua salah Minjeong. Jimin berpikir dia membuatnya terjebak dalam situasi ini tanpa ada waktu untuk bersiap. Dan lebih lagi, Kak Koeun sangat cantik sehingga Jimin tidak bisa berbuat apa-apa.
Setiap orang yang mereka lewati berhenti melongo menatap Kak Koeun. Lalu mereka melihat Jimin berjalan di sampingnya dan memasang wajah yang berkata 'kenapa dia bersama anak ini?' Atau setidaknya, itulah yang Jimin pikirkan. Yah, mereka tidak salah jika berpikir seperti itu. Bahkan Jimin tahu dia tidak bisa mengendalikan bagaimana persepsi orang. Tapi setiap kali seseorang lewat, Jimin ingin memegang bahu orang yang memperhatikannya itu dan menceritakan semuanya, 'ini semua rencana Kim Minjeong'.
Kak Koeun pandai memulai percakapan kecil, tapi Jimin tidak berdaya. Dan kemudian Jimin menjadi semakin tidak mampu merangkai kata - kata.
“Sialan, Minjeong! Hal apa yang biasanya kau bicarakan dengannya!?”
KAMU SEDANG MEMBACA
Your Name (Jiminjeong / Winrina AU)
Fiksi PenggemarKisah ini mengambil 80% jalan cerita dari film dengan judul yang sama, "Your Name" atau "Kimi No Na Wa".