Yu Jimin

36 2 0
                                    

Sinar matahari menyeruak masuk ke kamar gadis itu, memaksa kedua matanya untuk terbuka. Gadis itu perlahan tersadar dan membuka matanya. Dia berusaha memposisikan tubuhnya untuk duduk. Sampai dia melihat ada sesuatu pada telapak tangannya.

'Kim Min Jeong'

“Hah? Apa ini...”

Belum cukup terkejut, dia melihat dirinya masih memakai seragam sekolah.

“Hah?”

Kakinya segera turun dari kasur dan mulai melangkah menuju kamar mandi. Pikirannya sekarang penuh dengan pertanyaan tapi dia harus segera bergegas ke sekolah. 


.

.

.


“Hari ini mau ke kafe lagi?” Tanya Aeri 

Sekolah telah usai, tiga bersahabat itu kini tengah menikmati bekal makanan 

“Maaf, hari ini aku ada latihan lebih awal.” Respon Jimin 

“Apa kau ingat jalannya?” Goda Yeji

Jimin tidak langsung menjawab, dia memikirkan sejenak maksud dari perkataan temannya itu. Jimin akhirnya menyimpulkan sesuatu.

“Yah! Yeji, kau yang membajak ponselku ya?” Tanya Jimin curiga.

“Hah?” Yeji merespon bingung

“Ah, tidak lupakan saja...”

Kebingungan Jimin belum terjawab sejak bangun tadi pagi. Tulisan di telapak tangannya, dirinya yang terbangun dengan masih mengenakan seragam sekolah, dan saat dia sarapan sambil mengecek aplikasi catatan di ponselnya, dia melihat catatan harian yang aneh, Jimin tidak merasa menulis catatan itu.

Situasi semakin membingungkan setelah mendengar celotehan - celotehan dari kedua temannya. Sambil membereskan barangnya dia mencoba mengingat suatu hal tapi pikirannya menolak.

“Bye~ sampai jumpa besok.”

“Hati - hati di jalan.” Respon kedua temannya bersamaan.

“Sepertinya hari ini tidak ada yang perlu dikhawatirkan.” Celetuk Aeri setelah Jimin terlihat semakin menjauh

“Iya. Hari ini tampak normal. Dia menjadi sedikit pendiam kemarin.”

“Tapi aku merasa dia sedikit lebih keren kemarin.” Ungkap Aeri diikuti semburat merah muda di pipinya.

“Hah?” Respon Yeji bingung


.

.

.


Jimin sekarang sudah berganti pakaian, bersiap untuk sesi latihannya. Tapi dia masih berhenti di depan pintu ruang latihan. Setelah apa yang terjadi tadi pagi dan tingkah kedua temannya, Jimin berasumsi pasti ada yang tidak beres juga dengan agenda latihannya kemarin. Dia berusaha mengumpulkan kesiapan, bersiap dengan apapun pembicaraan yang akan dia terima, dari teman - teman trainee maupun dari para pelatih

Mau bagaimana lagi... Aku harus tetap masuk untuk latihan, 'kan..

Sesaat setelah membuka pintu ruang latihan. Jimin disambut oleh seorang wanita dewasa dan seorang pria dewasa. Jimin hanya bisa menelan ludahnya. Oh, tentu saja Jimin tahu benar siapa kedua orang ini.

“Selamat sore, Kak.” Salam Jimin sambil membungkukkan badan. Berusaha membuat dirinya sedikit lebih rileks.

“Jiminie, performamu sepertinya naik kembali.” Seru kakak pelatih vokal sontak membuat Jimin kaget dan bingung.

“Kami menyadari setelah satu persatu temanmu mengundurkan diri, performamu juga ikut menurun.” 

“Tapi kemarin kau sangat bersemangat. Gaya tarianmu… agak berbeda dari biasanya tapi bukan masalah.” Komentar kakak pelatih tari. 

“Kau terlihat sangat senang dan bersemangat. Seperti Jiminie yang kakak ingat saat pertama kali datang sebagai trainee”

Jimin senang sekaligus bingung. Dia merasa dia tidak melakukan apa - apa. 

“Terima kasih kak. Ehm.. apa kakak merekam proses aku latihan kemarin?”

“Kakak tidak sempat merekamnya. Eh- tapi kamu coba cek di komputer itu. Kebetulan kemarin ada trainee baru.”

Para pelatih biasanya merekam proses latihan trainee baru untuk dievaluasi. Selain itu, para trainee juga diperbolehkan memakai fasilitas kamera itu untuk mengevaluasi latihan mereka.

“Terima kasih, Kak. Aku akan memeriksanya kemudian lanjut berlatih. Permisi, Kak” Ucap Jimin sambil membungkuk. 

Jimin menyalakan komputer di sudut ruang latihan. Membuka folder yang tertata urut berdasarkan tanggal dibuatnya. 

Ah, ketemu!

Jimin memutar video yang direkam oleh kamera yang dipasang di depan cermin besar ruang latihan. Di video itu, Jimin bisa melihat beberapa trainee baru yang tidak dia kenali sama sekali. Dia belum melihat keberadaan dirinya di video itu. Jimin mempercepat videonya. Sampai di bagian video itu memperlihatkan dirinya sedang menari dan menyanyikan lagu yang familiar. Jimin melihat dirinya menari dan menyanyi dengan leluasa di sudut ruangan. Seperti tidak ada beban dan tubuhnya menjadi sangat ringan. Dia juga melihat reaksi teman - temannya yang antusias. 

Ini bukan gaya tarianku. Tapi kakak benar… Aku terlihat seperti saat mengikuti pelatihan di hari pertama.

Senyuman kecil terbentuk di wajah gadis itu.

Tapi senyuman itu perlahan memudar dan semburat merah muda muncul di pipinya setelah melihat lebih jauh video itu.

Dia melihat dirinya dengan seseorang yang sangat dia kenal sedang menari bersama dengan jarak yang cukup dekat.

Oh, tidak …

Your Name (Jiminjeong / Winrina AU)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang