Tw: Kisseu
•••
。☆✼★━━━━━━━━━━━━★✼☆。
•••
✷ ·
˚ * .
* * ⋆ .
· ⋆ ˚ ˚ ✦
⋆ · *
⋆ ✧ · ✧ ✵
· ✵。☆✼★━━━━━━━━━━━━★✼☆。
•••
Pagi itu, rumah terasa begitu sepi dan sunyi. Oniel, yang biasanya terbangun oleh suara-suara aktivitas pagi yang Gita lakukan dengan grasak-grusuk, kini sendirian di rumah. Gita, kakaknya, yang biasanya sudah kembali dari jogging di pagi hari, belum juga menampakkan diri. Oniel, yang merasa gelisah karena tidak ada yang bisa diajak bicara, memutuskan untuk mengisi waktu dengan menyapu rumah. Dengan gerakan yang teratur, ia membersihkan setiap sudut, merapikan perabotan, dan menata ruangan agar lebih nyaman.
Tanpa asisten rumah tangga, Oniel dan Gita sudah terbiasa mengurus rumah sendiri. Menyapu pagi itu bagi Oniel terasa seperti olahraga ringan, meski pikirannya terus melayang-layang, memikirkan di mana kakaknya berada. Setelah merasa puas dengan pekerjaannya, Oniel duduk di ruang tamu, membiarkan televisi menyala sebagai teman. Ia meraih ponselnya dan memutuskan untuk menghubungi Sisca, sang kekasih, melalui video call.
Wajah Sisca muncul di layar, terlihat segar meskipun baru beberapa jam mereka tidak bertemu. "Kak Sisca, kangen banget nggak ketemu setelah beberapa jam," kata Oniel dengan senyum lebar, mencoba mengusir rasa sepinya.
"Heh, tar dulu, kamu di mana?" tanya Sisca, melihat sekeliling layar ponsel yang menampilkan sudut-sudut rumah Oniel.
"Di rumah, Kak. Aman kak. Kak Gita nggak pulang-pulang dari joggingnya tadi pagi," jawab Oniel dengan nada santai.
"Oh, sendiri jadinya di situ?" Sisca mengangkat alisnya, sedikit terkejut mendengar bahwa Oniel sendirian.
"Iya, Kak. Sini dong ke rumah," kata Oniel, nadanya berubah manja, sambil mendekatkan wajahnya ke kamera ponselnya, berharap bisa melihat Sisca lebih dekat. Senyumnya makin lebar, berharap bisa menghabiskan waktu dengan Sisca.
"Tapi kalau Gita tiba-tiba pulang, gimana, Niel?" tanya Sisca, khawatir kalau kedatangan mendadaknya bisa menimbulkan masalah.
Oniel berpikir sejenak, lalu tersenyum penuh ide. "Santai, bilang aja lagi latihan musik. Kita sering latihan bareng, kan?"
Sisca tertawa kecil, mengakui logika Oniel. "Yaudah, aku langsung otw nih. Tadi sebenarnya mau jalan sama Gracia makanya udah siap gini, tapi dibatalin karena tiba-tiba dia mau pergi sama Sean."
"Ah, pantesan udah cantik banget pacarnya aku ini. Aku tunggu di sini, Kak!" kata Oniel dengan suara riang, matanya berbinar-binar. Ia merasa lebih tenang dan bersemangat setelah tahu Sisca akan datang.
Waktu terasa berjalan lambat bagi Oniel saat menunggu kedatangan Sisca. Ia terus memeriksa ponselnya, berharap ada pesan atau panggilan masuk yang memberitahukan bahwa Sisca sudah dekat. Di luar, suara kendaraan terdengar semakin dekat, menandakan kedatangan Sisca. Oniel merasa jantungnya berdegup lebih kencang, tak sabar untuk melihat kekasihnya dan menghabiskan waktu bersama.
Oniel tidak bisa menyembunyikan kegembiraannya saat membuka pintu dan melihat Sisca berdiri di sana. Sisca mengenakan pakaian kasual—kaos putih croptop yang dipadukan dengan celana jeans biru muda, tampak santai namun tetap memikat. Rambutnya yang biasanya tergerai dengan gelombang, kali ini diikat ke belakang dengan sederhana, menambah kesan natural yang membuat Oniel semakin jatuh hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNRAVEL
Fanfiction𝘈𝘯𝘥 𝘪𝘧 𝘪 𝘴𝘢𝘪𝘥 𝘪 𝘭𝘰𝘷𝘦𝘥 𝘺𝘰𝘶, 𝘸𝘰𝘶𝘭𝘥 𝘺𝘰𝘶 𝘵𝘸𝘪𝘴𝘵 𝘪𝘵 𝘭𝘪𝘬𝘦 𝘢 𝘬𝘯𝘪𝘧𝘦? 𖦹𖦹𖦹 𝙐𝙣 • 𝙧𝙖𝙫 • 𝙚𝙡𝙚𝙙; 𝙐𝙣 • 𝙧𝙖𝙫 • 𝙚𝙡 • 𝙞𝙣𝙜; 𝖵𝖾𝗋𝖻 1. 𝘜𝘯𝘥𝘰; 2. 𝘐𝘯𝘷𝘦𝘴𝘵𝘪𝘨𝘢𝘵𝘦 𝘵𝘰 𝘴𝘰𝘭𝘷𝘦 �...