18

41K 2K 161
                                    

18

Gagal.

Bahkan Azalea sudah mengeluarkan kartu yang dia pikir paling ampuh, tetapi dia tetap dibawa paksa ke rumah Kakek setelah Xavier menggaulinya sebanyak dua kali. Pertama di tempat tidur. Kedua di kamar mandi saat mereka mandi bersama.

Ini tidak adil.

"BELOK KE HOTEL NGGAAAK?" teriak Azalea di dalam mobil sambil menggigit kukunya.

"Jangan memprovokasi saya, Azalea."

"Nggak mau pergi!" Azalea menatap pasrah sepanjang jalan di sisi kiri yang mereka lewati.

"Saya dari tadi tanya kamu, kamu nggak mau jawab. Sekali lagi saya tanya, apa yang membuat kamu seperti ini?"

Azalea menggumam dengan pasrah tanpa mau melihat Xavier yang sedang fokus menyetir. "Sama kayak kamu yang nggak mau aku ditatap laki-laki lain, aku juga nggak mau kamu dilihat sama perempuan lain. Di sana, ada sepupu-sepupuku yang perempuan. Berpendidikan tinggi, cantik-cantik, anggun-anggun seperti miss universe, pinter-pinter lagi." Azalea tak tahu lagi selain mengatakan isi hatinya dengan pasrah. "Kalau dibandingkan dengan aku yang suka keluyupan ini, sukanya ke mal doang, masih piyik."

"Kamu membandingkan diri kamu dengan sepupu perempuan kamu yang pada sarjana?" Xavier berdecak. "Kalau mau membandingkan, bandingkan dengan yang seumuran kamu. Kamu bahkan baru kuliah."

"Tetep aja."

"Beda." Xavier membelokkan mobil hitamnya melewati pagar besar yang terbuka lebar. Memasuki basemant terbuka yang sudah hampir dipenuhi mobil-mobil yang semuanya mewah. "Kita terlambat dari yang lain."

Rumah mewah bertingkat tiga, besar, dan luas itu adalah rumah utama Kakek. Beberapa anak berumur lima tahun ke atas bermain di taman bermain samping bangunan rumah. Kakek suka anak kecil, tetapi saat ini belum ada lagi kelahiran bayi sejak lima tahun terakhir.

"Aku nggak bisa." Ditatapnya Xavier yang sedang membuka sabuk pengamannya. Laki-laki itu mendekat, dan membukakan seatbelt yang terpasang di tubuh Azalea. "Aku nggak bisa! Pulang, yuk?"

"Ada aku." Laki-laki itu mendaratkan ciuman di pipi Azalea.

Azalea sudah mencoba berbagai cara, ujung-ujungnya tak ada yang berhasil. Baiklah.  Ditatapnya Xavier dengan tatapan sendu. "Jangan berpaling ke perempuan lain."

"Nggak akan, Azalea." Xavier mengusap pelan puncak kepala Azalea. "Saya izinkan kamu ngambil S2 sampai S3 di luar negeri. Supaya kamu nggak insecure lagi."

Bukan tentang itu. Azalea menghela napas panjang. Xavier mendekatkan bibir mereka dan menempelkannya singkat. Laki-laki itu kemudian menjauh dan menatap lekat-lekat ke dalam matanya.

"Aku cuma milik kamu, Azalea."

Siapa yang akan tahu apa yang terjdi setelah Xavier bertemu Elena?

Mata Azalea berkaca-kaca. Dia terlalu takut Oke, baiklah. Cukup menghalangi pertemuan mereka. Setelah hari ini terlewati, mungkin akan sedikit aman.

Sedikit....

Karena tak akan ada yang tahu kapan Elena dan Xavier bertemu di waktu dan tempat lain.

Eelena selama ini kuliah di luar negeri. Dia telah kembali ke Indonesia dan sebentar lagi bekerja di perusahaan asing yang ada di Indonesia. Meski diceritakan Elena tidak bekerja di Paul's Comp tempat Xavier bekerja, tetapi tak ada yang tahu takdir pertemuan mereka selanjutnya akan seperti apa.

Xavier keluar dari pintu mobil. Sementara Azalea hanya berdiam diri. Dia tidak siap dengan semua ini. Pintu mobil di sampingnya baru saja dibuka oleh Xavier. Laki-laki itu menunduk, menatapnya dengan tatapan lembut. "Ayo, Azalea. Saya nggak akan lirik perempuan lain. Kamu juga jangan lirik laki-laki lain di sana."

"Nggak ada yang buat aku tertarik selain kamu," bisik Azalea, menunduk dan memainkan jemarinya di atas pangkuan.

"Saya juga. Cuma tertarik sama kamu." Xavier memegang pipi Azalea dan mencium bibirnya singkat. "Ayo."

Pasrah. Perempuan itu segera turun dari mobil. Xavier langsung memeluknya setelah menutup pintu mobilnya. Laki-laki itu memeluk Azalea sambil mengusap lembut rambut belakang Azalea. Sesekali Xavier mencium puncak kepalanya.

"Selama di dalam nanti, jangan pisah dari aku sedikit pun, Azalea. Terkadang kalau sesama perempuan keasyikan ngobrol, mereka bisa tiba-tiba pindah tempat."

[]

Xavier sudah memperingatkan hal itu, tetapi yang dia takutkan terjadi. Azalea lepas dari genggamannya saat Xavier sedang berbincang dengan para lelaki. Tadi Azalea ditarik pergi oleh sepupu perempuannya.

Xavier melihat sekeliling. Entah ke mana sepupu Azalea membawa Azalea pergi. Di rumah yang luas ini, sulit untuk mencari Azalea. Panggilan telepon darinya pun tak diangkat. Sepertinya Azalea menyalakan mode diam di ponselnya.

Paul memiliki tiga belas anak dari beberapa istri. Anak Paul pun melahirkan paling sedikit dua anak. Namun, di antara banyaknya cucu Paul, hanya beberapa yang sudah menikah dan memiliki anak. Azalea dan Xavier adalah pengantin baru dan Xavier sendiri masih menikmati kebersamaannya dengan Azalea.

Bagaimana ya jika ada Azalea dan Xavier versi imut...?

Xavier mengulum senyum tipis saat menunduk, menatap bayangan di minuman merah dalam gelas kaca yang dia pegang.

Dia menyimpan gelasnya di atas meja. Mungkin Azalea sedang menikmati waktu bergosip dengan sepupu perempuan. Haruskah dia membawa paksa Azalea ke sampingnya?

Xavier menoleh pada seorang perempuan yang warna pakaiannya menarik perhatian Xavier. Merah muda pastel. Dilihat saja itu merek terkenal. Harusnya Xavier tak perlu peduli. Namun, entah kenapa pandangannya tak bisa berpaling dari perempuan yang memiliki senyum cerah saat anak kecil mengajaknya bermain.

Rambut panjang yang lurus. Make up tipis. Senyum yang manis. Sikap yang anggun. Perempuan itu menyelipkan anak rambutnya ke belakang telinga, lalu tak sengaja bertemu pandang dengan Xavier.

Seolah dunia Xavier berhenti.

Perasaan ini ... sedikit mirip dengan perasaan yang dia rasakan pada Azalea.

Perasaan ingin memiliki dan mendominasi perempuan itu.

Siapa dia?

Lebih penting bukan itu, tetapi ... apa yang baru saja Xavier pikirkan?

Dia menginginkan perempuan itu?

[]


a.n:

Baca lebih cepat di karyakarsa: kandthinkabout https://karyakarsa.com/kandthinkabout

AZALEA - My Psychopath Husband is Male Lead, but I am an ExtraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang