12

46.4K 2.1K 10
                                    

12

Ruangan favorit Azalea adalah ruang kerja Xavier. Dia suka jadi pengganggu karena laki-laki itu tak tegas memarahinya. Sejak insiden tertangkap basah oleh Kakek ketika Azalea duduk di pangkuan Xavier, Azalea jadi lebih hati-hati lagi. Akan lebih memalukan jika laki-laki itu sedang melakukan panggilan video dengan orang asing lainnya.

Perempuan itu membuka pintu ruang kerja Xavier yang tak pernah terkunci, lalu mengintip Xavier yang baru saja menurunkan ponselnya ke meja. Xavier baru saja berteleponan dengan seseorang. Laptopnya tidak terbuka. Hanya ada sebuah map yang sepertinya isinya sedang dibaca laki-laki itu.

Azalea memasuki ruangan itu dan menutup pintu. Dia melangkah dengan riang. Berhenti di samping kursi Xavier dengan membelakangi laki-laki itu, lalu dia melompat ke pangkuan Xavier dengan pelan. 

Laki-laki itu dengan cepat merengkuh pinggang Azalea dengan tangan kanannya sementara tangan kirinya membuka isi map yang perlu dia baca.

"Besok!" seru Azalea, mengalungkan lengan di leher Xavier. "Hari pertama gue kuliah."

"Saya lagi kerja, Azalea. Saya nggak mau pekerjaan saya teralihkan hanya karena ingin menghabiskan waktu semalaman sama kamu."

Azalea tak mengindahkan perkataan Xavier. Dia memajukan bibirnya, berkali-kali mencium dari jarak jauh. "Ummach. Ummach."

Sepertinya, malam ini Xavier benar-benar ingin lembur kerja. Wajar Xavier menahan diri. Karena Xavier tak bisa hanya akan mencumbunya satu kali, tetapi berkali-kali.

"Lanjutin aja kerjaan lo. Gue di sini diam." Azalea menyandarkan kepalanya di lekuk leher Xavier. Dia memejamkan mata.

Setidaknya, dia telah mengambil tempat pemeran utama perempuan. Di novel, Xavier diceritakan hanya akan bergairah saat bersama Elena. Xavier adalah seorang perjaka sebelum bertemu Elena. Elena lah yang mengambil keperjakaan Xavier.

Namun, fakta sekarang, Azalea lah yang telah mendapatkan keperjakaan Xavier.

Elena dan Xavier juga belum bertemu.

Setidaknya, ada harapan untuk tidak mati di tangan Xavier suatu saat nanti. Hal yang harus Azalea lakukan adalah membuat Elena dan Xavier tidak pernah bertemu untuk selamanya.

Karena meskipun Azalea telah menjadi yang pertama untuk Xavier, tetapi bukan hal mustahil jika Xavier menjadi terobsesi pada Elena jika mereka bertemu.

"Nggak sabar kuliah!" seru Azalea. Dengan kuliah, dia bisa punya cadangan untuk kabur dari hidup Xavier jika saja pertemuan Elena dan Xavier tak bisa dia hentikan.

"Awas saja kalau kamu selingkuh dengan laki-laki lain di kampus."

"Buat apa gue selingkuh? Ngapain?" Azalea mengernyit. Dia tatap wajah Xavier yang datar. "Gue kan udah dapat suami yang kaya, ganteng, dan...."

Alis tebal Xavier terangkat. "Dan?"

"Dandan." Azalea menaruh kembali kepalanya di leher laki-laki itu. Dia tak ingin mengatakan bahwa Xavier hebat di ranjang. "Kok nggak pernah ngatain gue bocah bau matahari lagi?"

"Kamu sudah bukan bocah lagi."

"Gue cepet gede juga, ya." Azalea terkekeh.

Jika teman-temannya juga memasuki novel yang ada nama mereka, apakah mereka baik-baik saja di kehidupan mereka saat ini?

Azalea menikmati momen-momen kebersamaannya dengan Xavier. Andai saja perempuan bernama Elena itu tidak ada. Azalea ingin mencari tahu tentang perempuan itu, tetapi khawatir ketahuan Xavier yang berujung membuat Xavier penasaran mengenai segala hal tentang Elena.

"Sebentar." Xavier memegang kedua bahu Azalea, lalu menjauhkan tubuh perempuan itu darinya. Azalea mengerjap bingung. "Besok hari pertama kamu kuliah, kan?"

Azalea mengangguk.

Pandangan Xavier tertuju ke leher Azalea. "Beberapa hari ini saya nggak nyentuh kamu karena kamu datang bulan."

Selama datang bulan, Xavier memang tak ingin menyentuhnya. Katanya, takut kebablasan. Azalea baru selesai hari ini. Dia juga sudah memberitahukan tentang hal ini kepada Xavier sore tadi lewat pesan teks.

"Lo mau ngapain?" Suara Azalea melemah saat bibir Xavier menyentuh lehernya. "Jangan di situ! Besok kan harus kuliah!"

"Sengaja. Ninggalin jejak." Xavier mengisap leher Azalea hingga perempun itu menutup mulut dengan tangan, menahan teriakan. "Supaya laki-laki langsung mundur dan nggak deketin kamu, Azalea."

[]


a.n:

Baca lebih cepat di karyakarsa: kandthinkabout https://karyakarsa.com/kandthinkabout

AZALEA - My Psychopath Husband is Male Lead, but I am an ExtraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang