42

18.5K 1.3K 107
                                    




42

Tanpa cermin atau sesuatu yang mudah dihapus, serpihan jiwa Elena tak bisa berinteraksi dengan tubuhnya di dunia ini.

Cahaya kekuningan yang tak kasat mata berkeliaran di sekitar Elena yang tak disadari perempuan itu. Sebuah tulisan muncul di dinding lif, membuat Elena terdiam membaca kata-kata di sana.

aku tidak sabar melihatmu bersama dengannya

Elena mengulum senyum tipis. "Terima kasih," bisiknya. "Tapi tolong jangan mengajakku berinteraksi. Kita sedang berada di tempat umum. Ada CCTV di sini."

Serpihan jiwa Elena memutuskan menahan diri untuk tidak mengajak Elena berkomunikasi. Ia hanya berkeliaran di sekitar Elena. Seskali mencoba untuk bersatu dengan serpihan jiwanya di dalam tubuhhnya di dunia ini, tetapi gagal. Membuatnya memutuskan untuk kembali melayang-layang di sekitar Elena.

Xavier mengajaknya bertemu di Bali, tepatnya di vila pribadi laki-laki itu. Baik Elena maupun serpihan jiwanya senang dengan ajakan tersebut. Akan lebih mudah menguasai Xavier jika mereka hanya berduaan. Elena bahkan langsung memesen tiket pesawat dan buru-buru mengemas barang-barangnya ke koper.

Dia tarik koper 24 inchi-nya keluar dari lif, melangkah buru-buru menuju parkiran apartemen menuju mobilnya. Tiba di sana, dia berhenti dan menoleh. Seorang laki-laki bertopi menariknya paksa memasuki mobil sedan hitam. Dia dipaksa naik ke sana, tak bisa berontak.

"Lepaskan!" teriak Elena, memberontak, tetapi tangannya langsung diikat dengan lakban. Pun dengan mulutnya.

Laki-laki bertopi kembali turun dan memasukkan koper merah muda Elena ke dalam bagasi.

"Tenang. Bos kami menunggu Anda, Nona," kata si pengemudi yang mulai mengemudikan mobil dengan laju kencang meninggalkan parkiran itu.

Hanya ada dua orang yang menculik Elena. Perempuan itu tak bisa bicara karena bibirnya yang tertutup lakban. Dia menatap cermin, berharap diselamatkan.

Serpihan jiwa Elena memutuskan untuk diam. Mereka pasti orang suruhan Xavier. Bukannya Xavier mengajaknya bertemu di Bali? Satu-satunya teori yang terpikirkan adalah Xavier ingin membunuh Elena dengan tangannya sendiri.

Tak apa tak bertemu di Bali.

Xavier tak akan berhasil membunuh Elena karena serpihan jiwa Elena akan membuat laki-laki itu bertekuk lutut padanya.

tenanglah

Sebuah tulisan dia munculkan di cermin atas kiri sopir, yang kemudian langsung menghilang. Elena terlihat mengembuskan napas lega.

Serpihan jiwanya kembali mencoba masuk ke tubuh Elena untuk bersatu dengan sisa jiwanya. Lagi-lagi gagal. Dia melayang berkali-kali mengelilingi Elena sebelum kembali memasuki tubuh Elena dengan paksa.

Elena terkesiap, membuat laki-laki di sampingnya menoleh bingung.

Perempuan itu menoleh ke jendela dan tersenyum meski bibirnya diberi perekat lakban. Serpihan jiwanya berhasil menyatu setelah sekian lama melakukan usaha yang selalu berakhir gagal.

Pikiran jiwanya menyatu. Ini sempurna.

Setelah berhasil membuat Xavier melihatnya sepenuhnya, dia akan memerintah Xavier untuk membunuh Azalea, perempuan menyedihkan yang berusaha mengambil posisinya sebagai pemeran utama perempuan.

Lalu, Elena dan Xavier akan menghabiskan malam-malam yang panas tanpa harus diganggu oleh si figuran yang tak penting bernama Azalea.

[]

AZALEA - My Psychopath Husband is Male Lead, but I am an ExtraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang