Perlawanan Dan Informasi.

139 13 6
                                    

Anne PoV

Kami berjalan menuju sebuah pohon besar yang mungkin berusia ratusan tahun. Kokoh dan kuat. Ditemani oleh Peter, Edmund dan juga Moana.

Awalnya Peter melarangku untuk ikut, tapi aku takut akan terjadi sesuatu pada mereka. Tak peduli apa yang dikatakan oleh Peter, aku akan tetap maju.

Tak butuh waktu lama sebenarnya untuk berjalan menuju pohon beringin yang sudah tua ini.

Jika ada yang berpikir bahwa pohon ini dihuni oleh hantu, aku takkan bertanya karena itu sudah biasa. Tapi aku merasakan ada sesuatu yang berbeda dengan pohon yang satu ini.

"Bagaimana bisa pohon ini menjadi rumah baginya?"

Aku menoleh ke arah Peter yang sedang kebingungan menatap pohon.

"Bagi burung dan tupai, tentu saja" sahut Edmund.

Aku melihat Peter melirik Edmund tajam, tahu bukan waktunya untuk bermain-main saat ini.

"Dia penyihir, dia bisa menjadikan tempat apapun menjadi tempatnya, termasuk pohon ini. Lagipula pohon ini begitu besar" kata Moana.

"Yakin bahwa orang itu adalah seorang penyihir sepertimu?" tanya Edmund.

"Tentu saja, aku tahu seperti apa rupa penyihir. Apakah anda berpikir bahwa penyihir hanyalah Jadis seorang? Ada banyak penyihir di dunia ini, anda harus tahu itu" jelas Moana kesal.

"Hentikan perdebatan kalian yang tidak berguna itu. Sebaiknya kita langsung mencari pintunya" ucapku sambil berjalan mendahului mereka.

Kami berputar-putar, tidak, tapi kami memutari, mengelilingi pohon besar ini hanya untuk mencari pintu masuk ke dalam pohon besar.

Tak ada tanda-tanda apapun yang bisa kami temukan, sebelum akhirnya kami melihat seekor ular yang masuk melalui celah kecil diantara akar-akar besar sang pohon.

"Aku rasa itu pintunya" kataku sambil menunjuk ke arah sebuah lubang kecil dimana ular tadi masuk.

Edmund, Peter dan Moana segera menghampiriku dan menatapku tak percaya.

"Mungkin lubang itu digali boleh hewan, termasuk ular yang kamu katakan barusan" kata Peter tak percaya pada ucapanku.

Sesekali aku ingin sekali menampar dan menjambak rambut pria itu, dia memang keras kepala seperti batu.

Anne PoV End

Tiba-tiba saja terlihat Edmund mulai mendekati lubang tersebut, menyelidikinya dengan cermat. Anne terlihat menaruh lebih banyak harapan pada Edmund saat ini.

"Kau mencarinya Ed?" tanyaku.

"Aku percaya padamu, terkadang ular bisa memberikan kita sebuah petunjuk yang penting. Entah itu baik atau buruk" katanya.

Anne tersenyum melihat bagaimana Edmund begitu mempercayainya. Ia bahkan menjulurkan lidahnya pada Peter sebagai ejekan untuknya.

Peter hanya memutar matanya malas, tahu bahwa istrinya itu akan menang banyak jika bersama adiknya. Dan itu yang membuatnya tidak suka.

Edmund kemudian membersihkan desiran tanah yang ada disekitar lubang. Ia mencermatinya dengan baik, hingga seekor ular muncul dan membuatnya terkejut.

"Astaga" ujarnya terkejut.

Ular itu memperhatikan Edmund dan menatapnya dengan seksama, lalu beralih pada Peter, Anne dan Moana.

"Salam tuanku, ada yang bisa saya bantu?" ucap sang ular.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 10, 2024 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

It was Love❤ Peter Pevensie Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang