Manisan Yang Terlalu Manis

119 16 0
                                    

Saat ini Edmund tengah meminta dibuatkan sebuah manisan Turki yang begitu dicintainya. Bukan sang pelayan yang membuatnya, melainkan seorang tamu yang baru saja tinggal beberapa hari lalu.

Anne sempat tidak memperbolehkan dirinya untuk membuat apa yang diminta oleh Edmund dan membiarkan para pelayan yang membuat manisan itu. Namun gadis berambut biru itu menolak dan mengatakan bahwa perintah seorang Raja itu mutlak.

Anne hanya bisa menggelengkan kepala melihatnya. Dirinya tak yakin apakah Moana bisa membuat manisan yang sungguh menggiurkan itu, karena tak semua orang bisa membuatnya, hanya seorang ahli.

"Apa yang sedang dilakukan Moana didapur sana Anne?" tanya saudari iparnya pada Anne yang tengah memperhatikan bagaimana Moana membuat manisan.

"Membuat manisan Turki"

"Apa dia bisa melakukannya?"

"Entahlah Su, makanya dari tadi aku memperhatikannya disini"

"Siapa yang menyuruhnya?"

"Yang Mulia Raja Edmund Yang Adil"

"Dasar anak itu. Moana itu tamu kita, kenapa dia malah menjadikannya bak seorang pelayan?"

"Mana ku tahu. Mungkin Edmund masih kesal dengannya"

"Kesal karena apa?"

"Soal anak panah yang tak sengaja mengenai lengannya, kau ingat?"

"Ah ya, aku ingat. Tapi tak seharusnya Edmund melakukan ini padanya"

"Memang, tapi apa boleh buat. Kau tahu, perintah sang Raja itu mutlak bagi seorang sepertinya"

Susan hanya bisa menggelengkan kepalanya, tak mengerti dengan jalan pikir adik laki-lakinya juga gadis yang kini tinggal bersamanya. Menurutnya keduanya sama-sama aneh.

"Apa yang sedang kalian bicarakan?" ucap seseorang yang membuat kaget kedua wanita didepannya.

"Bukan sesuatu yang penting Lu. Ada apa kemari?" tanya Susan.

"Tak ada, hanya ingin tahu saja apa yang kalian berdua bicarakan. Kan aku sudah legal juga, jadi aku ingin ikut dalam pembicaraan para gadis dirumah ini" jawab Lucy panjang.

"Ya, tapi sayangnya tak ada yang begitu penting untuk dibicarakan" sahut Anne yang melirik pada Lucy.

Lucy menghela nafasnya dan pergi menuju dapur, dimana Moana tengah atau masih membuat manisan. Lucy sesekali meliriknya dan melihat hal apa yang sedang dibuatnya.

"Kau bisa membuatnya?" tanyanya.

"Saya masih belajar"

"Jika kau kesulitan, kau bisa meminta bantuan padaku, pada yang lain atau pada para pelayan untuk membuat itu. Dan maaf"

"Untuk?"

"Edmund yang menyulitkanmu, terkadang dia memang agak-agak"

"Tak apa, lagipula saya senang bila kalian mengizinkan saya untuk tinggal sementara disini"

Lucy tersenyum mendengarnya. Ternyata Moana adalah orang yang baik, meskipun caranya agak ekstrim dan bisa membuat siapapun dalam bahaya besar kecil.

Ia kemudian kembali pergi menuju kamarnya. Lucy datang ke dapur hanya untuk mengambil air minum dan sedikit cemilan untuk ia makan sambil mengerjakan tugasnya.

Anne dan Susan memilih untuk pergi dari dapur meninggalkan Moana sendiri dengan beberapa pelayan yang harus siap sedia membantunya.

Anne dan Susan pergi menuju balkon, sambil menikmati udara segar diluar. Dan seorang pria tengah membaca sebuah koran ditangannya dengan teh yang tersimpan di atas meja.

It was Love❤ Peter Pevensie Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang