02

3K 447 12
                                    

Author POV-

Evan tersenyum kaku saat melihat Lio mengikutinya hingga ke depan rumah.
"Kamu tau, sikap mu seperti seorang penguntit.. aku bisa melaporkan mu ke polisi"

"Eh apa ?" Lio terkejut mendengar apa yang Evan katakan.

"Ya, dari taman hingga ke rumah kamu mengikuti ku dan lagi kamu tau nama ku.. itu salah satu ciri-ciri penguntit"

Lio baru sadar kalau dia terlalu mencurigakan untuk Evan.
"I-itu memang benar tapi aku bersumpah aku bukan penguntit! Aku hanya ingin kamu bahagia walaupun hidup mu hanya sebagai pemeran kedua !"

"Pemeran kedua ? Apa kamu berpikir kita tengah syuting.. aku bukanlah aktor" Evan sangat bingung dengan kata-kata Lio.

"Aku tau walaupun ini terdengar mustahil tapi aku serius.. aku tidak mau kamu sedih terus menerus, itu sebabnya aku ada disini untuk membuat cerita mu bahagia" Lio terlihat bersemangat tapi tidak dengan Evan yang menganggap Lio aneh.

Evan tersenyum.
"Ya, akan ku anggap saja itu benar jadi bisakah kamu pulang ?"

"Terima kasih.. ah, tapi.. "

"Tapi apa ?" Tanya Evan.

Lio celingak-celinguk melihat sekitar.
"Aku tidak tau harus pergi kemana dan aku pun tidak tau identitas ku di dunia ini"

Evan semakin bingung, dia sampai dititik memijat dahinya karena semua ini sangat tidak masuk akal atau dia bertemu orang gila tapi dari penampilan Lio, Lio terlihat terawat bahkan kulitnya putih mulus terkesan kalau dia masih waras.

"Coba periksa dompet mu" ujar Evan.

Lio langsung merogoh kantong celananya tapi dia tidak menemukan apapun.
"Tidak ada, um.. panggil aku Lio saja agar nama itu familiar ditelinga ku.

"Ah baik Lio, aku akan mengantar ku ke kantor polisi dan kamu bisa meminta mereka menolong mencari identitas dan rumah mu.. bagaimana ?" Tanya Evan.

Lio mengelengkan kepalanya.
"Jangan khawatir, aku akan pergi.. istirahat lah ! Sampai jumpa besok !" Lio berlari menjauh dari rumah Evan, pria ini terpaku didepan pintu.

"Aku baru saja bertemu orang aneh" gumam Evan.

Evan memilih mengabaikan saja, dia pikir Lio hanya orang aneh yang iseng menjahilinya tapi entah kenapa saat malam tiba Evan jadi kepikiran tentang Lio yang tidak tau identitasnya bahkan tidak tau tempat tinggalnya.

"Apakah dia orang yang sudah kehilangan ingatannya ?" Tanya Evan pada dirinya sendiri, Evan menarik jaketnya lalu berlari keluar dari rumah pada jam 8 malam.

Evan berkeliling mencari Lio, Evan hanya menargetkan mencari di sekitar kompleknya kalaupun tidak ketemu dia berniat melaporkan masalah ini ke polisi terlebih lagi depan rumah Evan terdapat CCTV.

Evan sudah mencari di sekitar komplek dan taman tapi tidak ketemu, saat Evan berniat pergi dari taman sekilas dia bisa mendengar dengkuran dari seluncuran taman dengan penutup di atasnya.

Evan menaiki seluncuran itu dan benar saja seperti dugaan Evan, Lio ada disana. Lio tidur memeluk tubuhnya, pria malang ini bahkan tidak memakai jaket.

Evan menghela nafasnya berat, perlahan dia membangunkan Lio.
"Hei, jangan tidur disini.. kamu bisa sakit" ujar Evan, perlahan Lio membuka matanya dia tersenyum melihat Evan.

"Evan, selamat malam" ujar Lio dengan senyuman manis.

Deg.

Rona merah muda tipis menghiasi kedua pipi Evan, dia melepas jaketnya lalu menyelimuti tubuh Lio.
"Ayo pergi dari sini, cuacanya dingin"

Evan membawa Lio turun dari seluncuran itu, saat keduanya sudah dibawah, Lio tak kuasa menahan rasa kantuknya jadilah Evan yang mengendong Lio menuju ke rumahnya.

Evan melihat wajah Lio yang tidur pulas dalam gendongan Evan, Evan tersenyum simpul.
'Untung saja tubuhnya ringan dan kecil jadi aku tidak kesulitan menggendongnya' batin Evan.

Setibanya di rumah, Evan membaringkan Lio di atas kasurnya tapi karena Lio terlalu pasrah membuat tubuh Evan ikut tertarik, Evan menahan tubuhnya agar tidak menimpa Lio.

Kedua tangan Evan seperti mengurung tubuh Lio dibawahnya, Evan memperhatikan wajah Lio, walaupun Lio bukan tipe Evan tapi entah kenapa Evan merasa ada yang aneh darinya saat melihat Lio.

Entah apa yang merasuki Evan, tubuhnya bergerak maju lalu tanpa sadar Evan mengecup singkat bibir Lio.

DEG !

Sadar akan kebodohannya, Evan langsung menjauh lalu keluar dari kamarnya, dia menutup wajahnya dengan tangan.

"Ap-apa yang barusan ku lakukan?! Oh tidak.. Evan, kalian baru bertemu hari ini" ujar Evan yang tidak tau apa yang sudah terjadi pada dirinya.

.
.

Bersambung ...

Instant Lovers (Omegaverse 18+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang