05

2.6K 412 13
                                    

Evan tersenyum saat melihat Lio makan dengan lahapnya tapi dia baru menyadari satu hal.

"Kamu masih memakai pakaian yang kemarin ?" Tanya Evan.

"Hm, aku tidak punya uang jadi aku belum bisa membeli yang baru" Jawab Lio sembari mengunyah makanannya.

"Ah ya, makan saja dulu"

Evan berpikir sebentar, dia beranjak dari tempat duduknya tapi tangannya langsung ditahan oleh Lio.

"Kamu mau kemana ? Makan lah dulu !"

"Um, ya" Evan kembali duduk, dia makan malam bersama Lio. Selesai makan, Lio mencuci piring sementara Evan membersihkan meja makan.

Evan melihat Lio yang sekarang berdiri mencuci di wastafel, dia beranjak dari dapur menuju kamarnya.

Evan membuka lemarinya, dia mengeluarkan beberapa pakaian yang menurutnya cocok dengan Lio.

Tak lama kemudian, Lio masuk ke dalam kamar.
"Apa yang kamu cari ? Berantakan sekali" ujar Lio.

Evan menunjuk pakaian di atas kasurnya.
"Itu untuk mu, ganti pakaian mu karena sudah bau asam" ujar Evan.

Blush!
Kedua pipi Lio memerah.

"Bag-bagaimana lagi.. aku tidak punya pilihan lain jadi wajar saja kalau bau asam!" Lio jadi malu sendiri.

Evan mengusap pucuk kepala Lio.
"Bukan itu maksud ku, jangan marah.. cepat mandi dan ganti pakaian mu"

"Humph!" Lio mempoutkan bibirnya, Evan terkekeh pelan dia langsung menarik bibir Lio.

"Ayo cepat ganti sana jangan cemberut begitu"

"Iya...iya~" Lio mengambil baju kaos berwarna coklat juga celana pendek abu-abu.

Lio masuk ke dalam kamar mandi, setelah kamar mandi tertutup Evan masih saja mengukir senyum sampai akhirnya dia tersadar.

'Huh ! Kenapa aku jadi seperti ini ? Aku bertingkah seolah kami pasangan! Apa yang terjadi ?!' batin Evan.

Evan terus mondar-mandir di dalam kamar, dia memikirkan cara agar bisa mengusir Lio karena ini terasa sangat aneh terlebih mereka berdua baru kenal dua hari.

"Ya, akan ku katakan dengan tegas... Dia harus keluar dari-"

Kreekk.. ~

Pintu kamar mandi terbuka, Evan bisa melihat Lio keluar dengan baju yang longgar menampilkan bahunya juga celananya yang sengaja Lio ikat agar tidak jatuh.

Tak hanya itu, rambut basah Lio menambah kesan seksi di mata Evan.

Glup.
Evan menelan salivanya berat saat melihat tetesan dari rambut Lio turun membasahi tulang selangkanya.

Lio berhenti didepan Evan.
"Longgar sekali pakaian mu tapi tidak apa-apa dari pada aku memakai pakaian bau kan" Lio terkekeh pelan.

Perlahan tangan Evan bergerak menyentuh rambut Lio.
"Bi-biar ku keringkan rambut mu"

"Hm, boleh ~" Lio mengangguk.

Evan menyuruh Lio duduk di lantai sementara Evan duduk di kasur seraya memegang hairdryer.

Evan mengusap-usap rambut Lio, rasanya sangat lembut walaupun Lio memakai shampo yang sama dengan Evan.

Lio mengoceh tentang SOP sapi yang tadi Evan bawa, dia memuji rumah makan yang memasak makanan tersebut, Lio berharap Evan mau membawakan makanan itu lagi besok.

"Aku berharap begitu tapi kalau harganya mahal jangan dipaksakan" ujar Lio tapi tidak ada jawaban dari Evan.

"Hm ?" Lio terlihat bingung saat merasakan aroma kopi disekitarnya.
"Apa ini ? Baunya seperti kopi.. hei, apa kamu bisa mencium-" saat Lio berbalik, dia bisa melihat Evan menatapnya tajam.

"Ada apa ?" Tanya Lio.

Evan mematikan hairdryer tadi lalu menaruhnya di meja dekat kasur.
"Kenapa berhenti ? Rambut ku masih basah ?" Tanya Lio.

Evan menangkupkan kedua tangannya di wajah Lio, dia mengerjakan matanya saat aroma kopi itu terasa semakin pekat.

"Ugh! Baunya sangat kuat, hah.. sebentar aku perlu mengambil udara segar !" Lio berusaha pergi dari dalam kamar Evan, saat Lio hampir membuka knop pintu tiba-tiba sepasang tangan menahan pintu tersebut.

Evan mengurung Lio di antara pintu, nafasnya terdengar berat tak kala Lio merasakan ada yang aneh di tubuhnya.

'Apa yang terjadi ?! Celana ku terasa basah ?!' Lio menyentuh celananya, kedua mata Lio membulat saat dia sadar sesuatu.

'Oh tidak ! Aku lupa novel ini bergenre ABO !!' batin Lio dan bau kopi itu ternyata ada dijelaskan didalam novel, itu adalah aroma feromon dari Evan sementara milik Lio beraroma Lavender.

.
.

Bersambung ...

Instant Lovers (Omegaverse 18+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang