22

1.6K 293 10
                                    

"Baik, apa kamu siap ?" Tanya Felisia pada Lio.

"Ya, aku siap" jawab Lio.

Kelvin duduk di kasur dengan raut wajah khawatir, dia takut temannya terluka.

"Ka-kalian yakin melakukan ini ?! Kalau gagal bagaimana ?!" Kata Kelvin.

"Hei berhenti bicara seperti itu, ini hanya uji coba.. keberhasilannya belum tentu 100%" ujar Lio.

"Baik.. laptop ku sudah hidup, aku akan mulai mengetik" Felisia pun terlihat sedikit gugup.

Lio terlihat menarik juga menghembus nafasnya beberapa kali hingga akhirnya dia benar-benar siap.
"Oke.. silahkan dimulai"

"Baik !" Felisia mulai mengetik novel baru tapi tetap memakai latar juga tokoh yang sama tapi satu hal yang berbeda, Lio juga ada di dalam novel ini.

Lio menceritakan kalau ada cermin yang berada di kamar Advien saat dia memasuki tubuh Advien untuk pertama kalinya.

Cermin itu menyimpan jiwa asli dari Advien tapi kali ini Lio tidak ingin menggunakan tubuh Advien, dia ingin Felisia memasukkan dirinya sebagai tokoh di dalam novel.

Melalui cerita Lio, Felisia mengambil dua dunia yang terhubung melalui cermin.

Saat Felisia sibuk mengetik, tiba-tiba cermin di kamar Lio bercahaya. Lio bergegas melihat cermin itu dan betapa terkejutnya dia saat melihat Evan berdiam diri di kamar dengan raut wajah sedih sembari menatap langit malam.

"Buat dia melihat cermin !!" Ujar Lio.

"Ah, baik !" Felisia mengetik keinginan Lio tapi entah kenapa ketikannya menghilang seolah Evan tidak ingin diganggu.

"Tidak bisa.. apa yang ku tulis langsung hilang !" Ujar Felisia.

"Hah, ya ampun.. dia selalu bersikeras dengan dirinya sendiri" Lio terlihat kesal.

"Bagaimana ini ? Aku benar-benar tidak bisa mengendalikan tokoh ku sendiri" Felisia terlihat sedikit frustasi.

Kelvin mendekat melihat apa yang Lio lihat di cermin.
"Apa yang orang itu lakukan ? Jadi dia benar-benar punya pikiran sendiri ? Itu tidak masuk akal"

"Itu yang ingin ku katakan! Bagaimana bisa tokoh novel memiliki pikirannya sendiri ?!" Ujar Felisia.

Lio menyentuh cerminnya.
"Evan.. " panggil Lio tapi Evan terlihat tidak mendengar suara Lio.

" ..Evan, kamu mendengar ku ?" Evan tidak mendengar apapun, dia masih fokus melihat langit seolah berharap dia akan kembali ke dunia Lio seperti waktu itu saat tulisan muncul di langit.

Lio mengepalkan tangannya.
"Evan !!"

Perlahan Evan menoleh, dia seolah mendengar sesuatu tapi masih samar. Felisia menatap layar laptopnya, dia melihat beberapa kata mulai tersusun.

"Lagi.. lakukan lagi Lio ! Sepertinya dia mendengar sesuatu !"

"Benarkah ?!" Lio mendekati Felisia, dia bisa membaca tulisan di laptop Felisia.

'Evan menoleh, dia mendengar suara tapi tidak terlalu jelas' kata yang muncul di laptop Felisia.

Lio langsung kembali ke cermin, dia memanggil berkali-kali nama Evan bahkan memukul-mukul pelan cermin itu hingga akhirnya Evan beranjak dari kursinya.

"Berhasil ! Dia datang !" Ujar Lio.

Tapi bukannya mengecek cermin, Evan malah mengira suara itu berasal dari pintu depan.

"Apa seseorang berusaha membobol rumah ku ?" Tanya Evan pada dirinya sendiri.

Lio benar-benar frustasi begitu pun Felisia dan Kelvin yang tidak tau harus berbuat apa, ditengah keputusan asaan itu Lio tidak sadar kalau Evan sudah berdiri di depan cermin yang membuat Lio hampir terkena serangan jantung.

"Woaaahhhh!!!" Lio langsung terduduk karena wajah Evan sangat dekat, jantungnya berdebar kencang begitu pula Felisia dan Kelvin yang juga terkejut mendengar suara teriakan Lio.

Evan menyentuh cerminnya.
"Lio !!" Dia bisa melihat Lio walaupun buram tapi dia tau itu adalah Lio.

"Itu Evan.. dia mendengar ku !" Lio terlihat sangat senang, dia berusaha bicara dengan Evan tapi sepertinya apa yang Lio katakan tidak bisa Evan dengar.

Lio tak habis akal, dia langsung menuliskan apa yang ingin dia katakan lewat kertas, Evan tersenyum senang saat Lio menulis kata dia sangat mencintai Evan dan sekarang dia memakai cincin yang Evan berikan.

Lio memperlihatkan jarinya, Evan menyentuh jari Lio walaupun terhalang cermin.

Lio menulis lagi, dia mengatakan akan segera masuk ke dunia Evan agar dia dan Evan bisa terus bersama.

Saat melihat tulisan Lio, Evan mengelengkan kepalanya seolah tidak setuju kalau Lio harus masuk ke dunianya karena akan sangat aneh ketika Lio tiba-tiba menghilang berbeda dengan Evan yang memang hanya tokoh fiksi.

Akan tetapi maksud dari Evan tak tersampaikan dengan baik yang membuat Lio mengira Evan tidak menginginkannya lagi padahal Evan yang ingin kembali ke dunia Lio.

.
.

Bersambung ...

Instant Lovers (Omegaverse 18+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang