20

1.4K 295 19
                                    

Evan berpamitan pada Lio untuk pergi bekerja, dia mendapat tawaran lagi untuk menjadi model iklan sepatu.

Kehidupan keduanya terasa berjalan dengan baik, walaupun keduanya sama-sama sibuk tapi mereka selalu punya waktu berdua.

Tak terasa Evan sudah 1 bulan berada di dunia Lio, dia menjalani hari-harinya dengan penuh kebahagiaan karena dia bisa selalu pulang dimana Lio berada.

Hingga suatu hari, saat Evan tengah menjalani pemotretan. Fotografer sedikit bingung saat melihat bagian tubuh Evan tiba-tiba berubah transparan lalu kembali lagi normal.

Fotografer ini mengucek-ngucek matanya.
'Apa aku kurang tidur ?' batinnya.

"Ada apa ?" Tanya Evan penasaran karena fotografer ini terlihat sibuk sendiri, dia bahkan mengusap-usap kameranya.

"Tidak, sepertinya kamera ku blur" jawab fotografer ini.

Fotografer ini kembali mengarahkan kameranya pada Evan dan terlihat normal seolah tidak terjadi apa-apa, sesi hari itu berjalan dengan baik.

Evan pun pulang ke rumah dengan membawa upahnya, dia mengajak Lio jalan-jalan ke mall.

"Eh, kamu mau membelikan kita cincin pasangan ?" Tanya Lio.

"Hm, karena cincin pernikahan kita ku tinggal di tempat asal ku jadi aku ingin membeli cincin disini"

Mata Lio berkaca-kaca.
"Ow, manisnya.. iya, ayo pergi ~"

Mereka berdua pergi ke mall, sebelum membeli cincin, Evan membawa Lio makan dulu kemudian pergi ke toko perhiasan.

Penjaga toko sempat terpesona pada Evan, dia benar-benar sangat tampan.
"Ma-maaf tuan, sepertinya saya pernah melihat Anda" ujarnya.

Evan tersenyum.
"Mungkin hanya perasaan mu saja" kata Evan padahal butik yang pernah memakai jasa model Evan berada di lantai yang sama dan lagi foto Evan terpajang di toko itu.

Lio terkekeh pelan saat melihat Evan mencoba menjadi orang biasa padahal dia sangat terkenal di internet.

"Kenapa kamu menutupinya ? Katakan saja aku model baru begitu" ujar Lio setengah berbisik.

Evan mengusap pucuk kepala Lio.
"Nanti aku tidak bebas jalan-jalan seperti ini dengan mu jadi nikmati waktu kita sebelum aku benar-benar terkenal nantinya"

Lio tersenyum senang, dia merasa bangga pada Evan. Tak lama kemudian, dua cincin datang dihadapan mereka berdua.

Penjaga toko menjelaskan sedikit terkait cincin tersebut, dia juga memberitahu Evan untuk membawa pasangannya, takut cincin ini tidak muat.

Tanpa ragu, Evan tiba-tiba menarik tangan Lio lalu memasang cincin satunya dijari Lio.

Hal ini membuat penjaga toko dan Lio terkejut karena hubungan sejenis masih tabu di dunia Lio, Evan pun lupa akan hal itu karena baginya hal seperti ini biasa saja di dalam dunia ABO Evan.

"Pas sekali, ini cocok dijari mu" Evan terlihat senang karena cincin yang dia pilih muat dijari Lio.

"Ohoho.. apa yang kamu lakukan ?! Ini untuk calon mu kan, apa ukuran jarinya sama seperti ku ?" Lio melepas cincin tadi dengan senyum kaku, dia terlihat memberi kode pada Evan.

Evan langsung tersadar.
"Ah, iya benar.. ukurannya sama dengan mu.. " Evan mendorong kotak cincin tadi pada penjaga.

"Tolong bungkus ini, terima kasih"

"Ah.. ba-baik" penjaga toko tersenyum karir lalu melangkah pergi untuk membungkus cincin yang Evan pilih.

"Fiuhh.. " Lio bernafas lega.

Setelah membayar cincin tadi, keduanya segera pergi takut orang-orang disana curiga.

Keduanya masuk ke dalam lift.
"Hah, hampir saja.. aku takut kamu menjadi bahan gossip kalau karir mu naik nanti" kata Lio.

"Iya, aku hampir lupa.. " Evan tersenyum.
" ..andai kita berada di dunia ku, kita tidak perlu sembunyi-sembunyi seperti ini kan ?"

Lio tersenyum.
"Ya, andai aku bisa ke dunia mu lagi.. aku pun ingin melahirkan anak mu Evan"

Evan mengusap pucuk kepala Lio.
"Tidak apa-apa, seperti ini saja sudah cukup.. kita bisa terus bersama"

Lio terkekeh pelan.
"Tapi rasanya cukup lucu karena kita harus bermain kucing-kucingan"

Evan tersenyum.
"Hm.. setelah sampai rumah, kita sudah bebas dan aku bisa memeluk mu lebih lama-"

Ding !

Pintu lift terbuka.

Tas cincin yang sejak tadi Evan pegang langsung terjatuh, kotaknya keluar dari dalam tas kecil itu mengenai kaki Lio sementara Lio terdiam di tempatnya.

Bersamaan dengan pintu lift yang terbuka, Evan tiba-tiba menghilang.

.
.

Bersambung ...

Instant Lovers (Omegaverse 18+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang