08

2.1K 366 14
                                    

Evan menatap Lio yang saat ini tengah menggoda Evan tapi untungnya pria ini tidak mudah tergoda walaupun dadanya sudah berdebar kencang.

"Tidak ! Kamu perlu waktu untuk memulihkan tubuh mu!" Evan bergegas bangun lalu membawa mangkoknya ke dapur.

"Ck, aku hanya ingin mencoba melakukan blowj*b.. aku kan tidak pernah" gumam Lio kesal.

Walaupun Evan terus menerus menolak Lio tapi pada akhirnya Evan kalah pada hari ketujuh Lio tinggal di rumahnya, Lio berhasil melakukan apa yang dia inginkan.

Dengan bantuan tutorial yang dia lihat dari internet, Lio menarik celana Evan yang tengah mencuci piring di dapur.

"Lio !!" Evan sangat terkejut, dia meremas rambut Lio yang saat ini berjongkok bahkan langsung mendorong p*nis Evan masuk ke dalam mulutnya.

"Mm~"

"Ugh!!" Evan menyipitkan matanya saat merasakan rongga hangat mulut Lio, sejujurnya Evan merasa sedikit takut Lio akan menggigitnya tapi ternyata Lio tidak seamatir itu.

"Mm.. Nnn~ Hah.. Mm~" Lio terlihat menikmati mengemut bahkan sesekali mengoc*k p*nis Evan.

"Hah.. Lio.. hah.. ya.. ah.. iya.. disana.." Evan memejamkan matanya, lidah Lio terasa lembut juga hangat.

Lio melihat p*nis Evan yang sudah mengeras, sudah hampir 5 menit tapi pria alpha ini tak juga kunjung keluar karena kesal, Lio akhirnya berdiri yang membuat Evan terkejut.

"Ada apa ?" Tanya Evan.

Lio mengusap bibirnya.
"Mulut ku sakit jadi.. " Lio berjalan kearah meja makan, dia naik ke atas meja lalu membuka celana.

DEG!
Evan membulatkan kedua matanya.

Tanpa rasa malu, Lio mengangkat kedua kakinya lalu membuka holenya yang sudah basah dengan dua jarinya.

"Aku sudah sebasah ini, cepat kemari~" goda Lio dengan tatapan sayu.

"Hah.. " Evan mengepalkan kedua tangannya saat melihat pemandangan ini terlebih lagi dia bisa mencium aroma feromon Lio, Evan tidak bisa menahan dirinya.

Evan berjalan mendekat lalu menyentuh paha dalam Lio.
"Kamu yakin sudah tidak apa-apa ?" Tanya Evan karena terakhir kali Lio berdarah gara-gara ulah Evan.

Lio tersenyum, dia menarik leher Evan lalu mengecup singkat bibir pria ini.
"Pengalaman pertama tentu terasa sakit tapi sebagai penunggang kamu harus memberi kuda mu kenyamanan kan ?"

Glup.

Evan menelan salivanya berat, tanpa bicara lagi dia langsung mencium Lio tak hanya itu dibawah sana Evan juga perlahan mendorong p*nisnya masuk.

"Ugh..!" Lio mengerutkan alisnya.

"Kamu tid-Mmph!" Evan yang merasa khawatir berniat menarik miliknya keluar tapi Lio langsung memeluk Evan dengan kaki juga mendorong tubuh Evan memakai kakinya agar semakin masuk ke dalam.

"Mmm.. fuuuaahh.. ah! Hah.. hah.. !" Lio melepas pelukannya, dia menatap wajah Evan.

"Ada apa dengan wajah itu ?" Tanya Lio.

Tangan Evan bergerak menyentuh pipi Lio.
"Kenapa kamu melakukan ini ? Kamu memberikan aku apa yang berharga di dirimu, bagaimana kalau aku tidak mau bertanggungjawab ?"

Lio terkekeh pelan.
"Itu tidak mungkin, aku tau karakter mu Evan.. kamu bukan orang jahat dan aku yakin kamu memikirkan sesuatu sekarang"

Evan tersenyum kecil.
"Ya.. " buliran bening keluar membasahi mata Evan.
" ..aku berpikir tentang anak yang kamu kandungan nanti dan ku pikir aku harus menikahi mu untuk tanggungjawab itu"

Lio tertawa, dia langsung memeluk Evan.
"Iya kan ! Kamu tidak mengenal ku sepenuhnya tapi kamu sangatlah baik !"

Evan balik memeluk Lio, keduanya baru saling mengenal selama tujuh hari tapi entah kenapa Evan merasa orang asing yang entah datang darimana ini sebagai pengobat lukanya.

.
.

Bersambung ...

Instant Lovers (Omegaverse 18+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang