19

2.2K 340 25
                                    

Lio menerima semua sentuhan yang Evan berikan, rasanya sama seperti saat dia berada di dunia Evan.

Dengan penuh kehati-hatian, Evan membuka hole Lio yang memang sangatlah sempit terlebih lagi ini pengalaman pertama Lio dengan tubuh aslinya.

Lio terbuai oleh lembutnya sentuhan Evan hingga akhirnya Evan membuka celananya dan memperlihatkan sesuatu yang membuat Lio mencoba kabur karena dia tidak menyangka akan sebesar itu.

"Kamu bercanda !! Kenapa ukurannya lebih besar dari terakhir ku lihat ?!" Lio mendorong dada Evan yang mencoba membuka kedua kaki Lio.

"Apa yang kamu katakan ? Ukurannya masih sama" Evan menahan paha Lio agar tetap terbuka.

"Tidak ! Tidak ! Itu jauh berbeda!!" Walaupun Lio terus menolak tapi nafsu sudah sampai di ubun-ubun Evan, dia sudah tidak tahan lagi.

Evan mendorong miliknya masuk yang tentu saja membuat Lio meringis kesakitan, dia bahkan meninggalkan luka cakaran di punggung Evan.

'Ugh! Sempit sekali !' Evan mengerutkan alisnya saat miliknya sudah masuk setengah, hole Lio menjepit p*nis Evan.

"Tidak...tidak, ini sakit sekali, keluarkan" Lio mengelengkan kepalanya sembari memeluk Evan erat.

"Ssssttt.. tidak apa-apa, sebentar lagi aku akan membuat kamu menikmatinya" kata Evan tepat di telinga kanan Lio.

Evan mencoba membuat Lio merasakan nikmatnya sentuhannya, tangan Evan bergerak memelintir nipple Lio juga mengoc*k p*nis Lio hingga pria ini merasa sedikit rileks.

Mendapat kesempatan, dengan sekali hentak Evan berhasil masuk semua dan hal ini tentu mendapat protes dari Lio karena p*nis alpha Evan terasa memenuhi holenya.

Saat berada di tubuh Advien, Lio tidak begitu merasakan sakit tapi kali ini rasanya benar-benar sakit.

Evan berkali-kali memberikan rangsangan agar Lio tidak terus merasakan sakit itu, Evan yang awalnya bergerak pelan lama kelamaan mulai brutal.

"Aah! Tidak...!! Hahhh.. Evan.. Evanhh!" Lio menahan perut Evan tapi tidak berhasil yang ada tubuh Lio semakin lemah bahkan kakinya mati rasa.

Lio bahkan tidak tau sudah berapa kali keluar tapi Evan satu kali pun belum klimaks padahal mereka sudah beberapa kali berganti posisi.

"Ahh! Ah.. Hah.. hah.. Evan.. hah.. ah! Tunggu...ahh! Lihat aku !" Lio menahan kepala Evan agar menatap wajah Lio.

Evan bisa melihat tubuh Lio sudah bermandi keringat juga wajahnya yang sudah semerah tomat.

"Hah..hah.. aku sudahh tidak bisa.. hah, ah.. cepatlah keluar" pinta Lio.

Bukannya mendengarkan apa yang Lio katakan, Evan malah memperhatikan bibir Lio yang bergerak saat Lio bicara.

Tanpa aba-aba, Evan mencium Lio dan kembali bergerak, Lio melirik jam di dinding kamarnya.

'Oh tidak.. ini sudah 2 jam, aku bisa mati' batin Lio padahal ini pengalaman pertamanya.

Karena efek kelelahan, akhirnya Lio tertidur bahkan dia tidak tau berapa jam Evan menyentuhnya hingga akhirnya dia terbangun dan mendapati tubuh Lio sudah bersih begitu pula Evan yang sekarang memeluk Lio dari posisi belakang.

Lio berbalik karena ingin melihat wajah Evan.
'Dia nyata, dia masih di sisi ku' batin Lio.

Perlahan Evan membuka matanya lalu tersenyum lebar.
"Pagi Lio~"

Lio tersenyum kaku karena wajah Evan terlihat segar bahkan lebih segar dari kemarin.

"Walaupun kamu tersenyum semanis gula tetap saja tidak bisa mengobati rasa sakit dibawah sana" ujar Lio.

"Maafkan aku, maaf.. aku hilang kendali akan diri ku karena aku sangat merindukanmu Lio dan aku takut kamu menghilang lagi !" Evan langsung bangun juga mengecup berkali-kali tangan Lio.

Lio menghela nafasnya berat.
"Ku harap lain kali lebih pelan dan lembut"

Evan tersenyum.
"Ya, aku janji"

.
.

Bersambung ...

Instant Lovers (Omegaverse 18+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang