01

6.2K 587 38
                                    

Nama ku Lio, aku seorang pekerja kantor berusia 27 tahun. Aku sangat sibuk bekerja dari pagi hingga malam, itu yang membuat aku jarang keluar setelah tiba di rumah karena aku merasa sangat lelah.

Saat malam tiba, aku lebih senang menghabiskan waktu ku membaca novel yang sengaja ku beli di toko buku.

Sudah banyak novel yang ku selesaikan tapi satu novel menarik perhatian ku saat aku mengunjungi toko buku.

Ku raih buku novel tersebut.
"Ini novel baru, ah.. genre BL.. um, ini pertama kalinya aku membaca genre ini.. "

Ku balik sinopsis di belakang buku, aku sengat tertarik karena ini hal baru untuk ku terlebih mereka mencantumkan keterangan 'ABO' yang membuat aku semakin penasaran maksud dari tanda itu.

Setelah mempertimbangkan, aku akhirnya membeli novel ini walaupun aku merasa sedikit malu karena aku seorang laki-laki tapi rasa malu ku kalah oleh rasa penasaran ku.

Setibanya di rumah, aku langsung ke kamar untuk membaca novel yang baru saja ku beli. Ceritanya sangat menarik terlebih lagi ada ilustrasi adegan di beberapa halaman, aku terbawa akan alurnya tapi aku lebih condong kasihan pada second lead yang sudah menemani pemeran utama sejak kecil tapi si pemeran utama malah jatuh hati pada pria berjenis alpha yang dia rasa sebagai pasangan takdirnya.

Bahkan setelah pemeran utama menikah dan punya anak, si second lead ini tetap mencintai pemeran utama. Dia sudah mengorbankan banyak hal untuk orang yang dia cintai tapi cintanya tak terbalas juga.

"Oh tidak, kalau aku jadi dia ! Aku akan memilih temannya.. huuu.. ini sangat menyedihkan ! Kenapa orang sebaik second lead selalu tersakiti bahkan dia selalu tersenyum !! Aku tidak terima !!" Aku menangis membaca novel ini, kisahnya sangat indah.

Perlu waktu berjam-jam hingga akhirnya aku bisa tenang walaupun dada ku masih terasa sakit, akhirnya aku memilih pergi mandi untuk mendinginkan kepala ku.

Saat aku memasuki kamar mandi, rupanya tadi pagi aku tidak sengaja menjatuhkan botol shampoo ku yang membuat isinya keluar.

Aku menginjak cairan shampo itu yang mengakibatkan aku langsung terpeleset, kepala ku membentur lantai hingga tak sadarkan diri.

Ku pikir aku sudah mati tapi ternyata aku masih hidup, aku membuka mata ku perlahan.

Aku bisa melihat cahaya matahari.
"Dimana aku ?" Gumam ku pelan.

Aku mencoba bangun untuk melihat sekitar, aku bisa melihat banyak orang disana.
"Tempat apa ini ?" Tanya ku lagi, ternyata sejak tadi aku berbaring di bangku taman.

Aku sangat kebingungan padahal aku tadi ada di rumah tapi sekarang aku sudah ada di taman yang tidak ku ketahui lokasinya.

"Aku akan menikah"

Deg.
Aku langsung menoleh kearah asal suara.

Bisa ku lihat seorang pria yang kemungkinan memiliki tinggi 188cm dan satu pria manis lainnya yang sedikit pendek darinya mungkin setinggi 180cm.

Pria tinggi ini tersenyum.
"Kamu hamil ?" Tanyanya.

"Ah.. " pria manis ini langsung mendongakkan kepalanya.
" ..ka-kamu tau ?" Tanyanya lagi.

Perlahan pria tinggi ini menyentuh pipi pria manis ini.
"Jaga kesehatan mu, aku menunggu undangan dari kalian berdua"

"Kamu tidak marah ?!"

Pria tinggi ini terkekeh pelan.
"Untuk apa aku marah ? Kalian saling mencintai.. kalian sudah terikat secara tanda dan itu wajar saja kan"

Pria manis ini langsung memeluk pria tinggi ini.
"Terima kasih Evan.. !"

"Ya, tidak apa-apa'

'Ah.. ' aku bisa melihat sorot matanya memancarkan kesedihan, entah kenapa adegan ini terasa familiar.

Keduanya terlihat saling melambaikan tangan lalu pria manis tadi berlari menjauh, pria tinggi ini duduk di kursi kemudian mendongakkan kepalanya menatap langit.

Aku bisa melihat buliran bening keluar membasahi mata pria tinggi ini, saat aku melihat adegan tersebut aku langsung teringat salah satu ilustrasi adegan di novel yang baru ku beli.

"Hah !" Aku langsung berdiri menghadap pria tadi.
"Florence Evan !!" Ujar ku dengan suara yang cukup nyaring dan berhasil mengundang perhatian beberapa orang termasuk pria ini.

Pria bernama Evan ini langsung menatap ku.
"Kamu mengenal ku ?" Tanyanya penasaran.

Aku mendekat lalu menepuk kedua pipinya.
"Ini nyata ! Astaga.. ini benar-benar terasa seperti kulit manusia !"

Evan hanya diam saat aku mengacak-acak wajahnya, aku bahkan dengan sengaja menyentuh bibirnya lalu turun ke dadanya.

"Woah.. luar biasa, kamu benar-benar membentuk otot mu untuk menarik perhatian Ryan !"

Evan meremas pelan tangan ku.
"Siapa kamu ?" Tanyanya menatap ku intens.

"Oh.. " aku langsung tersadar.
" .. sepertinya aku terlempar kemari"

"Huh ?" Evan terlihat semakin bingung.

Aku tersenyum menatap Evan.
’Aku bukan gay tapi kalau dunia ini hanya novel, aku akan mencoba mengubah alur agar dia bahagia dan tidak sedih lagi, saat dia sudah bahagia aku akan keluar dari dunianya dan membiarkan dia bahagia bersama pemilik tubuh ini lagipula dia punya wajah yang tampan !' batin ku.

Aku berjongkok lalu mengenggam kedua tangan Evan.
"Aku menyukai mu, apa kamu mau jadi pasangan ku ?" Tanya ku penuh percaya diri.

Evan terlihat syok, dia langsung berdiri.
"Ap-apa yang kamu katakan pada orang yang baru kamu temui hari ini ?"

Aku tidak mau menyerah, aku langsung memeluk Evan.
"Ku mohon terima aku !! Aku akan buat kamu bahagia, aku janji !!"

Evan terdiam menatap ku, setelah ku perhatikan lagi ternyata tinggi tubuh ku hanya sedada Evan.

'Ngomong-ngomong.. berapa tinggi badan ku ?' batin ku bertanya-tanya karena Evan terlihat sangat tinggi dari ku dan lagi tubuhnya tinggi besar.

.
.

Bersambung ...

Instant Lovers (Omegaverse 18+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang