18

1.8K 335 19
                                    

Evan mengerjapkan matanya beberapa kali.
"Tapi kamu kan omega juga"

"Aku bukan omega" jawab Lio.

"Apa maksudnya kamu bukan omega, jadi kamu beta ?" Evan terlihat kebingungan.

"Aku hanya laki-laki biasa, kami tidak punya sistem seperti itu di dunia ini" Lio mencoba menjelaskan.

"Tidak mungkin, semua orang punya jenis keduanya"

"Itu dunia mu bukan dunia ku, aku bukan omega atau beta.. aku hanya manusia biasa tanpa feromon"

"Artinya kamu Beta" mereka berdua terus berdebat sampai akhir Lio mengalah.

"Kalau kamu mau melakukannya beri aku waktu untuk mempersiapkan diri ! Kamu tidak bisa sesukanya masuk karena bisa melukai ku.. kita perlu pelumas dan kond*m" kata Lio.

"Ah iya, aku tau Beta tidak punya pelumas alami" Evan akhirnya menahan diri untuk tidak menyentuh Lio.

Sejujurnya hal ini terasa sedikit canggung untuk Lio karena dia merasa tidak semanis omega bernama Advien itu.

"Um, bagaimana kamu bisa masuk ke dunia ku ?" Tanya Lio yang sekarang duduk di dekat Evan.

"Aku tidak tau, aku hanya tidur seperti biasanya tapi saat bangun aku sudah ada di kamar mu" jawab Evan.

Lio terlihat berpikir.
"Apa yang terjadi ? Semua ini terasa sangat aneh dan-"

Deg.

Lio baru menyadari sesuatu, dia langsung menyentuh perutnya.

"Anak ku ! Ah.. maksud ku, bagaimana anak di kandungan omega itu ?"

Evan tersenyum lalu memeluk Lio.
"Tidak ada"

"Apa ? Apa maksudnya tidak ada ?" Mata Lio berkaca-kaca.

"Di.. dia sudah mengugurkan kandungannya dan pergi entah kemana"

"Tidak.. itu tidak mungkin, setidaknya dia mau menerima mu.. omega itu harus belajar mencintai mu Evan, kamu harus bahagia!" Lio tidak terima padahal dia sejak awal dia berencana agar Evan bisa bahagia.

"Aku sudah tidak apa-apa, asalkan kamu tidak pergi lagi"

"Evan..."

"Walaupun wajah dan tubuh mu berubah, aku akan tetap mengenali mu.. sifat dan cara mu bicara, aku tau kamu itu kamu Lio.." Evan semakin erat memeluk Lio seolah dia tidak ingin berpisah dari Lio.

".. dan aku ingin terus bersama mu"

Lio yang awalnya tidak tertarik pada hubungan sejenis pun langsung luluh terlebih dia sudah cukup lama tinggal bersama Evan di dunia novel itu.

Karena Evan tidak tau cara untuk kembali ke dunianya jadilah Lio yang menampung Evan, Lio mengajak Evan jalan-jalan bahkan makan di restoran.

Wajah tampan Evan memang menarik perhatian banyak kalangan, wajah selebriti yang tak seharusnya menjadi orang biasa di dunia Lio tapi di dunia Evan wajah sepertinya sudah menjadi pemandangan sehari-hari saat Lio berada disana.

Bahkan Evan ditawari menjadi model oleh salah satu agensi ternama saat keduanya tengah belanja baju untuk Evan.

Karena Evan tidak memiliki pekerjaan di tempat ini, dia meminta agar agensi itu menunggu jawabannya karena dia ingin berkonsultasi dulu dengan Lio.

"Ah benarkah ? Jadi saat aku mencari pakaian seseorang menawari mu jadi model ?" Tanya Lio saat mereka sudah tiba di rumah.

"Hm, bagaimana menurut mu ? Aku tidak bisa terus bergantung pada mu kan kalau aku akan tinggal lama Disni nanti" Tanya Evan.

"Um, benar juga tapi apa kamu tidak keberatan bekerja sebagai model ?"

"Aku tidak keberatan, aku akan belajar tapi tergantung kamu mengijinkan atau tidak" kata Evan.

Lio terlihat berpikir, dia memikirkan kalau Evan kembali ke dunianya nanti bagaimana nasib kontrak Evan, akhirnya Lio meminta Evan menanyakan apakah Evan bisa menjadi model lepas harian saja maksudnya sekedar membantu dan di upah setelahnya.

Evan menelpon agensi tersebut memakai ponsel Lio, sejujurnya mereka berharap Evan mau menandatangani kontak tapi mereka akhirnya setuju untuk membayar Evan lepas harian saja dan berharap Evan mau berubah pikiran setelahnya.

Evan benar-benar bekerja lepas harian untuk menjadi model pakaian sebuah butik, foto Evan langsung viral karena dia benar-benar rupawan, aura yang terlihat sangat berbeda karena dia memang seorang alpha.

"Woah.. responnya luar biasa sekali" Lio melihat komentar para netizen di akun butik itu bahkan mereka menyematkan foto Evan agar terpanjang paling depan.

"Mm, benarkah ?" Evan memeluk Lio dari belakang, keduanya duduk di kasur sembari Lio bersandar di dada Evan.

"Iya, kalau seperti ini memungkinkan kamu akan memakai masker saat keluar rumah" goda Lio.

"Hm, ku pikir juga seperti itu.. hei, apa sekarang boleh ?" tangan Evan bergerak masuk ke dalam baju Lio, dia juga mengecup beberapa kali pundak Lio.

"Mm, aku belum membeli pelumas dan kond*m"

"Aku sudah beli" jawab Evan dengan entengnya.

Lio langsung berbalik.
"Kapan ?!" Wajahnya berubah panik.

Evan tersenyum.
"Setelah mendapat upah aku langsung membelinya, kamu sudah siap kan ?" Tanya Evan.

Glup.

Lio menelan salivanya berat karena dia tau melakukannya dengan tubuh ini pasti terasa sangat sakit tapi akhirnya Lio pergi mandi untuk membersihkan dirinya.

Evan duduk di kasur penuh harap-harap cemas menanti Lio keluar dari kamar mandi, setelah 10 menit di kamar mandi akhirnya Lio keluar dengan hanya memakai handuk.

Evan tersenyum manis, dia mengulurkan tangannya pada Lio..
"Kamu terlihat sangat segar Lio"

Lio mendekat lalu berdiri di antara sela kaki Evan sementara Evan memeluk pinggang Lio.
"Kamu janji akan pelan-pelan kan ?"

Evan mengangguk.
"Ya, aku janji"

.
.

Bersambung ...

Instant Lovers (Omegaverse 18+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang