56. Kamu Dan Senja

97 4 0
                                    

"Senja adalah bukti bahwa akhir juga bisa indah,"_Liam.

Arumi keluar dari rumah dengan penampilan santai dan terlihat sosok cowok yang berdiri di depan mobilnya, dia berjalan menghampiri cowok itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Arumi keluar dari rumah dengan penampilan santai dan terlihat sosok cowok yang berdiri di depan mobilnya, dia berjalan menghampiri cowok itu.

"Maaf lama," ucap Arumi.

"Gakpapa," balas Rafandra.

"Eh, tumben kamu bawa mobil?" ucap Arumi menatap cowok itu.

"Lagi pengen aja," jawab Rafandra setelah itu membukakan pintu mobil kepada gadis itu.

Setelah memastikan Arumi duduk dengan baik, dia pun menjalankan mobilnya meninggalkan tempat itu.

"Sore begini mau kemana, Rafa?"

"Kemana aja yang penting bahagia sama kamu."

"Ish, serius ini, kemana?"

"Menjemput kebahagiaan."

"Aku serius."

"Aku juga serius."

Kini keduanya bercanda dan tertawa di sepanjang perjalanan mereka, hingga mobil berhenti tepat di bawah lampu merah, terlihat seorang anak perempuan yang mengetuk kaca mobil mereka. Rafandra menurunkan kaca mobilnya dan menatap anak itu yang terlihat membawa keranjang mini yang berisikan berbagai macam bunga.

"Kak? bunga buat kakak cantik," ucap anak kecil itu kepada Rafandra.

Rafandra menatap bunga di keranjang dan memilih bunga edelweiss, kemudian tersenyum menatap anak kecil itu dan memberi selembar uang berwarna merah kepadanya.

"Kaka? Saya tidak punya uang kembalian," ucap anak kecil itu.

"Uang kembaliannya buat kamu," jawab Rafandra.

"Makasih kak, semoga harinya bersama Kaka cantik bahagia," ucap anak kecil itu dan langsung pergi karena lampu akan berubah pertanda pengendara akan lewat, Arumi hanya tersenyum menatap interaksi keduanya.

Rafandra menjalankan mobilnya karena lampu lalulintas sudah berubah warna, dia memberikan bunga edelweiss itu kepada gadis disampingnya yang menerimanya dengan senang hati.

"Kamu tau, Cle?"

"Apa?"

"Kita harus belajar dari bunga itu." ucap Rafandra menatap Arumi sekilas.

"Edelweis tidak pernah rugi jika ada yang meninggalkannya. Memang edelweiss hanyalah beberapa kuntum bunga usang, bahkan ia tak lebih cantik dari mawar. Tapi, edelweiss itu sangat istimewa dan berharga. Ia adalah bunga abadi, yang bahkan ketika angin membuatnya tersungkur ke tanah, ia akan tumbuh lebih banyak, lebih kuat dan lebih indah," ucap Rafandra lagi dan menatap gadis disampingnya dengan senyum penuh arti.

Arum menatap bunga edelweiss itu dengan tatapan yang tidak bisa di artikan. "Aku harap aku bisa seperti edelweiss."

Rafandra menatap gadis itu dengan senyum dan dibalas senyum manis oleh gadis itu.

CLEOSANA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang