Greshan; only yours.

416 51 6
                                    

Cemburuan gf x iya sayang, aku cuma punya kamu, gapapa cemburu, hajar terus gf

Happy reading

Pagi itu, Shani sudah menunggu di depan kafe tempat mereka biasa bertemu. Sepasang matanya terus bergerak, mencari sosok yang selalu membuatnya tak sabar. Dia tahu, Gracia sering kali terlambat. Namun, kali ini rasa cemasnya tidak bisa dia tutupi. Ada yang berbeda dalam dirinya sejak beberapa hari terakhir. Sesuatu yang membuatnya terus memikirkan, bahkan ketika mereka sedang bersama.

Akhirnya, dia melihatnya-Shania Gracia, dengan langkah yang santai, tersenyum lebar seperti biasa. Wajahnya selalu menyiratkan kepercayaan diri yang seolah tak tergoyahkan. Tapi hari ini, Shani merasa ada sesuatu yang menahan senyumannya. Sesuatu yang tak bisa dia ungkapkan dengan kata-kata, namun terasa seperti duri yang mengusik hatinya.

"Gee, kamu lama banget," sapa Shani dengan nada yang sedikit manja saat Gracia akhirnya duduk di hadapannya. "Aku kangen..."

Gracia tertawa kecil dan mengacak rambut Shani dengan lembut. "Maaf, Sayang. Tadi ada yang harus aku selesaiin dulu. Tapi sekarang aku di sini, sepenuhnya buat kamu."

Shani tersenyum tipis, tapi hatinya tak sepenuhnya tenang. "Ada yang gangguin kamu, Gee?"

Gracia mengangkat alisnya. "Gangguin? Maksud kamu?"

Shani mengalihkan pandangannya sejenak sebelum kembali menatap Gracia. "Aku... Aku cuma merasa kamu akhir-akhir ini sering lebih sibuk dari biasanya. Ada yang kamu sembunyiin dari aku?"

Gracia tersenyum lagi, kali ini dengan tatapan yang lebih lembut. Dia tahu Shani selalu cemburu, dan jujur saja, dia suka melihat sisi Shani yang seperti itu. Ada rasa puas yang dia dapatkan saat Shani mulai posesif, seolah-olah itu menjadi bukti betapa Shani tidak ingin kehilangannya.

"Aku nggak sembunyiin apa-apa, Shani. Kamu tahu itu." Gracia mencondongkan tubuhnya ke depan, mendekatkan wajahnya ke wajah Shani. "Aku cuma lagi sibuk dengan kerjaan. Tapi percaya ya, kalau kamu tetap nomor satu buat aku."

Shani merasa hatinya mencair sedikit dengan kata-kata itu, tapi rasa cemburunya belum sepenuhnya hilang. "Tapi... kenapa aku dengar kamu sering bareng sama Chika akhir-akhir ini?"

Gracia mendesah pelan, tapi tetap tersenyum. "Chika? Oh, kamu pasti denger dari temen-temen kita. Iya, aku beberapa kali ketemu sama Chika untuk urusan kerjaan. Dia minta bantuan aku untuk beberapa proyek."

Shani terdiam sejenak, mencerna kata-kata Gracia. Chika, atau Yessica Tamara, adalah teman lama Gracia yang baru-baru ini kembali ke kota. Shani tahu mereka pernah dekat, dan meskipun Gracia selalu meyakinkannya bahwa tak ada apa-apa antara mereka, Shani tetap merasa tidak nyaman.

"Gee, aku nggak suka kalau kamu sering ketemu sama dia," ujar Shani akhirnya, suaranya penuh dengan ketulusan. "Aku takut kehilangan kamu."

Gracia menggenggam tangan Shani dan menatapnya dengan penuh keyakinan. "Sayang, kamu nggak perlu takut. Aku nggak akan ninggalin kamu cuma karena urusan kerjaan. Kamu itu segalanya buat aku."

Namun, dalam hati kecilnya, Shani tetap merasakan ada sesuatu yang belum Gracia ceritakan. Rasa cemburunya semakin membesar seiring dengan waktu, dan dia tahu ini bukan hanya tentang Gracia bertemu dengan Chika. Ada perasaan tak nyaman yang terus mengganggunya, seolah-olah ada bayang-bayang yang mencoba merenggut Gracia darinya.

----

Beberapa hari setelah pertemuan mereka di kafe, Shani semakin sering merasa gelisah. Gracia memang selalu ada untuknya, tapi ada saat-saat di mana Gracia tampak jauh, meskipun fisiknya berada di sampingnya. Rasa cemburu itu tidak bisa ditahan lagi, terutama ketika dia mendengar bahwa Chika dan Gracia akan bekerja bersama dalam sebuah proyek besar.

Oneshot; Gracia vs EverybodyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang