GreChik; Duda anak satu

367 36 0
                                    

BxG.
Baru pertama kali nyoba wkwk, tapi gas ajalah!

Happy reading!

Samuel Gracio berdiri di depan jendela ruang tamu kamarnya, memandang keluar dengan tatapan kosong. Di sebelahnya, sebuah foto keluarga lama terpasang di dinding. Gabriella Abigail, putrinya yang berusia lima tahun, sedang bermain dengan bonekanya di lantai. Kamar ini adalah saksi bisu dari kebisuan dan kekosongan yang menyelimuti hatinya setelah kepergian istrinya, Sisca Saras, yang meninggal dunia setahun yang lalu.

"Kamu main apa, Ella?" tanya Gracio, berusaha memperlihatkan perhatian meski suaranya terdengar datar.

Ella mengangkat kepalanya dan tersenyum. "Aku lagi main boneka, Papa. Lihat, bonekaku ini lagi makan kue."

Gracio hanya mengangguk, tanpa banyak kata. Kesedihan yang menyelimuti hatinya membuatnya sulit untuk berinteraksi secara emosional. Kehilangan Sisca meninggalkan luka mendalam yang belum sepenuhnya sembuh. Namun, kenyataan hidup memaksanya untuk tetap berdiri, demi putrinya.

Keluarga Gracio, melihat kesedihan Gracio dan kebutuhan Ella akan sosok ibu, mulai membicarakan jodoh untuknya.

Mereka akhirnya bertemu dengan anak kolega mereka, Yessica Tamara atau Chika, model ternama di Indonesia.

Keluarga Chika setuju dengan perjodohan antara Chika dan Gracio, namun Gracio menolak dengan keras ide keluarganya.

"Cio nggak butuh wanita lain dan Ella sudah cukup baik tanpa ibu baru." kata Gracio dengan tegas ketika keluarganya membahas hal tersebut.

Namun, keluarga Gracio terus mendesaknya, hingga akhirnya Gracio mulai mempertimbangkan. Di dalam hatinya, dia tahu bahwa Ella membutuhkan ibu, dan mungkin Chika bisa menjadi sosok itu. Setelah berpikir panjang, Gracio akhirnya setuju untuk menikah dengan Chika.

---

Hari pernikahan tiba dengan suasana yang canggung. Chika berdiri di altar, mengenakan gaun pengantin putih yang anggun, sedangkan Gracio berdiri di sampingnya dengan ekspresi yang dingin. Chika berusaha tersenyum, tetapi jelas terlihat bahwa dia merasa gugup.

Setelah upacara, mereka melangkah keluar dari gereja. Chika berusaha untuk memulai percakapan. "Kak Cio, gimana perasaan kakak hari ini?"

Gracia memandang Chika dengan dingin. "Biasa aja. Oh ya, aku pengen ngobrol tentang kita nanti, biar kita sama-sama nyaman."

Chika merasa sakit hati mendengar nada dingin itu, tetapi dia mencoba untuk tetap tenang. "Tentu saja, Kak Cio. Aku ingin membuat semuanya nyaman untuk kita bertiga, terutama untuk Ella."

Selama beberapa bulan pertama setelah pernikahan, Gracio tetap dingin dan menjauhkan diri dari Chika. Setiap kali Chika mencoba untuk berbicara lebih dekat atau berusaha mengenal Ella, Gracio selalu menjaga jarak. Chika merasa bingung dan sedih, karena dia sebenarnya ingin menikah dengan Gracio sejak pertama kali melihat foto Gracio yang ditunjukkan oleh orang tuanya.

Suatu hari, Chika memutuskan untuk berbicara dengan Gracio secara langsung. Dia menemukan Gracio di ruang kerjanya, memeriksa dokumen.

"Kak Cio," Chika memulai dengan hati-hati, "aku tahu kakak masih merasa sakit karena kehilangan kak Sisca, dan aku menghormati itu. Tapi, aku berharap kita bisa mencoba untuk membangun hubungan. Aku ingin menjadi bagian dari keluarga ini."

Gracio menatap Chika dengan tatapan kosong, lalu menghela napas. "Aku hanya nggak tahu bagaimana caranya. Kehilangan Sisca terlalu berat, dan aku takut untuk membuka hati lagi."

Chika merasa putus asa. "Aku mengerti, Kak Cio. Tapi aku ada di sini untuk kamu dan Ella. Aku ingin membantu, meskipun itu berarti aku harus melalui masa-masa sulit."

Oneshot; Gracia vs EverybodyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang