Greshan; try it again.

514 52 5
                                    

Wkwkwkw pas baca request ini sebenarnya bingung dikit 🤏 karena aku paling anti sama alur yang melibatkan perselingkuhan but lemme try it!

Happy reading!

Hari pertama sekolah di SMA merupakan pengalaman yang selalu diingat setiap siswa. Bagi Shani Indira, hari itu merupakan langkah besar menuju lingkungan yang sama sekali baru. Dia adalah murid pindahan yang baru saja bergabung di SMA ternama di kotanya. Sementara itu, Shania Gracia, seorang siswi akselerasi yang telah dikenal sebagai anak pintar dan aktif, sudah terbiasa dengan lingkungan tersebut.

Shani berjalan memasuki kelas dengan perasaan gugup. Semua mata tertuju padanya, membuatnya merasa sedikit tidak nyaman. Dia mencoba mencari tempat duduk yang kosong dan akhirnya menemukan satu di dekat jendela. Sementara itu, Gracia sedang bercanda dengan teman-temannya di sudut kelas.

"Hey, lihat ada anak baru," bisik salah satu teman Gracia.

"Ya, sepertinya dia pendiam," balas Gracia dengan senyum iseng di wajahnya.

Gracia mendekati Shani dengan langkah mantap. "Hai, kamu anak baru ya? Namaku Shania Gracia. Kalau ada yang kamu butuhkan, jangan ragu tanya aku, ya."

Shani mengangguk pelan, merasa sedikit terintimidasi oleh sikap ramah tetapi sedikit mengganggu dari Gracia. "Aku Shani Indira. Terima kasih."

Sepanjang minggu pertama, Gracia terus saja mendekati Shani. Dia selalu mencari alasan untuk berbicara atau bahkan mengganggu Shani, entah dengan mengomentari buku yang dibacanya atau sekadar bercanda tentang hal-hal sepele.

"Shani, kenapa kamu selalu serius sih? Senyum dong sedikit," goda Gracia suatu hari saat mereka sedang menunggu guru datang.

Shani hanya memutar mata dan mencoba untuk mengabaikan Gracia. Namun, di dalam hatinya, ada rasa penasaran yang mulai tumbuh. Kenapa Gracia selalu mencari perhatiannya?

Sikap Gracia yang terus-menerus mengganggu membuat Shani kesal. Dia merasa Gracia hanya ingin bermain-main dengannya. Namun, semuanya berubah ketika suatu hari, Gracia tiba-tiba bersikap dingin dan tidak lagi mengganggunya.

"Kenapa Gracia tiba-tiba berubah?" tanya Shani pada teman sekelasnya, Sisca.

Sisca mengangkat bahu. "Entahlah, mungkin dia bosan. Gracia memang sering begitu, mudah bosan dengan banyak hal."

Shani merasa ada yang hilang. Dia tidak menyangka bahwa ketidakhadiran Gracia justru membuatnya merasa kosong. Semakin lama, perasaan itu semakin kuat. Dia mulai merindukan godaan dan canda tawa Gracia.

Suatu hari, saat sedang duduk sendirian di taman sekolah, Shani melihat Gracia sedang duduk di bawah pohon besar, membaca buku. Tanpa sadar, Shani mendekatinya.

"Gracia," panggil Shani dengan suara pelan.

Gracia mengangkat wajahnya dari buku dan tersenyum tipis. "Hai, Shani. Ada apa?"

Shani duduk di samping Gracia, merasa sedikit canggung. "Kenapa kamu tiba-tiba berubah sikap? Aku merasa ada yang hilang."

Gracia menutup bukunya dan menatap Shani dengan mata yang penuh perhatian. "Aku pikir kamu nggak suka aku mengganggu kamu terus."

"Awalnya memang begitu. Tapi sekarang... aku merasa aneh tanpa kamu," jawab Shani dengan jujur.

Gracia tersenyum lebar. "Jadi, kamu suka kalau aku mengganggu kamu?"

Shani tersipu, mencoba menghindari tatapan Gracia. "Mungkin."

Gracia mendekatkan wajahnya ke arah Shani, membuat jantung Shani berdegup kencang. "Shani, aku suka kamu. Mungkin caraku mendekatimu salah, tapi aku hanya ingin kamu tahu itu."

Oneshot; Gracia vs EverybodyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang