20

19 6 0
                                    

typo bertebaran, happy reading!!

-

kini sudah sekitar 3 hari mereka menetap dirumah besar itu

sekarang mereka semua berada di ruang tengah rumah regan

"kalian yakin mau pergi siang ini?" tanya papa regan memastikan kembali

"om, kami ga enak kalo terlalu lama dan menyusahkan om sama tante kalo terlalu lama disini" jawab yora mencoba meyakinkan

"kami juga harus nganter prof eliza ke camp untuk secepat nya bikin penawar om" lanjut hanna, gadis itu tengah mengelap senjata nya dengan kain basah

begitupun aluna dan yak lain, mereka membersihkan kotoran dan... darah(?) disenjata masing masing

"tapi, apa tidak bisa ditunda?" wajah mama regan terlihat bersedih

"ngga bisa tante sayang, semakin lama ditunda semakin banyak orang orang diluar sana yang tergigit, luna sama yang lain janji, setelah ini semua selesai, kami bakal sering main kerumah tantee" aluna mencoba menenangkan wanita itu

"aluna, kemari" panggil radengga yang sudah berada di samping yora

"lihat ini" radengga menunjuk peta aluna

"kenapa?" aluna bingung maksud dari radengga

"jembatan ini runtuh, kita gabisa pake mobil setelah disini"

"maksud lo kita harus lewat hutan gitu?" tebakan aluna tepat pada sasaran

"ga, gue gamau" tolak gadis itu cepat

"lun..." aluna membuang nafas kasar

"fine" gimana rencananya

akhirnya yora, aluna, radengga dan yang lain membuat rencana, lebih tepatnya 40% otak yora 15% otak aluna dan sisanya hasil dari opini bersama

...

kini ke 7 gadis itu benar benar kehilangan arah.

yang biasanya ada fayra alana sebagai pengganggu dan pemecah keheningan

lalu yora jesslyn dan aluna everin yang tertawa tanpa pikir panjang

amarah kaila asharia di ikuti amukan fika cecillia

lalu hanna sahara dan naura daisy yang sudah lelah dengan tingkah mereka

kini semua nya hilang, hilang tanpa jejak.

ke 7 gadis remaja itu saling pandang dengan mata yang memanas

oksigen didunia ini seakan tak cukup untuk mereka, deru nafas terus bersahutan.

"kalian jahat"
dua kata itu terdengar menyedihkan di telinga ke 6 gadis lain nya

"kalian jahat"
kalimat itu kembali terucap dari mulut aluna, gadis yang biasanya kuat itu kini rapuh, hatinya sakit melihat keadaan teman teman nya

mereka yang mendengar itu hanya bisa terdiam seakan tak ingin menjawab ucapan aluna

"gue benci kalian" fika yang mendengar itu mulai terpancing untuk menjawab perkataan aluna,
namun genggaman tangan fayra membuat fika tak jadi melakukan hal itu

"g-gue benci sama kalian"

"kenapa kalian tega sama diri kalian sendiri?" setetes air terjatuh dari langit, bersamaan dengan itu air mata mulai membasahi pipi aluna

langit tak memberi izin kepada yang lain untuk melihat air mata aluna, hujan mulai turun. menutupi suara tangisan para gadis yang sedari tadi menahan air mata nya

"lo yang jahat lun"

aluna menoleh ke asal suara
"lo yang jahat aluna" naura kembali mengulangi ucapan nya

"l-lo jahat ke diri lo sendiri" ucapan naura benar benar menusuk jantung mereka

naura yang tak sanggup berbicara lagi mengalihkan pandangan nya ke samping dan memutus kontak mata dengan aluna

"lo ga kasian sama kami?" hanna menatap aluna dengan tatapan yang tak dapat di artikan

"lo selalu gini lun, dari awal perang ini lo yang selalu gini" yora mulai berjalan mendekat ke arah aluna

"lo yang bilang ini perang lun, ini perang. disaat sekarang kami udah terbiasa sama peperangan ini lo malah mencoba ngehalangin kami? lo pikir kami anak anak yang harus di lindungi?

lo pikirin diri lo sendiri aluna, lo juga harus di lindungi. kami cewe lo juga cewe dan ga seharusnya lo punya pemikiran buat berdiri paling depan buat kami

kita bisa selesain sama sama aluna, kalo lo coba selesain semua masalah sendiri ga bakal bisa lun, lo yang bilang kalo kita bareng pasti semua nya bisa kita lalui, nyata nya apa lun? lo malah coba selesain semua nya sendiri

lo jahat luna" ucapan terakhir yora benar benar membuat suasana di sana semakin menusuk

"aluna" kini fika mulai berbicara

"lo ga bakal ninggalin kita kan?"
tak ada yang bisa menjawab itu selain aluna sendiri

tapi gadis itu hanya terdiam menatap tangan nya yang penuh dengan luka goresan

"jawab gue aluna" fika mulai memegang bahu aluna namun gadis itu tetap tak ingin menjawab

"kaila" setelah sekian lama akhirnya aluna membuka suara

"tolong obatin gue, gue sakit kai. disini sakit sekali" ia menunjuk hati nya dengan jari telunjuk yang terdapat tatto bintang kecil disana

"kaila gue mohon, disini sakit banget gue ga kuat kai" gadis itu terduduk dan memegang tangan kaila

"gue ga bisa sembuhin hati lo lun, gue cuma bisa sembuhin luka yang terlihat" kaila mencoba melepaskan genggaman tangan aluna

setelah itu bayangan hitam mulai menutup seluruh layar dann

"LO MAU SAMPE KAPAN NGELAMUN" suara kaila langsung menusuk inti dari pusat pendengarannya

"santai anjing kai, gue lagi pusing"

"udah ah buru siap siap ini udah jam 11, kita berangkat jam 1 pas" kaila beranjak pergi meninggalkan gadis itu sendiri dikamar

"mimpi sialan, gue jadi ga fokus ngapa ngapain, ngebayangin mimpi sialan itu terus" gumam gadis itu

"na? lo belum siap siap?"

"belum, gue pusing"

"siap siap dulu anjir, ntar minta obat sama ka yuna"

"iya iya, bawel lo na"

"buruan anjir, gue tunggu dibawah ya na"

nahloh ada dua na tuh, na yang mana nih yang ngelamun? aluNA atau hanNA ya? kacaw😜

-

tbc<3

who's survive?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang