10|| Lembar kenangan

25 9 0
                                    

"Matanya semenarik candra dan tara, yang memunculkan kata asa kemudian lara. Tidak perlu tau lara apa yang di berikan olehnya, tapi itu membuat ku trauma dengan kata 𝗰𝗶𝗻𝘁𝗮."

—Zoraya William sanjaya

𝗛𝗮𝗽𝗽𝘆 𝗿𝗲𝗮𝗱𝗶𝗻𝗴

Zora keluar dari alfamart dengan langkah gontai. Matanya menatap jalan dengan tatapan kosong, pikirannya melayang dan kembali mengingat kejadian itu. Nafasnya tersendat-sendat mencari udara yang tak lagi manis. Seolah-olah dunia telah kehilangan warnanya.

Lekaki yang selama ini ia tunggu telah kembali, namun, tidak membawa kebahagiaan tapi membawa luka yang sangat dalam. Air mata itu berlomba-lomba menggores pipinya yang pucat pasi seperti porselen retak. Meninggalkan bekas luka yang tak akan pernah sembuh.

Aliran air mata itu bukan sungai kecil yang tenang, tapi arus deras yang penuh amarah dan kekecewaan. Menghanyutkan serpihan-serpihan dirinya yang telah hancur.

Melihat zora yang berdiri diam kepala itu menundukkan menatap ujung sepatu milik nya, bahunya itu bergetar terdengar suara isak tangis yang menyayat hati.

"Zora?" Panggil daisy,

Dengan cepat zora menghapus air matanya lalu mentap daisy dengan senyuman.

"Ayo, nanti Luna sama kiki marah-marah lagi, karena kita kelamaan" Ucap nya,yang langsung di angguki oleh daisy.

"Lama banget sih, sampe mau abis nih kue nya" Kesal kiki, melihat daisy dan zora yang baru saja sampai.

Berbeda dengan launa, ia terus memperhatikan zora yang menundukkan kepalanya. "Lo kenapa, zor? Sakit leher?"

Zora menggeleng, "enggak, gue enggakpapa" Ucapnya, sembari menahan isak tangis.

"Kenapa si zora, dai?" Tanya kiki,

Daisy menghelanafas berat, lalu mendekap zora dan mengelus lembut surai hitam zora. Lalu menceritakan semua kejadian saat di alfamart tadi.

"Apa?, dia bilang kalau zora masih pacarnya?" Tanya launa mencari kebenaran yang sesungguhnya. Yang langsung di angguki oleh daisy.

Terdengar isak tangis yang semangkin keras, "emang gue kurang apa, dai?"

"Enggak, zor, lo sempurna, cuma dylan aja yang kurang ajar" Kesal daisy, saat mengingat kejadian di alfamart.

"Bener kata lo, Dai, seharusnya gue 𝘮𝘰𝘷𝘦 𝘰𝘯 aja, tapi gue selalu bilang kalau dia bakalan balik lagi sama gue" Lirih nya, masih di dalam pelukan daisy.

"Zora.. " Lirih launa,

"Gapapa, lo nangis sepuas lo aja, kita ada di sini buat lo, zor" Ucap daisy, yang langsung membuat zora merasakan sesak yang bersarang di dadanya.

♛┈⛧┈┈•༶༶•┈┈⛧┈♛

Zora mulai terlihat tenang, dengan lembut melepas diri dari pelukan daisy. Wajahnya masih terlihat sendu, dengan lelehan air mata di pipinya.

"Lega?" Tanya daisy dengan lembut,

Zora menganguk pelan, meski masih tertunduk. Dalam keramaian taman, daisy melanjutkan, "gimana rasanya? Sakit kan di tinggal cowo selama tiga tahun tanpa kejelasan? Balik-balik bawa yang baru, sakit kan?"

Love comes slowly [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang