25. TOPI

222 11 7
                                    

HAI SEMUANYA! SELAMAT MEMBACA DAN SEMOGA SUKA, AAMIIN!

TETAP KAWAL CERITA INI SAMPAI AKHIR❤️❤️

PLEASE DON'T SILENT READERS YA PREEN. KARENA VOTE DAN COMMENT KALIAN TUH JADI PENYEMANGAT BUAT AKU NULIS. AYO RAMAIKAN SETIAP PARTNYA DENGAN COMMENT KALIAN❤️

••••

25. TOPI

Pukul 10 malam, Alaska baru tiba di rumahnya setelah mengantarkan Starla pulang. Dia berjalan masuk ke rumahnya sembari mengirimkan pesan pada Starla.

|Alaska|
Aku udah sampai di rumah❤️

|Starla|
Langsung istirahat, jangan begadang. Besok hari senin nggak boleh telat. Nanti di hukum sama Pak Kumis

|Alaska|
Siap sayangku❤️

|Starla|
Apa sih kok tiba-tiba sayang?

Alaska tersenyum membayangkan wajah malu-malu Starla. Alaska tahu saat ini kekasihnya itu pasti sedang salah tingkah karena panggilan 'sayang' yang mendadak itu.

"Baru pulang?"

Alaska menoleh ke kiri, melihat Kartika yang memakai piyama berjalan mendekatinya. Kening Alaska berkerut bingung. Setahu Alaska, Mamanya itu masih di Yogyakarta dan akan pulang lusa. Tapi sekarang Kartika sudah di rumah.

"Mama sudah pulang?" Alaska menyalim tangan Kartika. "Bukannya Mama pulang lusa, ya?"

Kartika menghela napas. "Mama pulang cepat salah, pulang lambat salah juga. Maunya gimana sih?"

"Bukan gitu. Yaa... tumben aja gitu. Biasanya Mama kan lebih mentingin pekerjaan daripada pulang ke rumah," ujar Alaska sekaligus menyindir Mamanya.

Kartika tidak lagi menjawab. Sindiran Alaska benar-benar telak padanya. "Kamu habis darimana?" Kartika mengalihkan pembicaraan.

"Habis dari luar."

"Ketemu pacar kamu?"

Alaska tersentak. Darimana Mamanya tahu? Alaska bahkan belum cerita tentang itu.

"Oma yang bilang ke Mama," ujar Kartika melihat wajah bingung Alaska. Saat dia pulang beberapa jam yang lalu, Oma Ayu bercerita kalau Alaska sudah punya pacar.

"Siapa namanya?" tanya Kartika seperti sedang menginterogasi anaknya sendiri.

"Starla, Ma."

Kartika mengangguk-angguk sembari bersedekap dada. "Baik anaknya?"

"Kalau nggak baik aku nggak akan pacarin dia, Ma."

"Benarkah? Siapa tahu saja... dia cuma baik di depan kamu?"

Kedua tangan Alaska refleks terkepal dengan kening berkerut. Dia tersinggung dengan perkataan Kartika barusan. "Mama ngeraguin aku?"

"Kamu itu masih remaja labil, Alaska. Mama cuma tidak mau kamu salah dalam memilih pasangan yang nanti akan berdampak negatif untuk diri kamu sendiri. Lebih baik kamu fokus saja sekolah dan tidak usah pacaran dulu."

ALASTARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang