08. KESIALAN YANG BERUNTUN

598 53 3
                                    

HAI SEMUANYA! SELAMAT MEMBACA DAN SEMOGA SUKA, AAMIIN!

TETAP KAWAL CERITA INI SAMPAI AKHIR❤️❤️

••••

08. KESIALAN YANG BERUNTUN

Starla mengusap peluh yang membasahi keningnya. Sungguh hari ini terasa sangat sial bagi Starla. Bagaimana tidak, tadi pagi Starla terlambat bangun sampai ditinggalkan lagi oleh bus yang melewati sekolahnya. Starla sempat naik angkot, namun di tengah jalan angkot yang dia naiki terjebak macet yang sangat panjang. Starla memutuskan berlari ke sekolah dengan jarak yang lumayan jauh dari tempat dia turun dari angkot. Beruntung Starla masih bisa masuk karena kebaikan hati Pak Supri—satpam SMA VICTORY—yang membiarkan murid-murid yang hampir terlambat masuk ke sekolah.

Tidak sampai di sana, Starla juga lupa membawa tugas yang diberikan Bu Wina—guru Kimia yang mengajar di kelasnya sehingga Starla di hukum berdiri di depan kelas sampai jam pelajaran beliau selesai. Padahal semalam Starla sampai begadang untuk mengerjakannya. Tapi karena bangun kesiangan, Starla buru-buru dan lupa memasukkan buku tugas dengan Bu Wina.

Kesialannya terus berlanjut. Saat pelajaran Matematika dengan Bu Berti—salah satu guru killer yang ditakuti murid-murid SMA VICTORY—Starla tanpa sengaja tertidur saat Bu Berti menjelaskan di depan kelas. Sungguh Starla tidak sengaja tertidur. Dia sangat mengantuk dan saat merebahkan kepala di meja kedua matanya perlahan terpejam. Alhasil Starla mendapatkan lemparan spidol dari Bu Berti dan dia di suruh berdiri di tengah lapangan, hormat pada bendera sampai pelajaran Bu Berti selesai.

Di sini lah Starla sekarang, berdiri di tengah-tengah lapangan dengan panas matahari siang ini yang sangat menyengat. Kulitnya sampai terasa terbakar saking panasnya.

"Sial banget sih gue hari ini," gumam Starla membodohi dirinya sendiri. Satu hari ini kesialan menimpanya secara beruntun.

"Nah, berdiri kalian di sana!"

Starla melirik Bu Liza yang tengah memarahi segerombolan siswa dan menyuruh mereka ke lapangan. "Hormat pada bendera sampai bel pergantian jam pelajaran!"

Starla langsung menundukkan pandangannya ketika menyadari bahwa ketujuh cowok yang kini sudah berdiri di dekatnya dengan posisi yang sama—yaitu hormat pada bendera—adalah Alaska dan teman-temannya.

Urutan berdiri mereka Starla, Alaska, Nakula, Sadewa, Cakra, Baron, Bara, dan Rafka. Tangan kiri Starla diam-diam meremas roknya. Rasanya sangat gugup ketika hanya dia sendiri cewek di antara mereka.

Starla tiba-tiba teringat dengan percakapannya dengan Alaska semalam melalui WhatsApp.

Lo khawatir sama gue?

Starla memejamkan mata sembari menggigit bibir bawahnya. Tiba-tiba saja jantungnya jadi berdegub tak karuan ketika mengingat hal yang bahkan biasa saja sebenarnya. Tapi entah kenapa Starla malah salah tingkah sendiri.

"Gue lihat tadi pagi lo telat."

"Hah?" Starla sontak mendongak dan menoleh pada Alaska yang barusan bicara. Dengan posisinya saat ini, Alaska melirik Starla kemudian menarik sudut bibirnya, tersenyum tipis.

"O-oh, i-iya," lirih Starla mengalihkan pandangannya. Starla lebih memilih menatap tanah.

"Kenapa lo di hukum?"

"Gue ketiduran di kelas Bu Berti."

"BUSET!" seru Sadewa membuat Starla terkejut. "Berani banget lo tidur di kelasnya Bu Berti, Star."

"Nggak sengaja kok. Soalnya gue ngantuk banget," ujar Starla.

"Emang nggak di kasih keringanan gitu? Lo, kan, salah satu murid kebanggaan sekolah," kata Baron sedikit maju ke depan untuk melihat Starla.

ALASTARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang