17. JADIAN

274 15 3
                                    

HAI SEMUANYA! SELAMAT MEMBACA DAN SEMOGA SUKA, AAMIIN!

TETAP KAWAL CERITA INI SAMPAI AKHIR❤️❤️

PLEASE DON'T SILENT READERS YA PREEN. KARENA VOTE DAN COMMENT KALIAN TUH JADI PENYEMANGAT BUAT AKU NULIS. AYO RAMAIKAN SETIAP PARTNYA DENGAN COMMENT KALIAN❤️

••••

17. JADIAN

Alaska berjalan keluar kamar mandi dengan seragam yang sudah melekat di tubuhnya. Namun tangannya masih bergerak mengeringkan rambut dengan handuk. Alaska duduk di kasur, mengambil ponselnya yang ternyata habis baterai.

"Pantes nggak berisik kayak biasanya."

Setiap pagi notif yang masuk ke ponsel Alaska akan sangat berisik karena ulah teman-temannya di grup Grixen. Bahkan Rafka dengan iseng meneleponnya setiap pagi untuk mengganggunya. Katanya sebagai alarm untuk Alaska supaya cepat bangun dan tidak terlambat ke sekolah.

Perhatian sih perhatian, tapi perhatian Rafka lebih baik dimusnahkan.

Setelah tersambung pada chargeran, ponselnya menyala lagi. Semua notif dari teman-temannya langsung masuk secara beruntun. Dari semua notif itu, Alaska hanya tertarik pada satu notif yang barusan masuk. Dia langsung membukanya dan membaca pesan WhatsApp yang Starla kirimkan semalam.

 Dia langsung membukanya dan membaca pesan WhatsApp yang Starla kirimkan semalam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kening Alaska berkerut tipis. Apa maksudnya? Jawaban apa yang ....

Kedua mata Alaska langsung melebar dan bangkit dari duduknya setelah mengingatnya. Tangannya langsung bergetar dengan tatapan tidak percaya membaca barisan kata yang Starla kirimkan itu.

"I-ini serius? Beneran? Bukan prank, kan? Bukan hoax?"

Tanpa pikir panjang Alaska langsung mendial nomor Starla. Tak butuh waktu lama panggilannya di angkat. Suara Starla langsung menyapa pendengaran Alaska dengan lembut.

"Starla, gue udah baca pesan lo yang semalam."

"Oh? Udah ya?"

"Lo serius, kan? Itu beneran, kan?"

"Iya, Alaska. Serius."

Alaska membekap mulutnya dengan tangan. Ingin berteriak rasanya namun tidak mungkin karena takut di omeli Oma dan Adiknya pagi-pagi.

"Lo di mana sekarang?"

"Gue baru keluar rumah mau jalan ke sekolah."

ALASTARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang